39. Dari Jauh
*****
Selucu itu, dulu tertawa bersama sekarang saling menjauh untuk menghilangkan rasa.
*****
Sudah seminggu sejak percakapan itu Zeline tidak bertemu lagi dengan Jazztin. Cowok itu benar-benar menjauh darinya.
Zeline menghembuskan napasnya kasar. "Apa yang lo bilang bisa gue percaya?" tanya Zeline pada Megan. Sekarang kedua cewek itu sedang duduk di kantin sekolah.
Megan mengangguk mantap. "Iya. Kemarin waktu Jazztin antar gue pulang lewat jalan pintas ada preman-preman yang halangin jalan kita. Untung aja Jazztin waktu itu bisa kalahin mereka. Kalo nggak, nggak tahu lagi deh nasib kita gimana. Oh ya di situ juga ada bokap lo juga Zel, dia marah saat tahu kalo ternyata Jazztin yang bawa lo pergi dari rumah."
"Kemarin waktu Jazztin antar gue pulang lewat jalan pintas ada preman-preman yang halangin jalan kita."
Fokus Zeline hanya pada kalimat itu. Jazztin mengantar Megan pulang? Ah, kesal sekali dirinya.
Aaaa Jazztin! Bisa-bisanya ya lo bikin hati gue terombang-ambing! jerit Zeline dalam hati. Raut wajahnya pun terlihat seperti menahan... Amarah mungkin?
"Zel! Zeline!"
"Eh iya," kaget Zeline. Gadis itu nampak gelagapan. "Bisa cerita ulang nggak? Gue nggak fokus tadi." Zeline menggaruk tengkuknya merasa kikuk saat Megan menatapnya seperti itu.
Megan mendengkus. "Nggak ada pengulangan. Pikirin aja apa yang lo dengar tadi," ucap Megan cuek.
Zeline menghembuskan napasnya.
Yang ia tangkap hanya Jazztin mengantarkan Megan, lalu di tengah perjalanan mereka dihadang oleh preman-preman yang diketahui adalah suruhan Pras. Wait, Pras? Apa motif pria itu menyewa preman itu untuk mengusik Jazztin?
"Karena Jazztin yang bawa lo pergi waktu itu. Paham nggak sih lo tuh? Kesel gue lama-lama," ucap Megan seakan mengerti pertanyaan yang ada di kepala Zeline.
Zeline cengengesan. "Iya-iya maaf deh."
"Oh iya Zel, Jazz-- Emphh!!"
Megan meronta-ronta saat Jazztin datang dan langsung membekap mulutnya.
"Apa Megan sayang? Mau bilang apa, hm?" tanya Jazztin dengan mata yang melotot.
Megan yang mengerti ke mana arah pembicaraan Jazztin langsung menggeleng cepat.
"Kalian kenapa?" tanya Zeline bingung plus dongkol.
"Nggak ada," jawab Jazztin santai.
"Oh gue tau lo pasti malu ya kalo gue bilang ke Zeline kalo lo tuh masih cinta sama Zeline, cuma lo menjauh itu agar lo bisa lihat Zeline bahagia sama yang lain kan? Ngenes banget Jazz kisah cinta lo," bisik Megan membuat Jazztin melotot.
Cowok itu menarik kepala Megan agar bersandar di dada bidangnya. "Apa sih sayang? Gue tampol juga ya lo kalo macem-macem," ujarnya dengan nada kesal yang kentara.
Sayang?
Ada hubungan apa Jazztin dengan Megan? Ah Zeline ingin tahu. Tapi ia gengsi ingin bertanya.
"Ikutin apa yang gue lakukan. Awas lo," desis Jazztin membuat Megan mengangguk walaupun terpaksa.
"Kenapa Zel? Lihatinnya gitu banget?" tanya Jazztin dengan nada mengejek.
Zeline melengos menghindari tatapan Jazztin. "Apanya? Orang gue diem doang dari tadi. Lo aja kali yang perhatiin gue terus," ucap Zeline berusaha menutupi wajahnya yang sudah merah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...