Z : Zeline, Jazztin dan Keano

930 130 29
                                    

29. Zeline, Jazztin dan Keano.

*****

"Sebenarnya ini rasa atau sebuah penyesalan?"

-Fahriel Zahraan Keano-

*****

"Jazztin!"

"Apa?"

Zeline mengigit bibir bawahnya, bahkan Jazztin juga menghindarinya. Ah siapa pun tolong katakan padanya mengapa semuanya bersikap aneh kali ini. "L-lo kenapa jahuin gue?" tanya Zeline kikuk.

Jazztin, cowok itu menaikkan satu alisnya. Mulutnya sibuk mengunyah permen karet. "Gue nggak akan pernah ngejauhin lo tanpa suatu alasan Zel, gue cuma ingin lo fokus sama satu tujuan. Jangan plin plan jadi cewek. Lo tunangan sama Arel lalu kenapa lo masih berusaha ngejar gue?" ujar Jazztin. "Kalo boleh gue jujur, jujur gue sayang sama lo. Lo cewek satu-satunya yang bikin gue jadi kayak gini. Jujur cuma lo cewek yang gue sentuh sedalam itu. Lo tahu? Gue ingin milikin lo seutuhnya, gue ingin ngelindungin dari siapapun yang nyakitin lo. Cuma satu, takdir belum menginginkan gue milikin lo. Gue bukan menjauh ataupun menghindar, gue brengsek, gue udah rusak lo. Gue cuma ingin pergi dari hidup lo untuk sementara. Dan gue juga ingin lo fokus pada satu hati dan tujuan aja. Bukannya gue nggak mau tanggung jawab, gue hanya menunggu waktu yang tepat."

Zeline mematung di tempat. Jazztin, cowok bule itu benar-benar pergi dari hadapannya. Sial, ia merasa ada yang hilang dari dirinya saat melihat Jazztin pergi. Entahlah.

"Zeline!"

Zeline menghembuskan napasnya berat. Suara menyebalkan itu adalah suara Bu Sukma, guru BK gembrot SMA Merpati. "Iya ibu Sukma tercintaku?" jawab Zeline dengan suara yang dibuat-buat dan sebelah matanya yang mengedip centil.

"Heh, yang waras kamu. Saya kira kamu sukanya sama Jazztin atau Keano malah suka sama saya. Ya sebenarnya tidak apa-apa sih, Sukma Lovers bertambah satu sekarang. Emang ya pesona saya itu sudah tidak bisa diragukan lagi," ucap Bu Sukma menyombongkan diri.

Ingin rasanya Zeline muntah sekarang. Namun gadis itu hanya tersenyum. Terpaksa. "Btw ibu Sukma yang kece dan badai ini kenapa memanggil daku?"

"Tolong bawakan tas dan buku ini ke kelas 12 IPS 5. Saya ada urusan sebentar, lagian kamu ini sudah bel dari tadi juga kenapa masih kelayapan di sini." Bu Sukma menceramahi Zeline.

"Iya Bu iya, saya permisi."

Zeline berjalan menuju kelas XII IPS 5. Tapi tunggu dulu ia baru ingat sesuatu. XII IPS 5. Sialan, itu kelas Jazztin. Huftt..

"Mana ada aku cuek!"

"Apalagi nggak mikirin kamu!"

"Asekkk lanjutkan Sam!"

"Begadang jangan begadang!"

"Wasekk man!"

Rame banget, batin Zeline.

Gadis itu masuk begitu saja. Tanpa permisi ataupun mengetuk pintu, Zeline meletakkan tas dan buku milik Bu Sukma.

"Piuwit! Cewek! Dicariin Abang Jazztin tercintah itu," goda salah satu anak laki-laki.

Zeline hanya diam. Matanya mengamati Jazztin yang sibuk sendiri. Ia tahu, cowok itu sadar akan kehadirannya, namun entahlah. Ia tak tahu harus bagaimana.

Gelang itu?

Zeline mendekati Samudera yang berjoget tidak jelas. Tangannya meraih tangan besar dan berotot milik Samudera. Benar, ini gelangnya. Lalu mengapa bisa sampai ditangan Samudera. "LO NYOLONG GELANG GUE YA?!" semprot Zeline membuat Samudera menoleh.

PLIN-PLAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang