Z : Dilema

888 120 23
                                    

31. Dilema

*****

"Bukan menyerah hanya lelah melawan waktu yang tak searah."

-Zeline Jazzalyn-

*****

Keano. Satu nama itu tiba-tiba melintas di otaknya. Hmm, mengingat Keano ia jadi ingat bagaimana keras kepalanya dulu. Bagaimana ia merengek ingin minta diantar pulang Keano, bagaimana ia dulunya sangat bersikeras untuk menjadikan Keano sebagai pacarnya, ah sial ia rindu hal itu.

Bruk!

"Aww." Zeline meringis kesakitan dengan tubuh yang sudah terpental di trotoar jalan. Matanya menatap sekeliling, cowok itu? Cowok itu menyelamatkannya?

"Lo nggak apa-apa?"

Oh ayolah, ini kali pertamanya masuk sekolah dan hal seperti ini terjadi padanya? Hmm, sial sekali.

"Nggak apa-apa mata lo! Lo lihat dong kalo jalan pake mata! Tuh mata jangan digunain buat lihat hp aja! Maman noh hp!"

Zeline meringis pelan mendengar bentakan dari cowok dihadapannya, matanya mengamati sekitar. Bahkan kakak kelasnya pun ikut menonton. Sungguh, ia malu.

"Lo denger nggak?! Budeg banget lo!"

Zeline melotot. Apa katanya? Budeg? Enak saja! Dia kali yang budeg! "Heh! Gue tuh nggak budeg ya! Kok lo nyolot sih! Kalo lo nggak niat bantuin ya nggak usah nolongin dong!"

Keano, cowok itu bernama Keano. Matanya melotot tajam menatap Zeline. Wajahnya ia dekatkan sampai Zeline diam tak berkutik. "Lo, cewek nggak tahu diri. Nyesel gue nolongin lo, seharusnya gue tinggalin aja biar lo ditabrak mobil terus modar!"

"L-lo bisa jauhan dikit nggak?"vtanya Zeline gugup.

Keano mencengkram dagu Zeline. "Denger baik-baik, kalo ditolongin itu makasih bukan marah-marah."

Keano melepaskan cengkeramannya pada dagu Zeline, sialan ia paling tidak suka hal ini terjadi. Shit, ia paling menghindari cewek seperti Zeline.

"WOI! NAMA LO SIAPA?! LO GANTENG! BOLEH KENALAN NGGAK?!"

Keano memejamkan matanya kala merasakan kepalanya yang pening mendengar teriakan Zeline. Cempreng!

"Kalo lo tau nama gue, apa yang bakal lo lakuin?"

Zeline diam, telunjuknya ia taruh di dagu seperti orang berpikir. "Emm kalo gue tau nama lo, gue bakal terus tanamkan nama lo dalam hati. Siapa tahu lo orang yang gue cari sebagai teman hidup gue."

Keano berdecak. Gadis itu sedang menggombal padanya? Cih! Bukan tipe Keano sama sekali.

"Murahan."

Zeline melotot. "Hah apa lo bilang?! Murahan?! Enak aja! Awas ya lo! Gue bakal kejar lo sampai dapet! Btw, makasih babang ganteng!"

Keano berjalan cepat. Telinganya berdengung sakit mendengarkan ocehan gadis itu.

Zeline tersenyum tipis. Sejak saat itu, dirinya berusaha keras untuk mengejar Keano.

"Hati lo cuma satu mustahil kalo lo berikan buat dua hati. Sekali lagi gue bilang, jangan plin plan jadi cewek. Gue tahu lo bingung tapi lebih baik lo pilih sekarang. Jadi yang ada di hati lo itu Keano atau siapa?"

Zeline menoleh. Kaget. Tentu saja. Sekarang perkataan Jazztin masuk ke dalam telinganya dan otaknya mencoba mencerna.

"Hati lo cuma satu mustahil kalo lo berikan buat dua hati."

PLIN-PLAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang