(22) Box Cantik

2.8K 188 7
                                    

Lelah juga rasanya tertidur pulas dalam waktu yang lama.

Hoamm

Aku mengucek asal kedua mataku dengan salah satu tangan yang tidak dipasangi oleh jarum infus. Mataku mengerjap-ngerjap mencari keberadaan si jam dinding. Oh,  ternyata sudah jam sebelas siang.
Hah?!? Sebelas siang?  Apakah aku tidak salah lihat? Apa jamnya rusak?  Tidak mungkin bila aku tertidur lebih dari dua belas jam lamanya. 

Aduh!  Apa kata Om Axel nantinya,  pasti tadi pagi ia sudah bolak-balik mengecek kondisiku dan aku masih enaknya tertidur. Ckckckckckckck,  memalukan.

Aku berpindah posisi untuk bangun dari ranjang yang terlalu nyaman ini,  dan beralih menatap meja di sampingku.  Seperti biasa, telah terdapat sarapan menu empat sehat lima sempurna, snack,  dan obat-obatan tentunya. 

Tetapi,  ada sebuah benda yang menarik perhatianku.

Box yang berwarna pink yang diikat dengan pita gold. Cantik sekal. Tapi itu untuk siapa?  Punya siapa? Tak mungkinlah itu punyaku.
Karena rasa penasaran,  aku mengambil box tersebut,  dan meletakkannya di pangkuanku.  Saat ingin memutar boxnya,  jariku merasakan seperti ada kertas yang menempel di salah satu dinding boxnya.  Apa ya?
Aku segera membalikkan box tersebut guna menemukan kertas yang tadi kusentuh. 
Kertas kecil seperti kartu ucapan yang memang sengaja ditempelkan oleh si pemberi barang, ohh tidak sepenuhnya tertutup kertas itu.  Setengah terbuka ternyata.

Baiklah, daripada penasaran terus-menerus lebih baik aku mengintip isi kartunya.  Dan tertulis

Reina cantik,  maaf ya aku tadi tidak membangunkanmu,  aku tahu kamu lelah. Terima pemberianku ini,  nanti kamu harus berjanji untuk memakainya ya hari ini. Harus sudah kamu pakai saat aku nanti masuk ruanganmu. Aku berharap kamu menyukainya. Cepat sembuh, sayang.

   With  Love
Axel


Ishhh! Semburat merah menghiasi pipiku yang sudah memerah seperti tomat hanya dengan membaca tulisan kecil yang diberikan Om Axel. 
Dia memang orang yang pandai membolak-balikkan hatiku,  membuatku merasa senang dan sekaligus dikasihi.  Aku tidak bisa menahan perasaanku padanya,  rasa sayangku terhadapnya sangatlah besar. 

Aku harap kamu menyukainya?
Tidak usah ditanyapun,  aku pasti sangat suka. Tidak peduli bentuk atau model apapun pemberiannya,  aku pasti akan menyukainya, Om. 

Oke,  karena ini memang khusus untuk diberikan kepadaku,  aku membuka pitanya terlebih dahulu, meletakkan pita di atas meja. Lalu,  kubuka tutup boxnya. Wow!
Isinya sebuah gaun cantik!

Gaun cantik yang berlengan bermotif shabby chicks, di bagian tengahnya juga terdapat pitanya. Dapat kutebak ini pasti dibuat oleh salah satu brand yang terkenal! Ya ampun,  indah sekali gaun ini.  Tanganku tergerak untuk mengambil gaunnya,  dan melihat secara keseluruhan. 
Panjangnya dapat kutaksir mencapai bagian bawah lututku,  dan ukurannya sangat pas bila melekat di tubuhku yang mungil ini.

What? Jadi,  dapat kusimpulkan Om Axel sudah paham akan ukuran pakaianku, jelaslah kan ia seorang dokter yang setiap hari merawatku. 

Ya Tuhan, rasanya senang sekali.  Gaun yang sangat cantik, bahkan aku tidak mampu untuk membelinya dengan sisa uang tabunganku. Sungguh,  aku sangat berterima kasih atas pemberian Om Axel. 

Aku berniat untuk menyenangkannya,  menghargai pemberiannya dengan memakai gaun untuk hari ini. Dengan rasa semangat, aku memencet bel yang berada di atas kepalaku, untuk memanggil suster agar aku bisa mandi sekarang. Aku tidak sabar untuk memakai gaun ini! 

Sampai besokpun aku tidak masalah jika harus terus memakai gaun ini,  aku nyaman apalagi bahannya sangat adem. Daripada,  aku dilanda bosan hanya dengan melihat pakaian rumah sakit yang berwarna biru yang melekat di tubuhku beberapa hari ini.  Jangan lupa, badanku juga sudah sangat lengket mengingat aku telah tertidur lama.  Seperti orang mati saja, aku tidur sampai tidak tahu kalau Om Axel tadi sudah memeriksaku.

Biarlah, aku tersenyum sendiri, habisnya aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum senang. 

Terima kasih Om Axel!  Ia pasti tahu, kalau aku bosan memakai pakaian rumah sakit.  Ia menciptakan warna baru dalam kehidupanku ini.

Tanpa menunggu lama,  suster sudah masuk dalam ruanganku dengan raut wajah yang tampak bingung.  Pasti,  ia heran dengan tindakan bodohku ini yang dari tadi senyum-senyum sendiri. 

"Dik,  kamu hari ini senang sekali ya? Kok dari tadi,  kamu senyum-senyum sendiri.  Hayoo.." Godanya yang langsung mengentikan senyumanku.

"Eh,  tidak kok sus.  Aku hanya senang saja,  sebentar lagi aku bisa pulang." Bohongku,  aku takut bila suster akan curiga terhadapku.

"Apa iya sih?  Hayo...  Ayo sekarang kita mandi ya,  ini sudah saya bawakan baju gan.."

Sebelum suster melanjutkan pernyatannya tentang baju gann,  baju ganti rumah sakit.  Aku segera menyelanya.

"Baik sus, tolong bantu aku ya.  Eh eh eh,  tidak usah pakai baju ganti rumah sakit sus.  Tadi,  ayahku membawakan baju ganti,  gaun sus. Nanti aku pakai gaun saja ya sus." Balasku dengan cepat tetapi sedikit terbata.

"Wah,  itu ya gaunnya. Cantik sekali,  jadi iri deh saya lihatnya. Kamu punya ayah yang perhatian dan mengerti selera anaknya. Ya sudah,  ayo kita mandi. Saya kunci pintunya dulu ya."

Hmmmm,  ayah yang perhatian dan mengerti selera anaknya? Mungkin,  dalam kamus Yandaku tidak terdapat kata perhatian untukku. Untuk anaknya sendiri,  hanya perhatian terhadap anak orang lain dan relasi bisnisnya.  Aku segera menutupi kebohonganku,  dengan mengganggukan, mengiyakan ucapan suster tadi.  Aku tidak mau suster berpikiran yang tidak-tidak bila mengetahui gaun itu adalah hadiah pemberian dari Om Axel.  Bisa mati aku,  nanti diriku akan menjadi topik perbincangan hangat di rumah sakit ini. Jangan lupakan akan Om Axel,  dokter yang terkenal akan kecerdasan otaknya dan sejuta pesonanya yang bisa menarik perhatian kaum hawa. 

Ckckckckckck,  mengapa aku kesal ya memikirkan banyak wanita yang pastinya menyukai Om Axel,  terlebih suster yang kebanyakan wanita di rumah sakit ini.  Suster lebih mengenal Om Axel,  dan intensitas pertemuannya setiap hari,  berbeda denganku yang hanya beberapa kali saja.  Bila tidak sakit,  aku juga tidak bertemu dengannya. 

Satu hal yang kusyukuri atas peristiwa sakitku ini adalah aku bisa mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. Aku merasa seperti gadis kesayangannya yang benar-benar diperhatikan, dijaga kuat-kuat oleh Om Axel.  Tidak ada cacian,  tidak ada bentakan,  yang ada hanyalah kelembutan penuh kasih sayang.  Aku beruntung Tuhan memberiku sakit, aku bisa istirahat sejenak,  memperbaiki pola makanku yang tidak pernah teratur,  tidur yang sekarang terlampau lebih dari kata nyenyak dan pulas,  serta terbebas dari pekerjaan rumah.  Aku seperti seorang puteri di sini,  apalagi aku ditempatkan di ruangan VIP.  Kalian tahu bukan,  bagaimana rasanya diperlakukan secara istimewa? 
Janganlah iri terhadapku,  teman-temanku pasti tidak tahu seberapa berat masalah yang telah kualami. 

Terpenting untuk sekarang adalah aku harus merubah penampilanku,  aku harus bangkit dari keterpurukan. Harus menampilkan wajah yang fresh dan cerita nantinya.  Sia-sia nanti gaun yang indah apabila tidak diiringi dengan penampilan yang segar. 
Aku harus sedikit berubah untuk hari ini.  Aku tidak ingin mengecewakan Om Axel. 

_____________________________________

Yeyyy,  seneng banget tuh Reina dapet gaun cantik dari om dokter ganteng😀

Jangan lupa vote yaaa man-teman tekan tanda bintang di bawah.  Karena dukungan kalian buat aku tambah semangat nulis. 

Sehatt terus yaaaa man-teman 😁

[END] Apa Salahku Bun? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang