"selly sama dakota di mana ya?" gumamku sendiri saat aku sudah sampai di lapangan football. aku bingung mencari mereka karena bleacher sudah penuh dengan penonton. tapi setelah aku melihat wanita berambut pirang dan gelap melambaikan tangannya padaku, aku tersenyum pada mereka dan menghampirinya.
"hei! sudah mengambil seragamnya?" tanya selly saat kita duduk. aku mengangguk dan duduk di sebelahnya. di tengah pembicaraan sorak penonton tiba tiba menggema. kami bertiga melihat ke arah lapangan dan ternyata tim football dari sekolah ini masuk ke lapangan. aku tau mereka tim kami karena terlihat dari baju yg mereka pakai terdapat gambar maskot sekolah ini yaitu kerbau merah. terdengar banyak siswi meneriaki nama 'justin' dan terlihat pemain dengan bernomorkan 6 melambaikan tangannya pada penonton. dakota dan selly sama seperti hal layaknya siswi lain, mereka juga meneriaki nama justin. oh boy. aku hanya memutarkan bola mataku dan melipat tanganku di bawah dada. jika memang kuperhatikan 'justin' dia memang menarik dengan rambut coklat ke emasannya. tapi menurutku, pria tertampan yg pernah kutemui hanya pria dewasa yg tadi berada di tata usaha. mengingat itu dengan sendirinya bibirku membentuk senyuman masih melihat 'justin'. mungkin karena justin belum memakai helmnya, aku bisa melihat matanya terarah padaku, tentu mata coklat kami beradu. aku melihatnya menganga padaku, tetapi lama lama senyuman miring muncul, dia juga menunjuk ke arahku masih tersenyum. aku melihatnya terkejut ketika setelah dia menunjukku, tangannya di bentuk menjadi sebuah hati ke dada kirinya. dia juga mengedipkan satu matanya sebelum memakai helm dan berlari ke posisi dia bermain. sorak sorai dan suara musik khas drumband masih terdengar, tetapi orang orang yg duduk dekat denganku termasuk dakota dan selly melihat ke arahku dgn tatan tidak percaya.
"apa?" tanyaku sambil mengedikkan bahu dan melihat semua mata yg sedang melihatku. tetapi setelah aku bertanya itu, mereka mengalihkan pandangannya pada lapangan lagi.
"kau lihat tadi? justin menunjuk ke arahmu!" ucap selly terlihat senang.
"terus kenapa?" tanyaku datar dan melihat selly dan dakota keheranan.
"itu tandanya dia suka padamu! wah enaknya! >.
saat pertandingan berlangsung aku hanya diam duduk sambil melipat tanganku di bawah dada. sedangkan penonton lain melihat pertandingan itu dengan histeris. menurutku biasa saja, tetapi kenapa mereka melihatnya seperti itu? justru menurutku sangat membosankan. kenapa tadi aku tidak menolaknya saat dakota menyuruhku untuk datang kesini? aku lebih memilih diam di kamar sambil membaca buku dari pada duduk melihat pertandingan yg menurutku biasa saja. babak pertama sudah usai yg di menangkan oleh tim sekolah ini. para pemain berjalan ke pinggir lapangan untuk rehat sebentar. aku melihat si pemain nomor 6 terus saja menatapku, sampai sampai duduknya menghadap ke arah penonton. seperti biasa para siswi teriak histeris saat melihatnya. tapi justin terus melihatku dengan senyuman miringnya. dia kenapa sih? memangnya di wajahku ada yg aneh ya? oh mungkin saja karena rambutku? hah sudahlah tidak peduli. sudah beberapa menit peluit di bunyikan tanda babak kedua akan di mulai. para pemain memakai helm dan kembali berlari ke tengah lapangan. lagi lagi justin mengedipkan matanya padaku dari kejauhan. lama lama aku risih melihatnya jika dia terus begitu. aku hanya bisa memutarkan bola mataku dan mendesah.
akhirnya pertandingan yg menurutku lamanya seabad usai juga. seperti babak pertama, pertandingan di menangkan oleh sekolah kami. menurutku itu berkat justin, dia banyak sekali mencetak angka. justin, tidak buruk juga. pikirku. lalu aku, selly dan dakota berdiri meninggalkan bleacher dan berjalan keluar daerah lapangan football ini. kukira kita akan kembali ke asrama, tetapi aku salah. selly dan dakota menarikku ke gedung gym dekat lapangan.
"kenapa kita kesini?" tanyaku kebingungan saat mereka berdua menarik kedua tanganku.
"kita adakan pesta di gym, ini sudah jadi tradisi sekolah jika memenangkan suatu pertandingan" jawab dakota tersenyum ke arahku.
"e-eh kalian saja yg ikut, aku mau kembali ke asrama" aku menolak dan berusaha bebas dari genggaman mereka.
"jangan lah .. kita bersenang senang dulu di sini. kamu kan anak baru, nah siapa tau ada yg ingin berkenalan denganmu ataupun kamu mau berkenalan dengan pria tampan di sini" ucap selly dan menggenggam erat tanganku.
"iya, pasti di dalam ada avan tuh, kalau kamu lihat senior kita yg satu itu, uh pasti pandanganmu tidak akan kamu alihkan deh. tapi pastinya liz pacarnya juga ada di situ sih, tapi biarkan saja. ayo" tambah dakota.
"maaf, aku tidak suka pria yg sudah punya pacar. jadi tolong biarkan aku pergi ya? jangan sampai aku memaksa kalian melepas tanganku" jawabku memperingatkan mereka. mereka berdua mendesah dan melepas kedua tanganku menyerah.
"baiklah, tapi lain kali kamu harus ikut pesta ya!" kecam dakota. aku hanya mengangguk dan pergi meninggalkan mereka. aku punya alasan sendiri tidak mau pergi ke pesta perayaan itu. karena aku tau di sana pasti ada justin. aku tidak mau melihatnya mengedipkan matanya lagi padaku, sangat risih. dan juga aku tidak menyukai pesta.
baru saja aku berjalan sampai dekat air mancur, jalanku terhenti ketika melihat pria dewasa yg tadi aku lihat di tata usaha. pria itu sedang duduk di pinggiran air mancur melipat kakinya dan melihat jam yg terpasang di pergelangan tangannya. mungkin dia sedang menunggu seseorang. ingin sekali ku hampiri dia dan berbincang berdua dengan latar belakang air mancur yg menyegarkan. ana! fokus! kamu harus berjalan melewatinya! siapa tahu dia sedang menunggu kekasihnya.
aku menggeleng keras dan mencoba berjalan melewatinya.
"hei! kau ariana yg tadi ke ruang tata usaha kan?"
baru saja aku melewatinya, tidak di duga aku di panggil oleh pria itu. sontak aku berhenti berjalan. sebelum aku melihatnya, aku atur nafasku karena tiba tiba nafasku tidak beraturan. pelan pelan setelah ku atur nafasku, aku berbalik arah melihatnya sambil tersenyum gugup. oh tuhan, tidak pernah ada pria yg membuatku seperti ini sebelumnya.
"i-iya, saya ariana. ada apa?" tanyaku gugup. saking gugupnya tanganku sampai berkeringat.
"kenapa tidak ke pesta perayaan?" tanyanya sambil tersenyum. oh tuhan senyumannya sungguh membuat lututku lemas. "oh ya, sini" ajaknya sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. setelah melihat itu dengan cepat aku duduk di sebelahnya. pria itu pun sedikit tertawa melihat kecepatanku tadi. uh! ana! kamu mempermalukan dirimu sendiri >.
"kenapa tidak datang ke pesta?" tanyanya lagi sedikit tertawa.
"saya tidak suka pesta" jawabku gugup. aduh! kenapa aku harus jujur? bagaimana jika dia menganggapku aneh? aduh!
"oh? baru pertama kalinya aku mendengar seorang wanita sepertimu tidak menyukai pesta. padahal rambutmu menunjukan...." belum selesai berbicara sudah kupotong dengan gumamanku.
"mmh ya menunjukan bahwa aku ini wanita yg suka berpesta ria kan? haha padahal tidak ko" kataku sambil memegang rambut merahku.
"kenapa kamu cat warna merah? kenapa tidak warna biru? kan lucu tuh haha maaf bercanda" candanya masih tertawa. aku tertawa mengikuti iramanya.
"tidak apa, jujur aku juga tidak tahu kenapa mengecat warna merah. menurutku sih mungkin akan cocok saja, begitu" jawabku dan tersenyum ke arahnya.
"warnanya sangat cocok dengan wajahmu kok, cantik" katanya setuju sambil memegang rambutku dengan senyuman malaikatnya. oh tuhan! dia mengataiku cantik! mimpi apa aku semalam? makin tertarik saja aku pada pria ini.
astaga! aku masih tidak percaya, pria tampan yg sedang duduk di sebelahku mengataiku cantik. ku tundukan kepalaku untuk menyembunyikan pipiku yg sudah sewarna dengan rambutku. aku berterima kasih dan dia hanya tertawa sambil mengangguk.
"mmh, dari tadi berdua pasti kamu bingung ya siapa namaku?" tanyanya tersenyum ke arahku.
"iya, saya bingung mau memanggilmu apa" jawabku tertawa kecil menahan malu.
"nicholas, nicholas d'agosto. kau boleh memanggilku nick :)" jawabnya mengulurkan tangan seperti baru berkenalan. ku jabat tangannya lalu melepasnya. setelah aku tahu namanya, kami hanya berbincang sambil tertawa. dia juga mengajakku untuk berkeliling di sekolah, katanya agar aku tau bagaimana keadaan sekolahnya. tadinya aku sempat menolak ajakannya karena kukira nick duduk di pinggiran air mancur itu sedang menunggu seseorang. tapi dia hanya berkata begini
"sudahlah, dia telat 1 jam jadi biarkan saja, ayo" katanya santai. setelah itu aku pun menerima ajakannya.
--------
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...