Satu minggu kemudian.
Ariana terbaring di atas kasur kamarnya. Matanya menerawang kosong pada langit-langit kamar yang sudah di taburi lampu-lampu tiruan bintang yang menyala. Wajahnya pucat. Ia sudah tidak makan ataupun bicara setelah malam natal itu dan hari dimana ibunya memberi tahu semuanya. Kini rasa sesak dan perih di dadanya sudah pudar. Ia lelah. Lelah dengan kenyataan yang baru saja di ketahuinya tempo hari. Ia selalu berpikir, kenapa setiap Ariana baru merasakan kebahagiaan yang di impikannya selalu berakhir naas. Dari ia berumur 12 tahun, sudah merasakan pahitnya kehilangan seorang ayah saat ia dan kedua orang tuanya sedang berlibur bermain jet ski di Rusia. Dan sekarang, setelah ia sudah jatuh cinta terlalu dalam pada Justin, ia harus menerima kenyataan, bahwa pria itulah yang memulai semua kepedihan Ariana dari awal. Yang menghancurkan kebahagiaan keluarga kecilnya yang bahagia.
Masih terdiam, air matanya kembali merebak keluar. Kembali merasakan sesak dan pedih yang terasa nyeri di dadanya.
~flashback 4 years ago~
seorang pria yang sedang membawa tas ransel besar dan peralatan jet ski, sedang bersiap-siap menunggu gondola bagiannya datang. Saat itu jalanan sepi. Senyuman pria itu tiada hentinya mengembang karena hatinya sudah tak sabar lagi untuk bertemu istri dan anaknya di puncak gunung. Ia sengaja membiarkan kedua orang yang di cintainya menaiki gondola duluan, karena ia mau memberi sebuah kejutan kecil untuk buah hatinya yang kini sudah berumur 12 tahun. Ariana Douglas. Buah hati hasil kasihnya dengan Lucy Douglas, telah memenangkan debat antar sekolah di Florida. Dan itulah alasan mengapa pria berparas tampan itu mau memberikan kejutan kecil di puncak gunung.
Gondola datang. Sambil merapatkan jaket tebal yang sedang di kenakannya, ia mulai berjalan menghampiri gondola itu. Tetapi baru saja mau menaikinya, ia merasakan sebuah tarikan pada jaket tebalnya. Ia menoleh ke belakang dan melihat seorang anak laki-laki berambut emas sedang menatapnya sedih.
Karena hatinya merasa tersentuh, ia pun berjongkok -membelakangi gondola dan jurang yang curam- menghadap anak laki-laki itu sambil tersenyum. "kau kenapa?"
tapi bukannya ia menjawab, Justru anak laki-laki itu menangis.
Bingung. Pria dewasa itu mengerutkan dahinya dan mencoba menenangkan anak laki-laki itu dengan memeluknya. Tetapi matanya langsung terbelalak ketika suatu yang tajam, menusuk perutnya menembus jaketnya yang tebal. Perlahan ia melepas pelukannya, menatap perutnya yang sakit dan ia melihat sebuah pisau dapur yang sedang di pegang anak laki-laki itu, menusuk tepat di tengah perutnya. Ia juga menatap wajah anak laki-laki itu yang sedang tersenyum sinis padanya. Siapa anak ini? Dan kenapa anak ini menusukku? Pikir Martin Douglas -pria dewasa yang di tusuk- berulang kali di benaknya.
Senyuman anak laki-laki itu bertambah lebar ketika ia menggerak-gerakan pisaunya di perut Martin, membuat Martin mengerang kesakitan. "k-kau si-siapa?" tanya Martin di tengah kesakitannya.
Anak laki-laki itu menarik paksa pisau dapurnya dan memegang satu bahu Martin menahannya untuk tidak terjatuh. "aku Justin. Justin Bieber" jawab Justin masih tersenyum.
Bieber?
"Justin! Dorong dia sebelum darahnya mengalir terlalu banyak!" terdengar suara rendah pria di belakang Martin yang memerintah Justin. Tetapi sebelum Martin melihat siapa pria itu, tubuhnya sudah terhuyung jatuh menggelinding pada tumpukan salju yang terjal di belakangnya. Dan samar, ia melihat anak laki-laki itu melambaikan tangan padanya sambil tersenyum dan memamerkan rentetan gigi susunya yang rapih. Dan tepat di sebelahnya, seorang pria dewasa berbadan kekar dan bertato, sedang tersenyum sinis melihat Martin menggelinding ke bawah. Tetapi yang membuat pria kekar itu bertambah puas, saat melihat tubuh Martin yang berhenti seketika -tidak bergerak sedikitpun- karena tertusuk batu tajam yang menjorok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
Fiksi PenggemarSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...