Cody POV
cukup. Aku tidak mau melihat ada korban berjatuhan lagi. Terutama Ariana.
Aku tahu siapa dalang dari semua kegaduhan ini.
Victoria dan Elizabeth. Dasar jalang.
Walaupun dulu-sebelum mengenal Ariana-aku memang sering membully siswa atau siswi yang ku anggap aneh, tapi tidak sampai melampaui batas seperti kedua jalang itu. Ini tindak kriminal yang harus di tangani langsung oleh pihak berwajib. Dan sialnya, kenapa kedua sahabatku ikut terlibat dari semua ini?
Ku benamkan kedua tanganku pada saku jaket ketika aku sedang berjalan menuju gedung utama untuk bertemu dengan kepala sekolah. Semua siswa siswi yang sedang berjalan, seketika saja berhenti dan menatapku dengan tatapan tidak percaya.
Wajahnya terlihat ketakutan saat melihatku, mmh atau lebih tepatnya pada Opsir-Opsir berseragam rapih yang berjalan di belakangku.
Ada sebagian dari mereka yang berbisik-bisik. Aku tahu apa yang mereka pikirkan, tapi aku tidak perduli karena opsir-opsir ini bukan untuk menangkapku.
"Mrs. Heatrow, saya dan opsir-opsir di belakang saya, ingin bertemu dengan kepala sekolah" ucapku setelah kami sampai di dalam dan berhadapan dengan Mrs. Heatrow yang sedang terduduk di belakang bupet.
Ia terlihat shock ketika melihat opsir-opsir yang berdiri di belakangku. Tapi akhirnya ia berdeham dan membetulkan kacamatanya yang melorot.
Sambil berdiri, ia berjalan ke depan pintu besar ruang kerja kepala sekolah dan mengetuknya. Setelah terdengar jawaban dari dalam kepalanya berputar ke arah kami dengan senyuman yang di paksakan. "tentu, tentu saja. Silahkan" lalu ia membukakan pintunya untuk kami.
"hai lagi Cody, kali ini kau... Oh?" sahut kepala sekolah terlihat tenang, tetapi air mukanya berubah bingung ketika matanya berhadapan dengan opsir-opsir yang ada di belakangku. Seketika saja ia berdiri dan menjabat tangan kedua opsir itu. "apa dia berbuat sesuatu?"
aku mendengus kecil sambil tersenyum ke arahnya. "tidak sir, walaupun saya anak yang bengal tetapi tidak sampai bertindak kriminal"
kening kepala sekolah berkerut kebingungan. "jadi kenapa bapak opsir-opsir ini bisa bersamamu di sini?"
aku diam sejenak lalu menghela nafas dan mengeluarkannya perlahan. Ku tatap mata kepala sekolah dengan serius, sebelum semuanya ku ceritakan. "jadi begini....."
----
Author POV
Putih. Semuanya berwarna putih.
Pikir gadis berambut merah yang sedang terbaring di atas kasur rumah sakit.
Ia mengerjap-kerjapkan matanya berulang kali dan hanya melihat langit-langit kamar rumah sakit.
Dimana ini? Kenapa aku bisa disini? Apa yang terjadi?
Pikir gadis itu kebingungan saat kepalanya terus bergerak melihat seluruh ruangan itu.
Ah, aku ingat. Aku di pukul oleh 2 orang yang mengikutiku di gang. Tapi kenapa aku bisa di sini?
Pikir gadis itu sambil mencoba untuk duduk, tetapi seketika saja ia merasakan denyutan kecil di kepalanya, membuatnya kembali terbaring sambil memegang kepalanya yang kesakitan.
"jangan pegang kepalamu dulu. Kepalamu terluka"
terdengar suara lembut wanita yang sangat Ariana kenal. Dan benar saja, ternyata wanita yang bicara tadi adalah sahabatnya, Selena. Perlahan lahan ia berjalan memasuki ruangan itu dengan senyuman iba mengembang pada bibirnya yang penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...