Lima bulan kemudian.
Musim panas sudah tiba. Musim liburan pun sudah berakhir. Dan malam ini, pesta perpisahan anak kelas senior akan di gelar di ruang gimnasium daerah atletik.
Seperti biasa, Ariana Grande sedang membaca buku pelajaran yang ia pinjam dari perpustakaan di atas bleacher lapangan football. Suara peluit dan teriakan team Bullhorn -team football Bullworth Academy- yang terus terdengar, tidak menjadi alasan Ariana untuk meninggalkan bleacher karena kebisingannya. Ia sudah biasa. Biasa dengan suara-suara itu.
"Ariana!" terdengar panggilan seseorang dari lapangan. Ariana pun mendongak dan melihat Justin sedang melambaikan tangannya dari bawah bleacher. Berjalan mendekati Ariana yang sedang terduduk di atas. Sesampainya di atas, Justin terduduk di samping Ariana. "malam ini ada prom. Kau mau pergi?" tanya Justin menaik naikan alis tebalnya.
Melihat itu Ariana tertawa sambil mengerang. "aku yakin kau tahu apa jawabanku"
"hahaha tentu saja, tentu saja. Oh ya, bagaimana? Kau sudah menghubungi Joe?" tanya Justin berubah serius.
Ariana menyipitkan matanya pada Justin, lalu mendesah dan menutup bukunya. "tidak. Belum. Aku masih belum yakin, Justin. Kurasa perasaanku bukan.."
"demi tuhan aku sudah bosan mendengarnya" sela Justin cepat. Ia juga mendesah keras dan memutar bola matanya. "kenapa kau masih saja belum yakin? Itu... Cinta, Ana. Aku tahu karena aku juga... Pernah merasakannya" Justin menggenggam tangan Ariana yang terasa bergetar dan dingin. "kau terus memikirkannya. Memimpikannya. Dan terus membayangkannya. Itu juga yang pernah kurasakan saat... Bersamamu. Dan rasa yang sedang kau rasakan ini.. Cinta. Kau mencintainya, Ariana. Kau mencintai Joe" tambah Justin. Justin menggigit bibirnya, menahan sakit yang ia rasakan di dadanya setiap ia terus meyakini Ariana akan perasaannya.
~flashback~
matahari terik di musim yang dingin ini. Tidak seluruhnya siswa siswi Bullworth Academy hilir mudik di dalam bangunan ini. Dengan langkah santai, Ariana berjalan menelusuri jalanan batu yang sudah cukup lama tidak ia tinjaki. Manik matanya terus menatap sekeliling dengan berkilat-kilat. Menatap tumpukan salju yang sudah menutupi seluruh bangunan disini membuat seluruhnya seperti bangunan yang sengaja di cat putih. Lalu tiba-tiba tubuh Ariana tersentak ketika seseorang memeluk bahunya dari samping. Ariana menoleh dan memutarkan bola matanya sambil tertawa ketika melihat siapa orangnya.
"Justin! Kau mengagetkanku" katanya sambil menyenggol pinggangnya dengan sikut.
Justin tertawa dan menyeret tubuh Ariana mendekati bangku yang ada di dekatnya. Saat Ariana membuka mulutnya mau bertanya, Justin sudah mendahuluinya. "aku mau bicara" gumamnya sambil tersenyum. Ariana membalas senyumannya dan mengangkat bahunya. Menurut.
"Ariana" mulai Justin saat mereka sudah terduduk. Gerakannya terlihat canggung saat menatap mata hazel Ariana. "mmh.. Bagaimana liburanmu? Natalmu dan tahun barumu di italy?"
Ariana tertunduk sambil mendesah. "natal dan tahun baruku... Benar-benar buruk. Kau yang mengacaukannya, Justin" Ariana mendongak menatap Justin. Mata yang di tunjukan Ariana tentu saja tatapan kecewanya. Dan itu berhasil membuat jantung Justin berhenti sejenak. Rasanya sesak.
Justin mengerjapkan matanya berulang kali lalu meraih kedua tangan Ariana yang saling mengait di atas pangkuannya. "Ana, aku benar-benar minta maaf" Justin mempererat pegangannya. "aku sangat menyesal. Tapi... Aku akan terima jika kau... Mem-membenciku. Itu tidak menjadi masalah untukku. Karena aku pantas di benci olehmu"
Ariana mendesah sambil menggeleng. "kupikir juga aku membencimu. Tapi aku tetap tidak bisa. Hmm.. Lagi pula Joe sudah membuat perasaanku senang. Walaupun hanya dua minggu, tetapi tetap ia membuat perasaanku lebih baik" tambahnya sambil tersenyum. "oh ya, bagaimana dengan natalmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...