part 24

9.3K 310 0
                                    

ku perhatikan sir nick yg sedang bicara di depan kelas. aku melihat ada yg berbeda di matanya.

dia terlihat lebih bahagia. ah, mungkin saja lamarannya di terima oleh miss tisdale, jadi dia bahagia. bukankah begitu? -,-

setelah bel berbunyi, kulihat sir nick tidak seperti biasanya diam di bangkunya. setelai aku membereskan peralatan tulisku ke dalam tas, aku mendekatinya yg sedang duduk di meja.

"sir?" panggilku, membuat kepalanya mendongak ke arahku. saat dia melihatku, senyumannya yg menawan, muncul. dan seperti biasa, aku langsung gugup walaupun pria ini telah membuatku sakit hati.

"ana, ada apa?" tanyanya berhenti menulis dan melipat tangannya melihat ke arahku.

"mmh, bagaimana dengan lamarannya? apa di terima?" kataku langsung pada intinya. seketika senyumannya langsung menipis dan mengalihkan pandangannya dariku.

"belum, dia meminta jangka waktu 1 minggu. tapi cincinnya memang sudah di ambil, hanya saja belum di pakai" jawabnya mendesah dan menyandar pada kursinya.

"1 minggu?! lama sekali ! kenapa tidak minta jangka waktu 3 hari saja?" aku menyarankan.

"dia bilang, selama seminggu ini dia akan menilaiku. apa benar aku ini sebagai jodohnya yg tepat atau bukan. jadi hitung-hitung pendekatan" jawabnya masih menyunggingkan senyuman tipisnya.

aku hanya mengangguk. sir nick menceritakan semua nya saat mereka pergi ke taman pada malam lamaran itu.

pertama sih terdengar menyenangkan dan asik, tapi setelah sir nick melamarnya, suasananya berubah muram.

kasihan sir nick, cintanya masih jadi angan-angan.

jika dia melamarku, pasti aku terima langsung, tidak akan meminta jangka waktu selama itu. bisa-bisa dia gila -,-



---------

pelajaran ke dua, yaitu english. seperti minggu kemarin aku duduk bersebelahan dengan dylan.

tapi ada bedanya saat justin masuk. jika minggu kemarin dia mengedipkan matanya, tapi kali ini dia menatapku dengan tajam dan menyunggingkan senyuman licik padaku.

"kenapa dia?" bisik dylan sambil melirik ke arah justin. aku hanya memutarkan kedua bola mataku.

"tidak tahu, gila mungkin. tidak ada yg perlu di senyumkan, tapi malah tersenyum. aneh" gerutuku pada dylan.

"aku mendengarnya" kata justin sambil tertawa dengan temannya.

dylan terlihat ketakutan dari wajahnya, tapi aku hanya memutarkan kedua bola mata dan menghiraukannya.



-------

"mana cole?" tanyaku saat baru saja duduk di kursi kantin dan bergabung dengan yg lain.

"dia sedang berjalan ke sini. tumben kau mencarinya. ada apa?" tanya luke penasaran. aku hanya tersenyum sambil menggeleng.

"nanti juga kalian tahu" jawabku dan memakan sepotong piza yg tadi aku ambil dari counter.

sudah beberapa menit, akhirnya cole datang juga ke kantin, dia berjalan dengan devon saling berbincang.

aku yg sudah tidak sabar ingin menanyakannya hanya bisa memainkan kaki dan menggigit sedotan bekas jusku yg sudah habis.

kenapa mereka berjalan seperti siput sih?! jadi kesal sendiri !! huh !!

"hei guys !" sapa cole sambil duduk. baru saja cole duduk, semua mata yg ada di meja ini langsung tertuju padaku. aku yg dari tadi mencoba santai dengan mengacak-acak rambut dan bersandar, langsung menatap tajam pada cole.

Bullworth Academy (justin bieber Love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang