part 58

7K 174 4
                                    

"hujannya deras, Joe" gumam Ariana saat ia dan Joe sedang berdiri di depan pintu rumah. Berdiri menatap hujan yang turun begitu derasnya, sampai-sampai mantel tebal yang sedang di kenakan keduanya tidak mempan akan udara dingin yang menusuk.

Joe mendesah dan menatap Ariana yang terus menatap hujan. "tenang saja, tempat yang akan kita tuju, ruangan tertutup kok"

Ariana membalas tatapan Joe sambil memiringkan kepalanya seperti anjing kebingungan. "oh ya? Kemana?"

"nanti juga kau tahu" katanya sambil terus tersenyum misterius khasnya. Kening Ariana berkerut kebingungan saat ia terus melihat gerak gerik Joe yang sedang membuka payung besar berwarna warni.

Setelah terbuka, ia mengangkatnya. Ia juga melihat Ariana dengan kedua sudut bibir yang terangkat. "kau siap kan?" tanya Joe masih menatap Ariana. Ariana mengerjapkan matanya dua kali lalu mengangguk dan lebih mendekat pada tubuh Joe untuk masuk ke dalam lindungan payung dari derasnya hujan. Joe memeluk tubuh Ariana merapat ke tubuhnya, saat percikan air hujan terus mengenai tubuhnya. Joe juga langsung membuka pintu mobil bagian penumpang dan Ariana pun langsung memasukinya. Joe berjalan mengelilingi kap mobil, dan ia pun memasuki pintu supir. Di dalam setelah keduanya memakai sabuk pengaman, Joe menatap Ariana lagi dengan senyumannya. "mudah mudahan kau suka dengan tempat yang akan kita tuju" mendengar ucapan Joe, Ariana hanya bisa tersenyum dan mengangkat bahunya.



----

mata Ariana melebar ketika ia melihat lapangan ice skating yang ada di hadapan matanya. Tempatnya kosong, tidak ada satupun orang yang bermain disana. Sebuah bola disko yang cukup besar tergantung di tengah-tengah lapangan. Berputar dan memancarkan sinar bola yang indah. Alunan musik lama, terdengar keseluruh ruangan -lapangan- ice skating ini. Dan terakhir, sebuah meja kecil yang di lengkapi dengan dua kursi, tersimpan di sudut lapangan. Pokoknya, gambarannya begitu romantis. Apa Joe tidak salah membawaku kesini? Pikir Ariana bingung.

Masih bingung dengan mata yang membulat lebar, Ariana menoleh ke arah Joe yang ada di sampingnya. "kau yakin ini tempat yang kita tuju?" tanya Ariana mengeluarkan isi pikirannya.

Kening Joe berkerut kebingungan dengan pertanyaan yang di lontarkan Ariana. "tentu saja yakin. Sangat yakin" sejenak ia mengambil secarik kertas dari dalam sakunya sambil membaca tulisannya. Lalu matanya kembali teralihkan pada Ariana yang masih menatapnya. "iya, tidak salah lagi. Memangnya kenapa?"

Ariana mengalihkan matanya dari Joe, dan menatap seluruh ruangan ini. "ini terlalu..." gumam Ariana. Terlalu romantis untuk kejutan seorang supir pada tuannya. Lanjut Ariana dalam hati. Lalu ia kembali menatap Joe yang masih menatap Ariana dengan kening berkerut. "kau menyewa tempat ini?"

yang tadinya ekspresi Joe kebingungan, berubah. Alisnya terangkat dan ia juga menjejalkan kedua tangannya ke dalam saku celana, sambil menatap Ariana. "mmh... Bukan. Aku tidak menyewanya. Mmh... Pemiliknya teman SMA ku dulu, jadi ya... Begitulah" ucap Joe sambil mengangkat bahunya.

Awalnya Ariana menatap Joe dengan tatapan curiga sambil mengerutkan bibirnya. Tapi akhirnya dia hanya mengangkat bahu dan kembali menatap lapangan ice skating.

Hampir saja. Desah Joe dalam hati.

Lalu ia menyenggol pinggul Ariana dengan pinggulnya. "kita mulai yuk? Aku ingin tahu seberapa bisa kau bermain ice skating" Joe meremehkan.

Ariana mendengus sambil tertawa kecil. "kau meremehkanku. Ayo mulai!"

perang ice skating pun di mulai. Dari masing-masing keduanya, terus menunjukan gerakan-gerakan tersulit yang bisa di perlihatkan. Suara berdebum tawa, keluar terus terdengar di dalam ruangan besar dan kosong ini.

Bullworth Academy (justin bieber Love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang