udara di dalam kamar hotel bernomor 1246 sudah terasa hangat karena penghangat ruangan yang menyeruak di setiap sudut. Di tambah oleh nafas berat dan suhu tubuh dari seorang gadis dan pria yang sedang berciuman di atas kasur berspray putih, membuat suhu kamar bertambah panas.
Walaupun di luar suhu lebih rendah dari nol derajat, tetapi kedua orang itu mengeluarkan buliran-buliran keringat saat kulit mereka saling menyatu. Sang pria meninggalkan gadisnya hanya menggunakan tank top dan celana pendeknya. Sementara itu, ia hanya meninggalkan celana pendek membuat dadanya yang kekar terlihat.
Tangan pria itu menarik leher gadisnya untuk memperdalam ciumannya dan membiarkan lidah keduanya bertemu. Tapi lama-kelamaan, pria itu mulai bermain nakal dengan memainkan tangannya pada tubuh gadis itu.
Karena gadis itu merasa risih dan tidak nyaman, akhirnya dia mendorong dada pria itu dan melepas ciumannya.
"oke Justin, sepertinya kita harus berhenti" katanya sebelum mengerang ketika Justin mencium lekuk lehernya dengan semangat.
"ada yang salah denganku?" jawabnya dengan nafas tersendat ketika ia baru saja melepas ciumannya.
Gadis itu menggeleng dan kembali mendorong tubuh Justin hingga terbaring di atas kasur. "tidak ada. Aku hanya lapar" dustanya sambil bangkit dari kasur dan mengambil baju manapun yang terjangkau tangannya. Ia juga berjalan ke dapur yang ada di dalam kamar hotel ini dan membuka lemari es kecil tapi sudut bibirnya langsung melengkung ke bawah ketika matanya hanya melihat satu botol air mineral di dalamnya.
Justin tertawa di belakang. "makananku sudah habis, sayang. Jika kau lapar, kita bisa membeli pizza di dekat sini" katanya masih terdiam di atas kasur dan menumpukan kepalanya dengan tangan dalam posisi menyamping.
Gadis itu-Ariana-melihat wajah Justin tidak percaya. "apa kau gila? Sekarang jam 11 malam lebih"
Justin mengangkat bahunya. "aku memang gila. Oh ya, kenapa kau tidak makan aku saja?" tanya Justin sambil tersenyum nakal pada Ariana.
Ariana memutar matanyanya seraya mendongakkan kepalanya sambil tertawa. "kau lucu Justin. Sangat. Jadi semakin gemas padamu" ucapnya saat ia berjalan ke arahnya dan mencium bibirnya dengan penuh.
Tangan Justin meraih selimut putihnya dan menyelimuti tubuh mereka. "oke, sekarang kita harus tidur. Kau pasti bisa menahan lapar sampai besok kan?" tanya Justin dengan cengiran khasnya.
Ariana hanya bisa mengangguk sambil memeluk tubuh kekar Justin di balik selimut dan menutup matanya, menunggu hari esok datang.
Walaupun Ariana merasakan jantung yang berdegup kencang saat saat seperti ini ataupun sedang berciuman dengan Justin, tetapi ia masih merasa cemas. Entah karena apa. Padahal pertama ia sudah yakin dengan perasaannya terhadap Justin.
Tapi apa benar Ariana sudah Jatuh cinta pada Justin?
Entahlah.
Ariana Grande membuka matanya yang terasa berat sambil mengerang ketika sinar matahari yang tidak terlalu menyengat masuk melalui celah-celah gorden kamar hotel menyilaukan matanya. Ia menguap lebar sambil mengerjapkan matanya ketika tersadar wajah seorang pria tepat berada di hadapannya. Tapi ia langsung tersadar ketika kelopak mata pria itu perlahan terbuka dan memperlihatkan mata hazel favoritnya.
Ariana tersenyum seraya mengecup bibir pria di hadapannya. "selamat pagi, Justin"
Justin-pria yang terbaring di samping Ariana-hanya bisa tersenyum dan kembali menutup matanya. "mm hm"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
Fiksi PenggemarSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...