Author POV
mata pria paruh baya dengan pakaian rapih itu terus mengarah pada murid-muridnya yang bermasalah di hadapannya. ia juga menggeleng kecewa sambil mendesah ketika melihat murid perempuapun ikut terlibat dalam masalah ini.
dengan malas kepala sekolah itu menatap mata murid perempuannya. "tolong jelaskan, sebenarnya kenapa kau bisa memukulnya, nona Grande?"
gadis berambut merah berkacamata itu membalas tatapan malas yang di berikan oleh kepala sekolahnya. "ia pantas mendapatkannya, sir. dia sudah membuat teman seperjuangannya cacat" ia berhenti sejenak sambil mengambil nafas."dan dia juga mengadu dombakan kaptennya dengan cara memfitnahnya sebaga pelaku"
alis kepala sekolah itu terangkat dan menatap murid laki-laki yang sedang berdiri di sampingnya. "apaitu benar, anakmuda?" untuk menjawabnya, Earnest hanya mengangguk. kepala sekolah itu kembali menggelengkan kepala dan menatap tajam muridnya. "itu perbuatan kriminal, anak muda. apa kau tahu apa hukuman yang di dapat pada pelaku kriminal?"
Earnest tertunduk sambil mengangguk 2 kali. "ya sir"
kepala sekolah itu mendesah sambil mengangguk dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi yang sedang di dudukinya. "bagus jika kau tahu. oh ya, apa masih ada pelaku lain?"
kepala Earnest mendongak pada kepala sekolah. keringat dingin mengucur di pelipis dan lehernya. "ya sir"
"siapa?"
dengan bibir gemetar, Earnest menjawab. "Victoria Justice dan Elizabeth Gillies, sir"
mendengar jawabannya, kepala gadis yang ada di sebelahnya dan kepalanya kepala sekolah itu langsung tersentak dan menatap murid laki-laki itu dengan kaget. mereka lagi?! pikir gadis itu tidak percaya.
"bukannya mereka itu pengurus kelas?" tanya kepala sekolah itu masih belum mempercayainya.
sebelum Earnest angkat bicara, gadis itu mendahuluinya. "maaf saya lancang. tapi saya hanya ingin memberi tahu tentang mereka. mereka memang terlihat baik dari luar dan mungkin sangat membanggakan anda, tapi jika anda tahu sifat aslinya... saya yakin anda akan berfikir 2 kali tentang sikap mereka"
lalu, gadis itu dengan mudahnya menceritakan semua yang pernah ia dan temannya alami oleh kejahatan yang pernah di buat oleh 2 gadis yang di banggakan oleh kepala sekolah tadi.
Ariana POV
apa Justin masih di ruang perawatan?
dengan gugup akul berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang perawatan dimana tadi Justin berada. sebenarnya setelah kejadian tadi di kanti dan kepala sekolah,aku berniat untuk meminta maaf pada justin karena telah memfitnahnya. tapi setelah aku sudah berada di depan ruang perawatan, tiba-tiba aku berubah gugup dan resah.
aku berhenti sejenak sambil memegang kenop pintu dan menimbang-nimbang niatku untuk masuk. oke, aku tidak mau menjadi pengecut! kau harus minta maaf padanya sebelum terlambat! ya! ayo masuk!
baru saja aku mau membuka kenop pintu, tiba-tiba kenop pintu itu bergerak sendiri dan pintu itu terbuka membuat tubuhku terbawa dengan pintu yang tertarik ke dalam ruangan. ku kira aku akan jatuh ke lantai, tapi ternyata kepalaku mendarat pada dada seseorang yang terasa bidang.
"Ana?" pria itu bertanya dengan suara yang sangat ku kenal tangannya yang besar, sudah melingkar pada pinggangku yang kecil. aku menengadah dan cengiran konyol langsung terulas di bibirku saat waja justin terlihat di dekatku.
"h-hai Justin"
Author POV
terlihat satu gadis berambut merah berkacamata dengan seorang pria berambut emas, sedang terduduk di tepi kasur ruang perawatan. Setelah mereka bertemu dengan cara yang tidak wajar, akhirnya mereka memutuskan untuk berbicara di dalam ruang perawatan untuk menghindari udara dingin musim gugur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...