Author POV
Pria besar berjaket football itu, terus terduduk pada bangku panjang yang terdapat di depan asrama pria. Kepalanya terus tertunduk dengan pandangan kosong ke tanah. Pikirannya terus berkecamuk tak karuan dengan masalah berat yang sedang di pendamnya. Walaupun ia selalu terlihat tegar di depan teman-temannya, tetapi sebenarnya dia terus memikirkan pikiran yang menghantuinya sampai sekarang.
Kenapa aku mau-maunya mengikuti perintah dia?
Sesalnya dalam hati. Sambil mendesah, Ia mendongak. dan seketika saja tubuhnya tersentak ketika melihat sesosok pria kurus dengan rambut emas di hadapannya. Senyuman khawatir tergambar di wajahnya.
"hei Earnest. Kau kenapa?" tanya pria kurus itu peduli.
Earnest hanya bisa tersenyum canggung dan kembali mendesah keras.
"aku hanya sudah tak tahan lagi dengan semua ini. Sepertinya aku menyesal"
kening pria kurus itu berkerut kebingungan. "tidak tahan dengan apa?"
Earnest mendongak. "jangan pura-pura tidak tahu, cole. Kau tahu segalanya -..-"
cole menyimpan satu jarinya di dagu dan berfikir apa yang di maksud dengan perkataan Earnest. "soal devon?" tebaknya tak yakin.
Mendengar nama devon, Earnest langsung mengerang dan menutupi wajahnya. "ya, soal dia. Aku menyesal telah membuatnya cacat. Bagaimanapun juga, dia pernah berbuat baik padaku di lapangan"
mata cole membulat besar, lalu ia juga langsung meregap bahu lebar Earnest. "jadi kau pelaku sebenarnya?!"
"iya! Iya cole! Ya tuhan, paling malas jika kau sudah lemot begini. Tidak habis fikir mereka bisa memakai orang sepertimu" gerutunya kesal.
Sementara Earnest terus bergerumel kesal, Cole terdiam dengan wajah tertegunnya.
Jadi pelakunya Earnest. Pikirnya bodoh.
-----
Ariana POV
kumasuki ruangan kepala sekolah ini dengan langkah tak yakin. Buku yang sedari tadi ku peluk di dada, genggamannya makin ku pererat.
Saat ku masuki, kulihat pria di atas 20 tahun dengan rambut-rambut tipis di pipinya sedang terduduk di sofa yang ada di dalam ruangan ini. Sebuah kotak, sedang di genggamnya. Mungkin dia merasa di perhatikan, karena wajahnya langsung menatapku dan tersenyum ramah padaku. Cepat-cepat ku balas senyumannya dan mengalihkan pandanganku pada Mrs. Heatrow yang sedang berdiri di belakang bupet. Ku hampiri dia dan menatapnya gugup.
"anda memanggilku ma'am?" tanyaku ragu. Ia tersenyum sambil mengangguk. "apa saya ada masalah?" tambahku tidak yakin.
Ia tertawa setelah mendengar ucapanku tadi. Dengan gugup ku gigit bibirku masih menatapnya. "tidak ana, tapi ada seseorang yang mau bertemu denganmu"
keningku berkerut seketika. Seseorang mau bertemu denganku?
"oh, dia Ariana yang sedang ku cari?" tiba-tiba ada suara pria yang berat di belakangku. Ku putar tubuhku dan melihat pria yang kulihat tadi di sofa-tetapi sudah berdiri-menatap wajahku dengan alis terangkat dan senyuman canggung tersungging di bibirnya.
"iya, dia Ariana yang anda cari" jawab Mrs. Heatrow di belakangku. Aku menghiraukan keberadaan Mrs. Heatrow yang sedang berdiri di belakangku, karena sekarang mataku hanya tertuju pada satu titik di hadapanku.
Siapa dia? Kenapa pria ini mencariku? Demi tuhan, aku tidak mengenalinya.
Pikirku bingung.
Dia terus menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki, seperti sedang menilai penampilanku. Tapi akhirnya dia mendesah dan senyuman ramah itu, tergambar lagi di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...