part 19

9.3K 303 0
                                    

rasanya aku ingin melukai diriku sendiri setelah mengingat kejadian di pantai. bodohnya aku, memberikan ciuman pertamaku pada pria yg aku kira TEPAT untukku. tapi nyatanya sama sekali tidak. andai saja kejadian kemarin pagi bersama justin tidak pernah terjadi. pasti sekarang aku sedang berada di genggamannya seperti yg dia lakukan pada cholë saat mereka sedang berdansa di lantai dansa. mereka berdua terlihat senang dengan tarian konyol yg mereka tarikan.

aku mendesah dan meminum lagi jus jeruk ke 3 yg sudah aku minum.

benar apa kataku, pasti aku tidak akan melakukan apa-apa di sini -,-

dan mereka semua meninggalkanku karena telah di ajak oleh pria atau gadis misteriusnya.

dari tadi aku bersandar di dinding melihat luke dan cholë berdansa. iri rasanya melihat mereka senang T.T

baru saja mau ku buka topengku dan beranjak pergi meninggalkan gym, tapi niatnya aku urungkan setelah melihat seorang pria ikut bersandar di sebelahku.

"sendirian saja?

aku mendongak melihat pria yg sedang bersandar di sebelahku. dia menatapku dengan senyuman tipis di bibirnya. karena pria ini memakai topeng, aku tidak tahu persis siapa dia. tapi dia terlihat lebih tinggi dariku, dengan rambut berwarna ke emasan. dia hanya memakai kaus polos putih berleher V dan memakai jas hitam yg panjang lengannya di gulung sampai sikutnya. celana jeans hitam yg membuat sepadan dengan jasnya. terakhir sepasang sepatu kets merah menghiasi kaki panjangnya.

rasanya aku mengenal pria ini dari rambutnya. pikirku.

"kau anak baru ya? rasanya aku belum pernah melihatmu" katanya sambil menyentuh wig coklatku beberapa helai dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

"ya, aku anak baru. tapi sudah seminggu yg lalu" jawabku sambil mengangguk dan membalas senyumannya. perasaan gugup memenuhi tubuhku karena sentuhannya tadi.

"mau berdansa denganku?" tanya pria itu menawarkanku dan menunggu tanganku untuk di simpan di tangannya yg sudah menunggu.

untuk sementara, aku hanya melihat tangannya yg dari tadi menunggu. ku genggam erat gelas jus yg ku pegang dan mengatur nafasku yg sudah tidak beraturan. lalu aku tersenyum sambil mengangguk dan menyimpan gelasnya pada meja terdekat setelah itu menyimpan tanganku di atas tangannya yg sudah menunggu.

dia menarik tanganku ke tengah lantai dansa. karena tempo musiknya yg cepat, kami tidak saling berpegangan, tetapi menari sebebas kita bisa. tapi jujur, karena aku tidak mahir dalam menari, gerakanku masih terasa canggung. mungkin pria itu memperhatikan, karena dia tertawa kecil membuat pipiku memerah dan tertunduk.

aku terkejut ketika dia melingkarkan tangannya di leherku. merangkulku dengan ........ mesra? tapi pinggul kami tetap bergoyang mengikuti irama lagu. senyuman misterius muncul di bibirnya, membuatku merinding. kupandangi dalam matanya yg terlihat karena lubang topengnya tanpa tersenyum. karena jujur, aku merasa gugup bersama seorang pria. apalagi bersentuhan seperti ini.

aku jadi penasaran sekali dengan pria ini.

tiba-tiba saja, lagu berubah lebih lamban dan terlihat semua orang yg sedang berdansa merubah posisinya atau ada juga yg berhenti berdansa dan berjalan ke pinggir. kutengokan kepalaku ke arah di mana luke dan cholë tadi berdansa. aku kira mereka akan berhenti seperti pasangan yg lain, tapi aku salah. sekarang mereka masih terus berdansa dengan tangan luke yg ada di pinggul cholë, sedangkan cholë berada di bahunya yg terlihat lebar.

"kenapa?" tanya pria yg sedang berdansa denganku. sekarang tangannya berada di pinggulku, dan tanpa sadar tanganku sudah melingkar di lehernya. ku tatap wajahnya dengan terkejut.

Bullworth Academy (justin bieber Love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang