aku dan dakota sudah menunggu selly di kamar. kami berdua berbincang bersama, membicarakan tentang kekesalan dakota pada selly. aku pun begitu. membicarakan kekesalanku soal justin pada dakota.
tidak lama pintu kamar terbuka, dan masuklah selly sambil tertawa. tapi tawaannya lenyap setelah melihatku dengan dakota yg sedang duduk melihatnya.
"hai selly. sepertinya kamu senang sekali dengan teman barumu yg populer?" tanyaku sambil tersenyum. apa perkataanku terlalu berlebihan? tapi biarlah.
sebelum menjawab, selly tertunduk dan menyandar pada pintu yg tertutup.
"aku bukan bermaksud menjauhi kalian" jawabnya pelan. ku lihat dakota berdiri dan berjalan lebih dekat padanya.
"kami tahu selly. tapi karena kamu juga menginginkan kepopuleran mereka bukan? tapi apa kamu sadar kalau mereka itu hanya memanfaatkanmu?" tanya dakota sudah terlihat kesal. aku hanya mendesah dan mengusap bahunya terus mencoba menenangkannya.
"memanfaatkan aku? apa yg mereka manfaatkan dari seorang selena marie gomez yg dulunya teman orang-orang tak berguna seperti kalian?! jangan menyalahkan mereka!" bentaknya sambil terus menunjuk-nunjuk dakota.
dia tadi bilang apa? teman tak berguna seperti kami?
"tidak berguna? tapi kenapa kau terus mengikuti kami, sebelum anak-anak populer itu mengajakmu? apa yg membuatmu berkata seenaknya seperti itu?" sekarang bagianku yg angkat bicara. tubuhku sudah bergetar hebat. bukan karena takut atau apa, tapi karena aku sudah sangat kesal sekarang.
"aku...aku....aku menahannya! sebenarnya dari dulu aku ingin sekali terbebas dari kalian semua! tapi...tapi..."
"tapi apa? tapi karena anak populer itu belum menganggapmu teman? begitu? jika memang kau hanya bisa merendahkan kami, lebih baik kau tidak usah tidur sekamar dengan kami" aku memotong pembicaraannya sambil melipat tanganku di bawah dada dan menatapnya dengan tajam.
selly melihatku seperti aku ini gila atau semacamnya, tapi lama-lama dia mengangguk dan berjalan ke lemarinya, membereskan semua bajunya ke dalam koper.
"oke, lagi pula aku sudah muak sekamar bersama orang-orang cupu seperti kalian" gerutunya masih membereskan pakaiannya ke dalam koper. setelah selly berkata seperti itu, aku dan dakota hanya bisa diam sambil menatapnya.
dari ujung mataku, terlihat wajah dakota seperti sedang menahan tangis. ku usapkan lagi pundaknya, membuat pandangannya di alihkan padaku sambil tersenyum simpul.
tanpa pamit, selly mendorong kopernya keluar kamar sambil membanting pintunya tertutup.
aku hanya bisa mendesah dan berjalan menuju kasurku, duduk di pinggirannya. sambil menangis, dakota duduk di sebelahku. ku peluk tubuhnya yg mungil, menenangkannya seperti tadi di dalam gedung kolam renang.
"apa kita terlalu berlebihan?" tanya dakota sesegukan.
"tidak. lagi pula dia yg duluan bersikap berlebihan seperti tadi. dia sama sekali tidak berterima kasih padamu" kataku pelan, sambil membelai rambutnya.
"tapi bagaimanapun juga, dia itu sahabatku" kata dakota masih sesegukan.
"iya aku tahu. tapi kau tenang saja, kau masih punya cholë, kembar sprouse, luke, devon dan aku" kataku. dakota mengangguk dan memeluk tubuhku dengan erat.
aku yakin dia berubah bukan karena hanya ingin populer saja. pasti ada alasan lain yg membuatnya begitu. aku yakin itu.
----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...