BRAKK
avan menutup keras pintu masuk kamarku. aku yg sudah terduduk di kasur -karena tadi avan mendudukanku dulu - mendesis kesal padanya.
"pelan-pelan bodoh ! bagaimana jika ada yg mengontrol kesini?!" kataku kesal. avan hanya memutarkan bola matanya dan berjalan ke arahku yg sedang duduk di atas kasur.
"sekarang apa?" tanyanya acuh. matanya jelalatan melihat seisi kamar ini, kedua tangannya ada di pinggangnya.
aku tertawa kecil karena melihat wajahnya sangat berbeda jika dia memakai wig panjang. wajahnya terlihat manis, ya walaupun masih ada wajah prianya. tapi sungguh, dia manis sekali xD
Mungkin avan mendengarku yg sedang tertawa, karena dia duduk di sebelahku dan melihatku keheranan.
"apanya yg lucu?" tanya avan masih melihatku keheranan. masih tertawa, aku mencubit kedua pipinya yg tidak terlalu tembam. dia meringgis dan menarik paksa tanganku yg tadi mencubitnya. bisa kulihat di pipinya ada cap jari bekas ku cubit.
walaupun avan melihatku dengan sorotan tajam, tapi aku tetap saja tertawa.
"apa yg kau lakukan hah? aku bukan boneka yg bebas kau cubit seenaknya" geram avan, membuat tawaanku semakin meledak.
"wajahmu manis sekali jika sedang memakai wig, avan. aku jadi ingin mencubitmu xD" jawabku.
avan melepas dengan kasar wignya dan melemparnya secara asal di kamarku.
tapi tiba-tiba aku mengaduh karena avan mencopot kasar gelungan rambut merahku, membuat rambutku tergerai berantakan.
untuk beberapa menit kami berdua hanya berperang seperti menjambak rambut kami satu sama lain.
hahaha avan seperti wanita saja, menjambak rambut xD
tapi saat ku pukul pelan perutnya, avan meringgis dan menghentikan perangnya.
aduh, maaf T.T
"ah, maafkan aku. ya sudah sekarang aku akan menepati janjiku!" kataku panik dan mencari obat polesku yg kusimpan di dalam meja lampu.
kubuka tutup obat polesnya dan ku suruh avan untuk berbaring di kasurku. masih panik, aku membuka kancing kemejanya satu per-satu. setelah terbuka semua, bukannya aku langsung mengobatinya, tapi menggigit bibirku karena melihat tubuhnya yg terlihat sangat atletis.
ya tuhan, tubuhnya bagus sekali *.*
hei ! fokus !
"kenapa? tubuhku bagus ya?" tanya avan sambil nyengir. ku pukul perutnya yg terlihat ungu membuatnya mengaduh.
"makanya, jangan ke geeran dulu -,-" gerutuku dan mulai mengusap perutnya yg bidang dengan obat polesnya.
saat ku usap perutnya dengan obat poles, tiba-tiba avan menggenggam tanganku yg ada di perutnya. dia juga terduduk sambil melihatku dengan mata sayunya. tapi aku hanya melongo melihat tingkahnya.
kenapa dia?
baru saja aku mau bertanya, avan sudah membungkamkan mulutku dengan bibirya.
eh ?!
seakan semuanya berjalan dengan cepat. aku mengobatinya. dia menggenggam tanganku. menatapku. dan BAM, menciumku.
apa ini semua benar terjadi?
aku tahu ini bukan pengalamanku yg pertama. tapi tetap saja aku merasa lebih berbeda karena situasi tempatnya yg menurutku tidak lazim.
luke boleh menciumku. karena secara kamus yg ada di otakku saat itu, aku juga menyukainya, dan suasananya pun mendukung.
tapi avan?
aku tidak yakin menyukainya ataupun menginginkan ciuman ini. karena aku tahu dia mempunyai pacar. dan lebih parahnya lagi, MUNGKIN pacarnya telah membenciku.
baru saja aku mau mendorongnya, avan menjambak rambutku agak keras, membuatku menjerit kesakitan dan mendorongnya.
"AAH !! kau bisa membuat rambutku rontok !!" bentakku mengusap kepala di mana avan menjambaknya. aku terus bergerumel kesal masih mengusap kepalaku yg sakit, tapi aku mendengar avan tertawa kecil.
"apanya yg lucu?!" tanyaku galak.
tawanya makin mengecil dan tubuhnya mendekat lagi ke arahku. tapi senyuman nakal masih tergambar di bibirnya.
"kau yg lucu, rambut gincu" jawabnya di depan wajahku. aku hanya mengerjap kerjapkan mataku karena nafasnya terus menerpa mataku. "tapi bibirmu manis juga. lebih manis dari liz"
setelah kata katanya yg terakhir terucapkan, seakan-akan ada yg menamparku dengan keras dan menyadarkanku dari semuanya.
"kenapa tadi kau menciumku?" tanyaku mulai dengan nada serius. avan terus tersenyum dan makin mendekati wajahku, tapi aku mundur membuat jaraknya tetap seperti tadi.
"haha ciuman tadi tidak bermaksud aku menyukaimu, tapi aku hanya ingin mengetes siapa yg lebih hebat antara kau dan liz. dan setelah ku tes, ternyata liz masih menjadi pemenangnya. skil mu benar-benar buruk. sangat buruk. yaa walaupun nilai plusnya karena bibirmu sangat manis, tapi tetap saja liz pemenangnya. benar apa kata orang-orang di sini, walaupun kau terlihat seperti anak bengal karena rambutmu yg merah, tapi kau tetap cupu. kutu buku" ejeknya habis-habisan. avan mengacungkan jempol kanannya sambil tersenyum, tapi jempolnya dia balikan dan senyumannya lenyap. sekejap saja, wajah avan yg pertama kali kulihat muncul lagi.
avan berdiri dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu masuk sambil mengancingkan kemejanya yg tadi ku buka. dia juga membuka pintunya dan berjalan keluar kamar.
setelah pintu tertutup, aku tetap diam membeku di tempat mengingat semua kata-katanya yg tadi baru saja dia bilang.
kurang ajar sekali dia berkata seperti itu. jadi selama ini, dia baik dan mendekatiku karena hanya ingin mengetes skil ciumanku saja? dan dengan mudahnya dia mengejekku setelah apa yg dia dapat tercapai?
aku bukan makanan, yg baru di makan langsung di muntahkan!! kurang ajar sekali dia berbuat itu padaku. aku benar-benar tidak mengerti dengan semua sikap ke 3 anak berandal itu. pertama, avan. pertama aku melihatnya sikapnya begitu dingin, tapi lama-lama melembut dan sampailah hal yg paling aku tidak mengerti seperti yg ku alami sekarang ini. kedua, justin. pertama aku bertemu dengannya, dia sangatlah genit dan memiliki fikiran kotor terhadapku. tapi setelah kejadian sir nick itu, justin berubah lembut padaku tapi sekarang, dia berbuat kasar. dan terakhir, cody. dari pertama aku sudah tahu kalau cody memang akan terus seperti itu. berandal. tapi setelah pesta topeng tadi, ternyata cody masih punya sifat lembutnya sampai-sampai aku tidak percaya itu cody.
aku hanya mendesah dan berbaring di atas kasur.
"GOTCHA !!"
tiba-tiba suara avan terdengar sambil membuka pintunya dan mengagetkanku. aku yg tadinya berbaring, langsung terbangun kaget karena teriakannya tadi.
"hah? sedang apa kau di sini?! belum puas mengejekku?!" kataku kesal. avan tertawa kecil dan berjalan memasuki kamarnya sambil menutup pintunya lagi.
"aku hanya bercanda. tapi ada sebagian kata-kataku yg jujur. kau kutu buku, dan skil terburuk yg pernah kucoba xD" Jawab avan sambil tertawa dan duduk di sebelahku lagi.
karena memang dari tadi aku sudah kesal padanya, dan dari tadi juga tanganku sudah membentuk kepalan, jadi kupukul keras perutnya yg terluka membuatnya mengaduh keras.
"kau tahu perutku sedang terluka, tapi kenapa kau memukulnya?!" ucap avan masih mengaduh dan memegang perutnya.
"salahmu sendiri" jawabku santai dan menyunggingkan senyum padanya yg masih mengaduh.
-------
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullworth Academy (justin bieber Love story)
FanfictionSayang juga kalau mangkir di draft mulu. Cerita ini sama sekali gak aku edit. Asli banget dari taun 2011. Bahkan masih ada emotnya. Jaman-jamannya buat JD di Facebook. Kalau yang mau ber-cringy cringy ria monggo di tengok. Dan yep, ini cerita tenta...