part 6

11.1K 347 2
                                    

aku dan justin terus membuntuti sir lautner dari belakang. tidak tahu mau di bawa kemana, tapi yg pastinya kami mau di bawa ke tempat hukuman yg kami dapat. ah, semua ini gara gara justin -,-

dari tadi juga, justin mau meraih tanganku, tapi dengan cepat aku menepisnya membuat justin tertawa mengejek. dia ini sebenarnya kenapa sih?! ah sudahlah, yg terpenting sekarang, apa hukuman yg di beri sir lautner?

baru saja pikiranku bertanya, ternyata sir lautner membawa kami ke gedung kolam renang yg ada di sebelah gedung olahraga. hmm, perasaanku sudah tidak enak setelah melihat kolam renang besar yg sudah tidak ada airnya juga berlumut.

"kalian lihat kan kolam besar di depan kalian? sangat kotor bukan? nah, kalian harus membersihkan lumut-lumut yg menempel di pinggir kolam, juga dasarnya. mengerti?" tanya sir lautner sambil mengambil perkakas yg kami butuhkan untuk membersihkan kolam itu.

"yes sir" jawab kami serentak.

"bagus. kerjakan yg benar, karena masih untung kalian di beri hukuman ini, coba jika kalian saya laporkan pada kepala sekolah, mungkin kalian akan mendapat hukuman lebih berat dari ini. ayo kerjakan sekarang" perintah sir lautner sambil memberikan perkakas yg kami butuhkan. gila, ini di sebut hukuman tidak berat? tidak bisa membayangkan apa hukuman terberatnya -,-

setelah sir lautner keluar gedung, aku dan justin mulai membersihkan kolamnya. selama kami membersihkan kolamnya, justin sungguh tidak serius. dia terus saja menggodaku. tapi dari tadi, aku menghiraukannya dan terus bekerja.

"justin? bisakah kau serius sedikit? karena jika tidak, kita tidak akan selesai-selesai mengerjakan hukuman ini !" kataku agak membentak ketika justin mencoba untuk menyentuhku untuk ke sekian kalinya.

"hahaha jujur, aku tidak bisa bekerja dengan serius jika kamu ada di depanku. wajahmu mengalihkan semuanya, manis" jawab justin memegang tanganku yg tidak sedang memegang perkakas. aku hanya memutarkan bola mataku dengan jawaban justin tadi. ada juga ya, orang seperti dia -,-

"namaku bukan manis, tapi ariana -,-" gerutuku dan terus mencoba melepas tangannya yg sedang menggenggam tanganku. "justin, lepaskan tanganku. kita harus cepat membersihkan kolamnya, atau ku timpuk kau dengan perkakas ini -,-" gerutuku sudah mulai kesal. justin hanya tertawa geli mendengarku menjawab itu.

tidak dalam dugaanku, dengan cepat justin mencium pipiku, lalu dengan santai berjalan menjauhiku dan melanjutkan pekerjaannya. aku hanya diam di tempat sambil memegang pipiku yg tadi di cium justin. lalu dengan kasar, aku menyusutnya dengan tanganku. menjijikan.

setelah hukumannya selesai, aku baru sadar kalau di gedung ini bukan hanya ada aku dan justin. tapi ada sepasang kekasih yg sedang berciuman di bangku penonton yg ada di lantai 2 gedung ini. mereka senior, karena wanitanya memakai rompi berwarna biru. tidak ada tempat bagus apa untuk beduaan?

bodohnya aku terus saja melihat mereka. aku melihat gadis itu langsung mencium lekukan leher si pria. mungkin pria itu merasakan sedang di perhatikan, karena dia langsung menatap mataku yg sedang melihatnya. tatapannya sangat datar walaupun kekasihnya sibuk mencium lekukan leher pria itu. untuk sementara, mata kami terus beradu, seakan kami berdua tidak mau terkalahkan. tapi terhentikan oleh justin.

"hei manis! ayo kita keluar dari sini !" panggil justin. aku masih menatap pria yg sedang ada di bangku penonton itu. tapi akhirnya aku melihat justin dan menghampirinya sambil menggeleng kepalaku setelah melihat apa yg di lakukan sepasang kekasih tadi.

bolos pelajaran dan bermesraan di gedung ini. hhah dasar remaja -,-

"hei kau, sudah kubilang namaku bukan manis, tapi ariana" aku mengingatkan justin sambil berjalan keluar gedung setelah justin membukakannya untukku.

"ya ya ya, terserah apa maumu manis xD" jawab justin sambil tertawa.

pria ini sungguh membuatku gemas. ingin sekali ku bejek wajahnya -,-



-------

tuk tuk tuk

aku mengetuk pintu kelas pelajaranku selanjutnya yaitu chemistery. aku telat karena aku membersihkan kolam tadi. sebenarnya aku ingin sekali istirahat, tapi karena masih ada pelajaran, jadi ya sudahlah pasrah saja.

tidak lama terdengar suara guru pria yg menyuruhku untuk masuk ke dalam. ku buka pintunya pelan-pelan dan masuk ke dalam kelas masih dengan penampilan berantakanku karena tadi. semua murid di kelas ini matanya langsung tertuju padaku, ada sebagian berbisik dan melihatku jijik. tapi aku menghiraukannya dan menjelaskan pada guru chemistery kenapa aku bisa telat. gurunya bilang, karena ini baru pertama kalinya aku masuk kelas chemistery, jadi dia memaafkan aku dan memperingatkanku yg selanjutnya jangan telat lagi. aku hanya mengangguk dan mencari tempat duduk kosong setelah gurunya menyuruhku untuk duduk. baru saja duduk, gurunya langsung menerangkan kembali.

"ana!" bisik seseorang dari samping kananku. karena merasa terpanggil, aku melihat kepada orang yg memanggilku tadi.

"luke? hai :D" Sapaku senang ketika melihat luke orang yg kemarin bertemu di perpustakaan. luke hanya tersenyum padaku lalu menulis sesuatu di bukunya. mungkin dia mau serius pada pelajaran, jadi aku biarkan saja dia.

tapi tidak lama ada kertas yg di bentuk menjadi bola kusut mendarat di mejaku. aku melihat luke, dan dia memberi isyarat padaku untuk membukanya. aku mengangguk dan mengambil kertas itu lalu membukanya.

isi tertulis :

'bolehkah nanti saat lunch aku bergabung bersamu dan temanmu?'

aku tertawa kecil dan mengangguk ke arahnya mengiyakan tulisan yg telah dia buat. luke juga mengangguk dan bergumam 'terima kasih' sambil mengedipkan satu matanya dan mengacungkan 2 jempolnya.

aku hanya tersenyum melihatnya, lalu perhatianku aku alihkan pada pelajaran yg sedang di terangkan guru chemistery yg belum aku ketahui namanya.

Bullworth Academy (justin bieber Love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang