part 57

7.1K 174 0
                                    

Hening.

Keduanya tidak melakukan apapun di kamar itu. Ariana terus terdiam menatap hujan deras dari jendela sebesar pintu yang ada di depannya. Sedangkan Joe terus terduduk di tepi kasur dan menatap jam digital yang terletak di dekat baki makan siang Ariana yang terus berdetik. Sebenarnya mereka berdua merasa bosan, tetapi karena keduanya keras kepala, jadi di antara mereka tidak ada yang mau mengalah satu sama yang lainnya.

"kenapa kau bisa tahu bahwa Justin penjahatnya?" mulai Ariana memecahkan keheningan yang di buatnya. Joe mengalihkan pandangannya dari jam digital itu menghadap ke arah Ariana yang masih menatap hujan di luar.

Joe mendesah. "aku sepupunya. Dan hari dimana Justin dan Jeremy di penjara, aku... Menguping. Aku tahu itu perbuatan buruk, tapi--"

kata-kata Joe terpotong saat Ariana terkesiap dan bangkit terduduk dari tidurnya. "Justin di penjara?" bisiknya terkejut. Mulutnya terbuka tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan Joe.

Alis Joe terangkat sambil mengangkat bahunya. "iya, dia sempat di penjara. Tapi hanya beberapa bulan karena pengacara yang di sewa Jeremy begitu kuat dan pintar bicara" Joe mendecakkan lidahnya. "ku kira Justin sudah memberi tahumu"

Ariana terus tercengang dan menatap Joe. Ia terlalu kaget dengan semua kenyataan Justin pernah masuk penjara. Justin kecil sudah merasakan dinginnya pagar jeruji? Itu terdengar mustahil. "Ariana? Kau baik-baik saja?" tanya Joe khawatir ketika ia melihat wajah Ariana.

Ariana mengalihkan pandangannya dan benar-benar fokus pada mata Joe. Pikirannya sudah buyar. "Joe, apa kau tahu kenapa mereka... Membunuh ayahku?" tanya Ariana melenceng dengan perkataan Joe tadi.

Joe mengangguk dan mengerutkan bibirnya. "ya, aku tahu. Kenapa? Kau ingin tahu?" Ariana hanya mengangguk untuk menjawabnya. Joe mendesah dan mengangguk lagi. Ia juga merubah posisi duduknya menjadi bersila di atas kasur, saling berhadapan dengan Ariana. "jadi begini, ayahmu dan Jeremy -ayah Justin- adalah teman kecil" mulai Joe lalu ia mengabil nafas dan mengeluarkannya perlahan. "dari dulu mereka terus bersama seperti kakak adik. Kebiasaan merekapun sama sampai-sampai... gadis kesukaan mereka adalah gadis yang sama"

kening Ariana mengerut dan mengangkat alisnya seraya mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan ucapan Joe. "dan gadis itu... ibuku?" tanya Ariana tidak begitu yakin.

Joe menggeleng. "tidak, tidak, bukan. Bukan ibumu. Tetapi lebih tepatnya Pattie. Istri Jeremy sendiri"

Ariana menggeleng keras. "apa? Aku tidak begitu mengerti, Joe. Jika memang gadis itu istri Jeremy sendiri, kenapa ia harus membunuh ayahku? Dia sudah mendapatkan apa yang dia mau, bukan? Dia yang menang dan kenapa harus... Harus..."

Joe beringsut mendekati Ariana yang sudah mulai bergetar. Ia juga meregap kedua bahu Ariana sambil menatapnya. "memang dia yang menang, Ana. Tetapi.. Karena ayahmu juga mencintai Pattie, dia tidak terima dengan itu semua. Awalnya hidup mereka benar-benar bahagia. Saat pernikahan Jeremy, ayahmu memang menerimanya. Tetapi setelah ada pesta perayaan ulang tahun perusahaan dimana ayahmu dan Pattie bekerja, dimulailah masalah itu" Joe menarik nafasnya ketika Ariana semakin serius dengan cerita yang di katakannya. "Jeremy kesal karena ia melihat Pattie dan ayahmu sedang... Bercinta di kamar Pattie sepulang pesta itu. Jeremy marah, ia kesal dan benar-benar mulai membenci ayahmu. Dari sana juga ia mulai minum dan mengenal obat-obatan terlarang. Pattie lelah dengan itu semua, sampai-sampai ia berkata, lebih baik tinggal bersama ayahmu dari pada dia, karena memang Pattie lebih mencintai ayahmu dari pada Jeremy. Jeremy mulai bermain kasar pada Pattie, sampai-sampai Pattie meminta cerai padanya. Pada saat mereka bercerai, Justin masih berumur sepuluh tahun. Dan ia benar-benar terpukul ketika ia harus berpisah dengan Pattie. Dendam Jeremy meluap ketika ia melihat keluargamu begitu bahagia. Mungkin ia berfikir seharusnya keluarganyalah yang bahagia. Dan mungkin juga, dari sanalah ia berfikir untuk menyingkirkan ayahmu, agar hidupnya dan anaknya kembali seperti dulu. Tapi ia salah. Walaupun ia sudah bersusah payah melenyapkan ayahmu juga menutup pembunuhan seperti kecelakaan, tetap saja polisi lebih pintar darinya. Dan.. Ya akhirnya mereka berdua tertangkap" jelas Joe panjang lebar. Ariana menghela nafas panjang sambil tertunduk. Dadanya terasa sesak ketika Joe menceritakan semuanya. Ia juga sempat berfikir, semua itu memang kesalahan ayahnya. Ia sedih karena ayahnya telah mencampakkan ibunya pada saat itu. "kau baik-baik saja kan?" tanya Joe saat dia mengangkat dagu Ariana.

Bullworth Academy (justin bieber Love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang