Assalamu'alaikum
Selamat membaca 📖
Semoga suka:) dengan cerita baruku
Budayakan vote sebelum baca
°°°
"Andai saja, masa lalu bisa terulang ya Rabb, aku tidak akan pernah memilih pada pilihan yang salah"
(Sandira Jinan Adara)
°°°"Umi...maafin Jinan." ucap Jinan memeluk erat uminya begitu juga sebaliknya.
"Udah, ngga boleh nangis terus nanti cantiknya ilang loh."
Umi melepas pelukannya lalu mengusap air mata Jinan dengan lembut, tanpa mereka sadari seseorang memanggil umi dari dalam rumah.
"Mi, umi ... siapa sih mi siang-siang bolong gini dateng?" teriak Reihan menghampiri pintu utama.
Rasa penasaran terlihat diwajah Reihan saat ia melihat Uminya bersama dengan orang asing yang sama sekali tidak ia kenal.
"Umi, dia siapa mi?" tanya Reihan sambil melihat Jinan yang terdiam.
"Han...dia adikmu," ucap umi singkat yang langsung membuat raut wajah Reihan berubah seketika menjadi kebencian.
"Adik? Memang Reihan punya adik Mi?" masih fokus melihat Jinan.
'Sakit' kata itu yang mendeskripsikan kejadian yang menimpa Jinan hari ini, apa secepat itu kakaknya lupa jika ia mempunyai seorang adik? Walaupun begitu Jinan yakin mana mungkin kakaknya melupakannya begitu saja. Tak ada hal yang ia ingat tentang kakaknya setelah kejadian kecelakaan 10 tahun yang lalu, tapi Jinan yakin seorang laki-laki yang mengucapkan 'Aku adalah kakakmu' 10 tahun silam adalah kakaknya walaupun laki-laki itu tidak pernah terlintas diingatan Jinan.
"Ya udah mi, Reihan mau berangkat ke kampus dulu soalnya hari ini Reihan ada kelas siang." kata Reihan segera menyalami tangan Umi dan pergi tanpa mempedulikan kehadiran Jinan disana.
"Assalamu'alaikum Umi."
"Walaikumsalam," balas Umi lalu memandang Jinan yang sedang hanyut dalam pikirannya."Jinan, kamu ngga usah dengerin ucapan kakak kamu ya ... umi yakin suatu hari perilaku dia ke kamu pasti akan berubah jadi sayang."
Jinan mengangguk mengiyakan kata yang diucapkan oleh Uminya walaupun sebenarnya dari awal ia sudah merasa sakit dengan perilaku dingin kakaknya.
"Umi... sepertinya Jinan ngga usah tinggal disini ya mi. Jinan ngga mau mengganggu ketenangan kak Reihan."
"Hush...ngga boleh ngomong kayak gitu, kamu ini anak Umi Jinan."
"Tapi ... mi."
Dengan cepat Umi segera menarik tangan Jinan dan mengajaknya masuk ke rumah, Jinan pasrah mengikuti saja kata Uminya, tidak enak hati jika menolaknya, selama ini ia tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun kecuali dukungan dari sahabatnya.
"Jinan kamar kamu nanti ada di atas ada disebelah kanan dari sini."
"Iya...Umi, makasih ya mi."
"Kalau kamu mau cerita Umi siap untuk mendengarkan." Umi memegang tangan Jinan dan menatapnya dengan senyuman.
Untuk ini, Jinan tidak ingin membuat beban yang ia tanggung harus ia bagi bersama Uminya, mendapat tempat tinggal saja sudah bersyukur. Cukuplah dirinya saja yang menanggung masalah yang ia hadapi di rumah Ayahnya biar waktu yang akan membuatnya untuk bercerita pada Uminya.
"Jinan janji mi, pasti Jinan akan cerita sama Umi tapi bukan sekarang." batin Jinan dalam hati lalu menaiki tangga satu persatu untuk menuju ke kamarnya.
Sedangkan Umi masih setia melihat kepergian Jinan, sebenarnya ingin sekali Umi mendengarkan semua curahan hati dari putrinya namun Jinan juga butuh penyesuaian mana mungkin ia akan langsung bercerita apalagi ini adalah pertemuan pertama setelah mereka berpisah.
Bersambung...
Yang penasaran langsung lanjut part selanjutnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Jinan ✓
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] #3 in islami(8-8-2021) #1 in assalamualaikum(27-7-2022) #2 in cewek dingin(12-6-2024) Masalah kembali Jinan dapatkan di sekolah barunya, masa lalu terulang kembali. Keinginan Jinan untuk berhenti bersikap keras dan suka mara...