[십육]

615 97 27
                                    

"Babe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Babe."

"Hm?"

"Temanmu itu memang begitu?"

"Kenapa?"

"Tiba-tiba hilang, tiba-tiba datang. Aneh." Soojung melipat tangannya, tangannya masih bersandar pada tembok kayu pendek sedadanya, merasakan terpaan angin setelah selesai menyantap makan siangnya.

Dia dan Jongin hendak jalan-jalan mengelilingi beberapa tempat, sekalian mencoba menaiki kereta kecil yang ditarik oleh kuda—Soojung melihatnya dimana-mana, bahkan mendapatkan rekomendasi untuk naik kendaraan itu dari si pemilik restoran, membuat dia tertarik dan memaksa Jongin ikut serta.

Sayangnya, mereka harus menunggu sebentar, berhubung Jongin bersikeras untuk mengajak temannya ikut serta.

Soojung sudah menentang, mengatakan dia ingin sekali saja menghabiskan waktu berdua. Namun, dia paham Jongin juga tidak enak meninggalkan temannya sendirian begitu saja, maka gadis itu setuju untuk naik kereta kuda itu bertiga.

Sayangnya, si tamu sialan itu yang tidak tahu diri; tiba-tiba menghilang tidak kembali setelah pamit ke toilet.

"Itu dia datang." Jongin mengumumkan kedatangan temannya.

Soojung membalikkan tubuhnya, menggertakan giginya ketika dia lihat teman Jongin itu benar-benar sesuai dengan deskripsi yang dia ciptakan. Menyusahkan.

"Kalau basah begini, bagaimana kamu bisa ikutan?! Agh!"

Jengkel. Soojung menghentakkan kakinya dan pergi tanpa memikirkan Jongin yang memanggilnya, memintanya untuo berhenti.

Menyebalkan.

🍃


Jaehyun dengan tanggap menarik raga Taeyong keluar dari perairan, membaringkan tubuh lunglai Taeyong diatas pasir dan membiarkan Doyoung melakukan beberapa prosedur pertolongan pertama.

Doyoung menekan-nekan dada Taeyong sampai Taeyong memuntahkan air yang mengendap di paru-parunya.

Ketika Taeyong menarik nafas tajam, tubuhnya melengkung menjauh dari pasir, Jaehyun tidak pikir panjang untuk membalut tubuh Taeyong dalam pelukan, menepuk-nepuk kencang punggung Taeyong dengan tangannya.

Taeyong membalas pelukannya—mungkin, karena insting butuh penyelamat—menggenggam erat pundak Jaehyun sambil terbatuk-batuk. Pelukannya kian erat ketika Taeyong mulai sadar betapa lemah tubuhnya, lelaki itu melesakkan wajah di leher Jaehyun tanpa kata.

"Ayo bawa dia ke kamar."

Sesuai ucapan Yuta, Jaehyun membopong tubuh Taeyong di tangannya—melesakkan tangannya di bawah tengkuk Taeyong dan belakang lutut Taeyong, memeluk Taeyong seerat yang dia bisa untuk menyampaikan bahwa mereka Jaehyun ada disana, dia ada disana dan Taeyong tidak perlu merasa ketakutan.

VERONA | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang