[삼십사]

545 72 57
                                    

Dia banting pintunya, dengan nafas tersengal, dada bergemuruh kencang, dan wajah merah padam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Dia banting pintunya, dengan nafas tersengal, dada bergemuruh kencang, dan wajah merah padam. Tubuhnya bersandar pada daun pintu kamarnya, mencoba mengatur nafas dan mengorganisir kembali isi kepalanya.

Dia baru bisa meninggalkan Taeyong karena lelaki itu baru bisa tidur, tapi itu bukan alasan dibalik tingkah Jaehyun yang nyaris gila.

Melainkan fakta bahwa Taeyong yang dalam beberapa kesempatan menatapnya dengan sorot kesedihan yang kental dan gumaman yang Jaehyun tidak pernah sangka akan keluar dari bibir manis lelaki itu, membuat Jaehyun memiliki sebesit rasa bersalah pada Taeyong.

Seperti yang tadi terjadi, ketika Taeyong meminta Jaehyun menyebutkan panggilan yang pernah Jaehyun sematkan untuk Taeyong.

Apakah dia, kehadirannya, serta beberapa kalimat dan kejadian yang pernah melibatkan mereka berdua di masa lampau benar-benar memantik kembali ingatan Taeyong?

Apakah Dokter yang menangani Taeyong memiliki diagnosa yang salah? Mustahil.

But he was asking me to call him Honey, batin Jaehyun terus menerus meski tubuhnya mulai bergerak ke arah kasur.

Jaehyun yakin Taeyong dengar pembicaraan dia dengan Soojung. Jaehyun lihat radio Taeyong tengah memutar stasiun radionya tadi.

Ah- benar. Haruskah dia cek gelas yang Taeyong gunakan untuk minum?

Tidak.

Jaehyun tidak siap untuk naik dan bertemu Taeyong lagi.

Besok. Dia janji, besok akan mengecek semuanya— serta meminta konfirmasi pada Taeyong benarkah deskripsi cerita yang Soojung bacakan tadi.

Sebenarnya, kepala Jaehyun kini dilanda panik. Pikirannya bercabang kemana-mana, terutama tentang Lucas, tentang rumah yang pernah dia tinggali bersama Lucas, serta kemungkinan Ten yang sebenarnya berhasil mengakses rumah yang Lucas jaga.

Haruskah dia menghampiri Lucas sekarang juga? Iya, Jaehyun ingin segera menyambar kunci mobil dan melaju ke rumah tempat Lucas tinggal, namun Jaehyun sadar betul dia tidak bisa melakukannya.

Taeyong.

Dia tidak mungkin meninggalkan Taeyong begitu saja, untuk kedua kalinya, dan nantinya berakhir pada penyesalan tak berujung.

Meski belakangan Jaehyun sekuat mungkin menjaga jarak antara dirinya dan Taeyong, setelah Doyoung mengungkapkan perasaan lelaki itu pada Taeyong di hadapannya—benar-benar di depan hidung Jaehyun—maka Jaehyun rasa ada baiknya dia menenangkan diri dengan menjauh dan membiarkan Doyoung menyusuri jalan yang lelaki itu tempuh untuk menuju Taeyong.

Itulah kenapa Jaehyun memilih untuk langsung masuk kerja dan membiarkan Doyoung menghabiskan waktu dengan Taeyong.

Dia tidak ingin jadi penghalang karena Jaehyun tahu bagaimana rasanya terhalang, namun dia juga masih tidak bisa melihat mereka berdua bersana.

VERONA | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang