[이십사]

479 63 20
                                    

Setelah dia cuci wajahnya, menampar pipinya beberapa kali agar cepat sadar dan kembali menjalankan akalnya, Taeyong turun ke arah dapur dan dia dapati Jaehyun juga sedang berjalan mengarah ke tempat yang sama; meja makan dengan beberapa hidangan y...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Setelah dia cuci wajahnya, menampar pipinya beberapa kali agar cepat sadar dan kembali menjalankan akalnya, Taeyong turun ke arah dapur dan dia dapati Jaehyun juga sedang berjalan mengarah ke tempat yang sama; meja makan dengan beberapa hidangan yang Taeyong siapkan.

Beberapa makanannya adalah pemberian Minhyuk atas perayaan lelaki itu yang mendapatkan kebebasannya kembali, sementara yang lainnya hanya karena Taeyong ingin membuat dan menyantapnya.

Taeyong siapkan mentalnya sebelum dia duduk di kursi seberang Jaehyun, menarik nafasnya dalam-dalam agar suara seraknya hilang, dan berharap mata sembabnya membaik.

Jaehyun hanya tersenyum tipis, meraih sumpitnya, "Kamu yang bikin semuanya?" tanyanya memecah canggung—meski rasanya, bagi Taeyong, Jaehyun baru saja memperparahnya.

"Tidak, sebagian dari Minhyuk," jawab Taeyong, "Selamat makan," dan mengakhiri percakapan mereka sesingkat mungkin.

Taeyong merasa dia perlu membenahi isi kepalanya sebelum berbincang terlalu banyak dengan Jaehyun, karena dia tidak ingin merusak apa yang telah dirinya sendiri rusak.

Jadi, ketika Jaehyun mencoba melancarkan obrolan kecil, Taeyong akan menyahuti sesingkat mungkin, dan menutup percakapan mereka dengan kekehan.

Dia tahu Jaehyun juga merasa tidak nyaman dengan tingkahnya, Taeyong juga sadar akan hal itu. Namun, Taeyong terlalu takut untuk ambil tindakan lain selain diam.

Lagipula, apalagi yang bisa Taeyong ucapkan? 'Aku suka makan ayam,'? 'Bagaimana masakanku, enak?'?

Uh- oh- tidak.

Jadi- biarlah mereka saling berdiam diri daripada Taeyong kelolosan melakukan hal aneh lain yang akan dia sesali sampai sepuluh tahun kedepan, yang akan membuatnya menggeliat geli sepanjang hidupnya.

"Taeyong," berbeda dengan Jaehyun yang terus melancarkan percakapan, tidak peduli bagaimana respon Taeyong.

"Hm?"

"Kalau kamu lelah, langsung istirahat saja. Biar aku yang bersihkan semuanya."

Taeyong termenung sesaat, seraya memakan suapan terakhirnya.

Oh- tidak, setakut-takutnya dia pada Jaehyun sekarang, tidak seharusnya dia membebani Jaehyun, sebagai pemilik rumah dialah yang seharusnya bertanggung jawab membersihkan semuanya—

"Ok."

oh, Taeyong.










🍃










"Lee Taeyong!" raungnya frustasi ketika dia tutup pintu kamarnya kencang, merenyam surainya dengan penuh penyesalan.

VERONA | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang