[BXB] [ROMANCE] [On Going]
[2 우리 다시 만나자 Series - Verona Blend]
And when a simple 'touch me' glued both of their body tightly, made them together for the rest of their life.
[Second Series of WILLOW]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia mendengar suara hentakan keras, sebelum pintu kamarnya terbuka lebar. Kepalanya terangkat, dengan mata memicing kearah sumber suara, dimana berdiri tegap lelaki dengan tinggi seratus delepan puluh sekian senti meter dihadapannya, "Hyung!" dan meski mereka menghabiskan waktu bersama selama ini, masih aneh untuknya mendengar lelaki yang lebih tinggi barang lima senti darinya itu memanggilnya demikian.
"Apa?"
"Aku lapar."
Lelaki dengan surai coklat muda itu mengerjapkan matanya, sinar ponsel yang setia memanasi matanya selama beberapa jam lalu membuat dia perlu menyesuaikan diri dengan penerangan dikamarnya yang lebih redup.
"Jam segini?" desisnya, menilik jam di ponselnya, "Ambil ramen di dapur."
"Habis."
"Makan apa saja yang ada di dapur."
"Kosong."
Dia menghembuskan nafas atas jawaban lelaki dengan surai hitam legam itu.
"Hyung, aku menyesal mengenalkanmu dengan game itu. Sekarang kamu bahkan lupa kalau hari ini jadwalmu belanja."
Benar.
Seharian ini dia mendekam dikamar layaknya ayam siap bertelur, hanya berbaring dikamarnya dan keluar ketika dia rasa tenggorokannya kering atau dia perlu cemilan untuk dikunyah—dimana kemudian dia sadari bahwa dialah orang yang memakan persediaan terakhir mereka.
Maka, dia bangkit dari tempatnya, "Maaf," katanya, "Aku akan pergi ke mini market depan gang dan besok akan kubelikan semua perlengkapan kita yang sudah habis." jelasnya dengan suara serak, tenggorokannya baru digunakan selama beberapa belas jam terakhir, "Kamu mau nitip apa?"
"Belikan aku cemilan apa saja."
"Ok."
"Perlukah aku ikut denganmu, Hyung?"
"Tidak perlu. Kamu di rumah saja."
"Hati-hati dijalan," kata lelaki itu, hendak menutup pintu kamarnya, "Ah," namun sebelum menutupnya rekat, dia meloloskan satu kalimat lagi, "Ingat, kamu sudah tidak sekebal dulu dan kamu bisa mati lebih mudah sekarang." sebelum terdengar suara decitan pintu tertutup.
Jaehyun memutar matanya, pengingat yang penting sekali, batinnya.
Dia segera memasang pakaiannya, menggunakan jaket hitam karena diluar cukup dingin, serta menggunakan topi hitam karena malas mengatur rambutnya.
Daerah tempat tinggalnya masih sepi, rawan terjadi kejahatan, maka dia senang untuk sembunyi dibalik gelapnya malam untuk menghindar dari orang-orang yang tidak ingin dia temui. Lagipula, dengan berpakaian demikian, kemungkinan para penjahat yang hendak menangkapnya akan menganggap dia adalah kawanan penjahat lainnya.