Happy reading
Jangan lupa Vote, komen, dan share.
"Ha... siapa ya?" tanya Melisya tanpa menengok.
Wushhh
Angin berhembus dengan kencang, menimbulkan rasa takut bagi Melisya.
Apa lagi ini ada yang berjalan, padahal ini sudah sepi dan Melisya yakin semua siswa sudah pulang.
"Melisya" ucap seseorang dengan memegang pundak Melisya.
Mendadak takut, takut jika itu hanya halusinasi nya dan tidak ada makluknya.
"Hei" ucap nya lagi.
Dia takut untuk menengok tetapi dia juga penasaran itu manusia atau bukan, akhirnya Melisya memberanikan diri untuk menengok ke belakang.
Dan ternyata itu adalah papa nya, langsung saja Melisya memeluk nya dengan erat.
"Hai kamu kenapa Lisya?" tanya Tion karena bingung.
"Gak papa pa, tadi cuman takut kalo setan aja, hehehe" ucap Melisya sambil memamerkan gigi nya.
"Kamu itu ada-ada saja"
Mereka menaiki mobil dan pergi ke rumah mereka, Tion selalu menjemput Melisya, jika Tion ada kegiatan yang mengakibatkan tidak dapat menjemput Melisya, Tion akan menghubungi supir yang ada di rumah nya untuk menjemput Melisya.
Tion dulu pernah bilang, "aku gak mau sampe ketinggalan soal pertumbuhan Melisya kaya pembisnis-pembisnis lain, nanti kalo Melisya nikah aku yang akan nyesel sendiri" ucap Tion waktu itu.
Tion tidak ingin menyesal di akhir nya karena tidak melakukan ini dan itu, jadi dia memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar tidak menyesal nanti nya.
**
Untung saja mereka sudah sampai di rumah dan hujan pun turun dengan kencang diiringi petir yabg bersahutan.
Duar
"Mama" teriak Melisya dari lantai atas.
Langsung saja Melisya turun sambil berteriak kencang dan mencari sang mama.
Ternyata mereka sedang berkumpul di ruang tv, langsung sama dia memeluk papa nya dan menyandarkan tubuh nya disana.
Menutupi kedua telinga nya.
"Gak papa kok sayang, jangan takut ya" ucap Zahra menenangkan anak nya sambil mengelus rambut Melisya.
"Pa... takut" ucap Melisya lirik.
Melisya mengeratkan pelukan, di pikiran nya sudah terekam jelas kejadian masalalu yang menimpa paman dan sahabat nya.
Melisya Pov
Aku takut, aku sendiri melihat kejadian itu, dulu Melisya, Paman dan sahabat nya sedang bermain hujan, disaat itu hujan. Dulu Melisya sangat menyukai hujan, dia bermain bersama, tidak terasa hujan semakin lebat di susul suara petir yang saling bersahutan.
Mereka panik, sahabat nya itu bermain terlalu yang jauh dari nya, karena merasa kawatir akhirnya paman nya menyuruh Melisya untuk pergi dahulu kedalam sedangkan paman nya yang membawa sahabat nya.
Tapi sebelum Melisya berbalik, terdapat petir yang menyambar mereka berdua. Dia tidak menyangka akan hal itu, dan semenjak itu dia takut untuk bermain hujan lagi.
Pov end
Ternyata Melisya tertidur dalam dekapan hangat sang papa, karena merasa tidak tega, Tion menggendong Melisya dan memindahkan nya ke dalam kamar milik Alkan, karena tidak mungkin jika dia berjalan menaiki tangga dengan menggendong Melisya, yang ada nanti pinggang Tion encok.
"Pa, kasihan ya Melisya, setiap kali ada petir meski kaya gitu" ucap Zahra sambil menundukkan kepala nya.
"Iya ma, tapi gimana kita udah bawa kemana-mana tapi tetep aja, kita berusaha lagi ya" ucap Tion sambil memeluk Zahra.
Satu minggu setelah kejadian itu Melisya mandi pendiam dan takut keluar, karena keluarga nya merasa kawatir akhirnya mereka mencoba memeriksakan Melisya dan ternyata dia mempunyai fobia akan petir atau sering di sebut astrompobia.
Semenjak itu mereka berusaha untuk menghilangkan fobia tersebut.
____
Makasih ya sudah mau baca.Jangan lupa vote dan komen.
Kalo ada salah komen aja ya, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astraphobia [Tamat]
Teen Fiction"Aku takut sendiri disini," gumam Melisya. duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badan nya, di luar sedang hujan. Kehidupan seorang Melisya tidak semulus yang di bayangkan. Banyak rintangan dan masalah yang di hadapi. "Gue mau pa...