Happy reading.
Malam ini Melisya sendiri an di rumah, sepeti biasa dia memasak dan yang lain nya sendiri.
Melisya sedang membuat es dan berjalan ke bakon. Udara malam sangat sejuk dan pemandangan yang indah.
Tiba-tiba terdengar bunyi petir, Melisya takut. Melihat ke atas, bulan tidak terlihat.
Dia memutuskan untuk ke kamar dan menyalakan tv dan musik. Dia mencoba melawan ketakutan nya.
"Tenang... tenang" ucap Melisya.
Menyenderkan kepala nya dan menonton tv dengan tenang.
Suara petir terdengar sekali lagi, Melisya mengambil guling derita selimut yang dia naikan.
Sedangkan di tempat lain, ada seseorang yang sedang kawatir dengan diri nya.
"Pa gimana sama Melisya?" tanya Zahra.
"Papa juga bingung, kalo kita keluar sekarang Alkan bisa dalam bahaya" ucap Tion.
Mereka mondar-mandir di ruang tamu di apartemen yang Davian siapkan. Memikirkan agar mereka bisa bersama dengan Melisya sekarang dan memeluk nya.
Kemarin Davian mengatakan yang tidak-tidak terhadap mereka, memfitnah Melisya agar mereka benar-benar benci. Tetapi tidak terjadi karena anak buah Davian mem foto Tara dengan Melisya dan mereka tau jika itu Tara.
"Kita disini berdoa aja, supaya Melisya gak takut kalo kita keluar dan meng hampir Melisya sama saja dengan kita menyerahkan nyawa Alkan" ucap Tion.
Mereka banyak-banyak berdoa untuk Melisya, sedangkan Davian dia sedang menonton Tion dan Zahra lewat CCTV yang sudah dia pasang dengan diam-diam.
"Hahahaha," tawa puas.
Menyenderkan badan nya di kursi lalu memutar kan, langsung memperlihatkan jalan raya yang tampak senggang karena akan turun hujan.
"Gue harus pikirin sesuatu agat keluarga Melisya percaya sama gue dan benci sama Melisya" gumam Davian.
"Ah iya gue ada ide" ucap Davian.
Davian senang dan langsung mempersiapkan rencana nya.
👀
👀Duar
Bunyi petir lagi, kali ini lebih kencang dan rumah Melisya langsung mati lampu.
"KYAA" teriak Melisya.
Nafas nya tercekat, menutup telinga nya dan memeluk guling.
Tiba-tiba ada tangan yang memegang pundak nya, berdoa di dalam hati dia takut jika itu hantu.
Melisya memberanikan diri untuk menengok. Dengan cepat seseorang membekap mulut Melisya dengan saputangan.
Melisya merasa pusing, sesak nafas lalu gelap.
"Bos dia sudah pingsan" ucap seseorang.
"Langsung saja" ucap Davian.
Dia menyuruh sesorang untuk menghidupkan listrik rumah Melisya. Setelah menyala, mereka menyiapkan alat-alat.
Salah satu membuka semua baju Melisya disana semua laki-laki. Setelah membuka semua, sekarang Melisya sudah tidak memakai apa-apa lagi. Langsung saja seseorang tadi membuka seluruh pakaian nya dan langsung berbaring di sebelah Melisya dan tidur.
Sesorang yang satu lagi memotret nya, mereka berganti-ganti. Setelah semua selesai laki-laki tadi mengunakan pakaian nya lagi. Mereka sedikit bermain dengan Melisya.
Menyentuh tanpa meninggalkan jejak. Mereka keluar dan menghapus jejak dan memakai kan kembali baju Melisya.
Mereka laporan dengan Davian,
"Sudah pak, besok saya kirim hasil foto nya" ucap nya.
"Oke, saya tunggu besok, jangan sampai ke tahuan jika itu rekayasa" ucap Davian.
Sambung telfon di putuskan, mereka pergi mengunakan mobil dan pulang kerumah. Mereka bercakap-cakap tentang tugas yang di berikan Davian.
"Enak ya lo, bisa pegang-pegang" ucap seseorang.
"Enak lah, tadi empuk tau" ucap nya.
"Udah jangan di bahas lagi nanti pak Davian tau nanti marah" nasehat orang 1 nya lagi.
Sedangkan Davian disana tertawa puas dan tidak sabar untuk menunggu hari esok dan melibatkan ke mereka.
👀
👀Melisya bangun, merasa badan nya sakit. Dia melihat ke sekitar ternyata sudah pagi dan teentata sudah jam 9 pagi. Dia pergi ke kamar mandi dan mandi.
Dia tidak merasa curiga dengan apapun dan dia merasa baik-baik tetapi dia tidak tau jika ada sesuatu yang akan menimpa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astraphobia [Tamat]
Teen Fiction"Aku takut sendiri disini," gumam Melisya. duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badan nya, di luar sedang hujan. Kehidupan seorang Melisya tidak semulus yang di bayangkan. Banyak rintangan dan masalah yang di hadapi. "Gue mau pa...