part 23

138 11 0
                                    

Happy reading







"Nanti paling gue bakal nerusin perusahaan papah gue" ucap Melisya.

"Gue mungkin sama" ucap Davian.



***
Mereka sudah pulang dari cafe, lagi-lagi Melisya diantar pulang oleh Davian.

Hubungan mereka semakin hari semakin dekat, ada rasa yang belum Melisya rasakan. Sesuatu yang menyenangkan dan membuat nya gila.

Melisya memikirkan ucapan sahabat nya sewaktu berangkat sekolah bersama. Kata mereka Melsiya sudah jatuh cinta dengan Davian. Kata mereka Davian juga mencintai nya.

Tiba-tiba terdengar bunyi telfon dari handphone nya, Davian menghubungi nya. Apa ini mimpi? Apa ada urusan dengan Melisya?

Melisya mengangkat nya.

Assalamualaikum Melisya

Waalaikumsalam Dav, ada apa ya?

Besok malam minggu lo ada acara gak?

Kayak nya enggak dav, ada apa ya?

Gue mau ajak lo jalan, usahain bisa ya?

Iya Dav, gie usahain.

Oke, makasih ya Melisya. Btw lo lagi apa?

Lagi telfon sama kamu di balkon.

Ooo, sama dong. Beda nya aku lagi liat langit.

Emang langit nya ada apa?

Langit nya lagi cantik, kaya kamu.

Hahahaha, kamu bisa aja.

Aku tutup ya telfon nya, udah di panggil mama.

Iya.

Assalamualaikum

Waalaikumsalam.

Panggilan berputus, sedari tadi Melisya gugup, karena baru pertama kali telfon sama seseorang laki-laki.

"Kok gue gugup banget ya?, semoga dia gak nyadar kalo gue gugup" ucap Melisya.

Melisya meminum dengan tangan yang bergetar, mungkin akibat gugup nya dan masih terasa sampai sekarang.

Tarik nafas, buang.

Melisya melakukan nya berulang kali demi meredakan gugup nya.

Setelah normal, Melisya masuk ke kamar nya dan menonton tv. Sedangkan Davian sedang berada di kamar nya bersama sahabat-sahabat nya.

Tadi dia hanya berbohong jika di panggil oleh ibu nya.

"Gimana Melisya bisa?" tanya Arik.

"Katanya di usahain" ucap Davian.

"Yaudah kita tinggal hias, soal makanan nya biar Embun sama temen nya aja" ucap Ken.

"Semoga berhasil" ucap mereka serempak.

Mereka merencanakan sesuatu untuk hubungan Davian dan Melisya maju. Bukan hanya pertemanan tapi lebih dari itu.

Davian sudah mengungkapkan rasa cinta nya ke sahabat nya, dan Ken memberitahu jika Melisya juga menyukai nya, jadi Davian memberanikan diri untuk mengungkapkan nya ke Melisya.

Teman-teman Davian langsung pulang saat sudah mengetahui jika Melisya bisa. Karena mereka setelah dari cafe belum sama seai pulang.

____

EMBUN POV

Tadi gue dikabarin sama Ken kalo Davian merencanakan untuk menembak Melisya. Dan Embun siap membantu untuk berhasil nya hubungan mereka. Dulu Vian dan Melisya lah yang membuat diri nya dan Ken berpacaran dan sekarang giliran diri nya yang membantu Melisya untuk berpacaran.

"Vian, Davian ngernecanain buat nembak Melisya" ucap Embun dari telfon.

Dia menelfon sahabat nya untuk mendengarkan berita baik ini, Vian benar benar senang seperti Embun karena visa menjadi bagian terpenting dari hubungan Davian dan Melisya.

"Gue mau bantu" ucap Vian menggebu-gebu.

"Iya, sabar. Nanti kita yang beli makan nya" ucap Embun.

"Siap, lo tinggal kabarin gue aja kalo mau cari sesuatu" ucap Vian.

Panggilan terputus, Embun sudah menceritakan sedetail-ditail nya rencana Davian.

"Gimana yang, Vian mau bantu?" tanya Ken.

"Dia mau kok" ucap Embun.

Sekarang Embun dan Ken sedang berada di rumah Ken. Ibu ken ada di rumah tapi dia di dapur memasak, sedangkan papa Ken sedang bekerja.

Kenapa Embun tidak membantu? Karena ibu Ken tidak membolehkan nya, karena takut Embun kecapean dan yang lain.

"Memang nya mau dimana?" tanya Embun.

"Davina sih mau nya di Taman gitu pas malem nanti dikasih lampu-lampu gitu. Cerita pertama nya dinner doang tapi tadi Arik tambahin buat yang lebih romantis" jelas Ken.

"Ooo" ucap Embun.

Mereka membahas semua nya, mulai dari makan dan tata letak.




______

Hayo penasaran gak gimana cara Davian ngungkapin perasaan nya ke Melisya?

Kalo penasaran bisa baca part selanjut nya ya. Jangan bosen sama cerita ini.

Kalo ada kesalahan bisa komen aja ya, jangan lupa. Vote dan share ya terimakasih.

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang