part 34

134 13 0
                                    

Happy reading





Pagi hari Melisya memutuskan untuk turun, Dia melihat keluarga nya berada di ruang makan. Melisya bertingkah seperti biasa tetapi mereka paham bahwa Melisya memendam kesedihan nya sendiri.

"Makan yang banyak ya lis" ucap Zahra.

"Iya ma"

"Kakak-kakak Alkan mau duduk di kakak" ucap Alkan.

Langsung saja Melisya menghampiri Alkan lalu menggendong nya, mendudukan diri nya di kursi tadi. Suara nya mulai ramai akibat tawa Melisya dan Alkan.

Zahra bersyukur dalam hati, ada nya Alkan membuat suara nya menjadi ceria dan sedikit membuat Melisya lupa dengan kesedihan nya.

"Hahahaha kamu bisa aja" ucap Melisya.

Melisya dan Alkan bermain di ruang tv sedangkan orang tua Melisya masih di ruang makna.

"Ma kemarin ada suruhan nya Davian dia suruh kita buat jahuin Melisya dia baru mau tanda tangan kontrak" ucap Tion.

Melisya yang awal nya ingin mengambil minum mengurungkan niat nya.

"Lah kok gitu, gak ada syarat lain?" tanya Zahra.

"Gak ada ma, kalo Davian gak tanda tangan perusahaan kita bisa rugi banyak, apalagi investor ingin perusahaan Davian ber gabung" ucap Tion.

"Gimana ya, bingung. Aku gak mau ngejahui Melisya, Dia masih sedih masa di jahui" ucap Zahra.

Melisya mendengar kan nya dengan jelas, Davian niat sekali ya membuat nya menderita sampai segini nya.

"Gak papa kok ma,pa" ucap Melisya.

"Loh, kamu dengerin?" tanya Tion.

"Melisya tadi may ngambil air tapi gak jadi waktu papa ngomong" ucap Melisya.

"Gak papa kok jauh in Melisya, yang penting usaha papa gak bangkrut" ucap Melisya.

"Beneran?"

Setelah berdebat panjang akhirnya Tion menyetujui untuk menjahui Melisya, meskipun tidak tega mau bagai mana lagi.

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang