part 22

148 12 0
                                    

Happy reading

Akhirnya Melisya dan sahabat nya sudah menyelesaikan soal yang di berikan. Melihat kearah jam ternyata masih 10 menit lagi. Mereka memakan roti yang mereka beli tadi.

"Alhamdulillah udah selesai" ucap mereka.

"Eh cerita yuk" ucap Melisya.

Mereka bercerita banyak hal, mulai dari waktu mereka berkumpul, pergi bersama atau masalah tertentu.

Terkadang mereka terbuka satu sama lain terkadang tidak, mereka memahami karena tidak semua masalah busa di ceritakan meskipun kita itu sahabat.

"Eh kemarin kan gue tanya sama Ken, gimana kalo deket sama lo. Jawaban nya itu persis kaya lo, tapi dia lebih peka" ucap Embun.

"Dia cinta sama lo" ucap Vian.

"Eh jangan bahas itu, kemarin ada cafe baru buka lo promo mau kesana gak?" tanya Melisya teng bermaksud untuk mengalihkan pembicaraan.

"Gue belum kesana" ucap Embun dan diangguki Vian.

Mereka berencana untuk pergi kesana bersama Ken dan teman-teman, 30 menit setelah Melisya sampai baru memberi tau untuk datang.

Kring-kring

Bunyi bel terdengar, kelas Melisya langung ramai meminta contekan. Mereka semua hanya meminta contekan ke temen yang bener-bener bisa.

Melisya, Embun, dan Vian hanya duduk santai dengan memainkan handphone nya.

Terdengar suara notifikasi, Melisya membuka aplikasi dan melihat.Ternyata Davian yang menghubungi nya.

Davian za

Nanti pergi jam berapa?

Jam setengah 3 Dav


Ooo oke makasih.

Iya sama-sama

Chatan pun berakhir, Melisya juga meletakan Handphone nya karena guru sudah masuk.

Kelas yang awalnya rame sekarang sepi, guru langsung menagih soal tadi, ada yang sudah selesai ada juga yang baru 4.

***

Sekarang Melisya, Embun dan Vian sudah sampai di cafe yang di bilang Melisya tadi.

"Eh ini beneran diskon?" tanya Embun.

"Bener kalo gak bener tanya aja" ucap Melisya.

Tiba-tiba Vian memanggil pelayan, dan menanyakan  langsung apa itu benar diskon atau bagai mana. Vian gak takut malu jika soal sikon.

"Iya mbak benar ini sedang ada diskon, jika ingin melihat-lihat menunya ini ada mbak, silahkan di pilih" ucap mbak pelayan itu.


"Ooo makasih mbak, untuk pesanan nya nanti ya mbak, nanti saya kasih ke mbak nya" ucap Vian.

Setelah itu pelayan pergi, Melisya dan Embun memilih menu apa yang ingin di nikmati.

"Gue pesen jus mangga tapi mangga nya harus manis, terus sama mie goreng" ucap Melisya.

"Gue sama kaya Melisya tapi minum nya gue jus jeruk" ucap Embun.

Setelah mendengar pesanan sahabat nya Vian langsung pergi dari sana dan memesan kan nya ke mbak tadi.

"Udah pesan nya?" tanya Melisya.

"Udah, kata nya tunggu 20 menit" ucap Vian.

"Eh lo tau si cabe sekolah gak?" tanya Embun.

"Tau, si Firxi kan?" tanya Vian.

"Iya"

"Masa dia buat hubungan si keris kita hancur" ucap Embun.

"Kata siapa lo?" tanya Melisya.

"Gue katanya sahabat nya, sahabat nya kan punya pacar nah pacarnya gue kenal" jelas Embun.

"Kok bisa gitu gimana?"

"Jadi gini, dia kan dateng ke---

"Nah gitu" ucap Embun.

"Ngeselin banget tuh si Firxi" ucap Melisya

"Masa cuman gara-gara dia gak setuju kalo keris kita pacaran sama anak bahasa sih, kurang kerjaan banget hancurin hubungan cuman karena gak suka sama anak bahasa" ucap Vian.

"Gak guna sumpah" ucap Melisya.

"Permisi kak, ini pesanan nya" ucap pelayan yang berbeda.

"Oh iya kak," ucap Melisya.

Setelah pesanan sampai mereka memakan nya, 20 menit Davian dan kawan-kawan nya sampai, dan mendudukan diri nya di meja Melisya.

Melisya memilih meja panjang yang muat 8 orang.

"Loh kok udah pesen aja?" tanya Putra.

"Udah, laper kita. Sama kita udah dari tadi ke sini tapi sengaja ngabarin 30 menit" ucap Embun.

Davian dan Ken memesan makanan yang ingin mereka makan, tidak lupa untuk memesan kan Arik dan Putra juga.

"Kok kalian baru ngasih tau kalo kalian udah 30 menit disini?" tanya Arik.

"Ya karena kita mau curhat-curhat dulu" ucap Melisya.

"Sekolah kalian gimana?" tanya Putra.

"Alhamdulillah lancar" ucap Vian.

"Kalo lo?" tanya Vian.

"Tadi kita dihukum gara-gara telat, ngeselin nya lagi kita harus bersih-bersih gudang dan gudang nya ke kunci, baru bisa dibuka waktu pak satpam keliling" curhat Arik.

"Kasihan" ucap Melisya, Vian, dan Embun serempak.

"Makan nya jangan telat, bangun lebih pagi biar gak telat lagi" ujar Melisya.

"So sweet nya, jadi pingin pacarin  deh" ucap Putra.

"Berani lo?" ucap seseorang dari arah belakang.

Ternyata Davian dan Ken sudah kembali dan mereka duduk. Tadi yang berbicara itu Davian, Davian terus menatap Putra dengan intens.

"Santai lah bro, gue bercanda" ucap Putra cengengesan.

"Nah lo pawang nya ngamuk" ledek Arik.

20 menit makanan yang di pesan Davian telah sampai, mereka menikmati makanan nya.

Sambil ber cerita tentang cita-cita dan akan bekerja di mana setelah lulus.












______

Makasih ya udah mau baca

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang