Happy reading
"Karena dia itu yang udah buat cucu ku terluka" ucap nenek Ara.
"Itu kan bukan salah nya Melisya, kamu tau sendiri kan, mereka cuman main bareng aja, itu takdir" ujar kakek Anan.
"Tapi itu dia yang ngajak main mereka, kalo dia gak ngajak main gak bakal kejadian" ucap nenek Ara dengan menggebu-gebu.
"Sudah bu, pa" ucap Tion mengusap punggung ibu nya.
Sebenarnya dia mau menentang omongan ibu nya itu, kejadian masalalu itu bukan kesalahan Melisya tetapi sudah takdir. Tapi jika dia menentang dia takut jika ibu nya akan marah kepada nya.
Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mendengarkan ucapan mereka, siapa lagi kalo bukan Melisya, sebenarnya Melisya belum ke kamar, dia tadi berhenti untuk mengangkat telfon sahabat nya, dan tidak disuka ternyata itu masalah nya.
Menghela napas lalu berjalan lagi menuju ke kamar nya.
"Gini amat hidup gue" ucap Melisya.
Meletakan tas nya di meja belajar dan menata mata pelajaran untuk besok, setelah selesai dia pergi ke lemari untuk mengambil baju laku pergi ke kamar mandi.
Dia mandi karena dia gerah dan dia sudah seperti itu dari kecil, sudah terbiasa.
Sedangkan mereka semua yang ada dibawah sedang menonton tv dengan makanan ringan, dan Alkan yang bermain dengan kakek nya Anan.
Melisya memutuskan untuk turun, dia sudah siap jika dia di sindir oleh nenek nya seperti tadi.
"Sore semua" ucap Melisya.
"Sore sayang" jawab mereka kecuali nenek nya Ara.
Melisya duduk di antara papa dan mama nya, Tion rapikan rambut putri nya ini yang sedang bermanjaan dengan istrinya.
"Udah besar juga masih aja manja" cibir nenek Ara.
Melisya tidak mendengarkan itu, dia takut jika dia tidak dapat mengendalikan emosi nya dan malah membuat masalah baru.**
Kakek dan nenek Melisya sudah pulang tadi setelah makan malam. Dan serang Melisya dan keluarga sedang nonton bersama di ruang tv dengan canda tawa karena tingkah laku Alkan yang mengenaskan.
Untung saja Melisya dapat mengatur emosi nya, meskipun tadi dia hampir kelepasan.
"Alkan udah bisa bicara I love you belum?" tanya Melisya.
"Udah dong, i lop yu" jawab Alkan yang mengundang tawa.
"Salah sayang, yang benar itu I love you" ucap Zahra membenarkan.
"Iya ma, i lop yu" ulang Alkan yang merasa benar.
"Salah" jawab Tion.
Tion menggendong Alkan dan membawa nya di pangkuan nya, dan mengajarkan berbicara kepada Alkan.
"Ma, pa Melisya pamit ke kamar dulu ya, mau ngecek besok ada pr apa enggak" pamit Melisya.
"Iya sayang" jawab Zahra.
"Malam papa, mama, Alkan" ucap Melisya sambil mencium pipi mereka.
Setelah itu, Melisya pergi ke kamar nya yang berada di lantai 2 lalu memeriksa buku-bukunya apa ada pr atau tidak. Setelah mengecek semua nya ternyata tidak ada pr, karena dia gak tau mau ngelakuin apa aja, dia memilih chat sahabat nya.
Kita cantik
Melisya aurela As.
Assalamualaikum
Embun clarissa L
WaalaikumsalamDavian dinata J
WaalaikumsalamMelisya aurela As
Besok kaga ada pr kan?Embun clarissa L
Kayak nya kaga ada deh, gue lagi jalan sama Ken soal nyaDavian dinata J
Lo mah, ngerjain pr kaga, tapi jalan pasti.Embun clarissa L
Iya dong, gue kan udah kaga jomblo lagi.Melisya aurela As
Mentang-mentang usah jadian lo gitu ya.Davian dinata J
Iya tuh mentang-mentang udah punya pacar.Embun clarissa L
Iri bilang bos, dah lah gue mau jalan lagi.Itu lah percakapan mereka yang kurang berfaedah, Melisya memutuskan untuk tidur lebih awal karena besok ada pelajaran olahraga takutnya dia kecapean.
**
Pagi hari nya, Melisya sudah siap dengan seragam olah raga milik nya, karena jam pertama mereka akan olahraga, menuruni tangga lalu duduk disana. Menikmati sarapan yang ada dan dia tidak meminum susu, takut jika dia nanti mual.
___
Makasih udah baca.Jangan lupa vote dan komen ya.
Kalo ada salah komen aja ya, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astraphobia [Tamat]
Teen Fiction"Aku takut sendiri disini," gumam Melisya. duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badan nya, di luar sedang hujan. Kehidupan seorang Melisya tidak semulus yang di bayangkan. Banyak rintangan dan masalah yang di hadapi. "Gue mau pa...