part 7

448 35 0
                                    

Happy reading


Pagi hari menghampiri, Melisya yang baru bangun tidur menatap sekeliling, bukan pertama kali nya dia bangun di kamar Alkan.

Dia sering jika ada petir, mengingat hal itu Melisya kembali teringat akan hal itu, memori berputar secara terus-menerus bagai kaset rusak.

"Aku harus mengiklaskan nya dan mencoba menghilangkan fobia ini, aku takut jika aku terus menyusahkan keluarga ku" gumam Melisya.

Setelah itu dia bangun dan merapihkan tempat tidur, setelah rapi dia langsung keluar dari kamar ini dan pergi ke kamar milik nya sendiri untuk mandi dan bersiap-siap sekolah.

"Pagi semua" sapa Melisya dengan ceria.

Itu kebiasaan Melisya, dia tidak akan menunjukan kesedihan nya dan ketakutan nya terhadap keluarga nya, jika dia tunjukan berarti dia benar-benar takut.

Kebiasaan Melisya yang satu ini sudah di ketahui seluruh keluarga nya dan Melisya akan tersenyum jika ada yang meningkatkan nya.

"Pagi sayang" jawab Zahra.

Mengolesi dirinya dengan selai coklat kesukaan nya dan menutup nya dengan roti lagi.

"Kamu yakin hari ini berangkat sekolah?" tanya Tion memastikan.

"Iya pa, Melisya yakin" ucap Melisya dengan santai seolah tidak ada terjadi sesuatu.

**

"Hati-hati ya sayang, kalo ada apa-apa telfon papa atau mama ya" ucap Tion sambil mengusap rambut Melisya.

"Siap pa" jawab Melisya, "Kalo gitu Melisya pamit ya pa, hati-hati di jalan" sambung Melisya sambil menyalami tangan Tion.

"Iya"

Melisya turun dan berjalan masuk ke dalam sekolah, banyak siswa dan siswi yang berkeliaran, entah itu kelas 10, 11 atau kelas 12.

Kelas Melisya itu dilantai 2 dan langsung mengarah kearah lapangan besar tang biasa nya u tuk upacara dan bermain basket dan voli.

Didalam kelas dia disambut oleh para sabahabat nya.

"Melisya tau gak?" tanya Vian.

"Enggak" jawab Melisya.

Jelas-jelas dis belum tau lah dikasih tau aja belum masa udah tau aja.

"Ada guru baru loh, tadi gue liat ganteng tau" ucap Vian dengan antusias.

Vian itu pecinta cogan dan sekarang dia jomblo.

"Heh, dia itu kan guru yang berarti dia itu tua dan pasti dia udah punya istri" ujar Embun.

"Nah bener itu" ucap Melisya membenarkan.

"Dia masih muda tau, gue mau cari tau dulu kalo belum punya suami mau gue gebet ah" ucap Vian.

Vian bahkan sudah membayangkan bagaimana jika merek pacaran dan menjadi sumi istri,  matanya akan sehat karena melihat yang ganteng-ganteng.

"Cogan aja yang lo pikirin, sono belajar bahasa inggris dulu baru cogan" ledek Embun.

Vian itu bisa dibilang kurang paham dalam bahasa indonesia, tetapi aneh nya dia paham bahasa korea. Dia bisa cepat paham itu karena dia suka menonton drama korea atau sering disebut Drakor.

"Ish, kalo gua gak mikirin cowo nanti kasihan jodoh gue" elak Vian.

"Udah-udah kok malah ribut sih" lerai Melisya.

**
"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan nama saya Seon el Najin sering dipanggil pak El, saya berasal dari Korea dan saya memutuskan untuk pindah di indonesia dan bekerja di sekolah ini" ucap Pak El.

Semua siswa yang ada di kelas tampak antusias, ada yang berteriak heboh, ada yang langsung bertanya alamat dan nomer handphone, sudah punya pacar atau belum dan lain-lain.

Sedangkan para Cowo mengendus kesal karena mereka mempunyai saingan.

"Oke-oke saya akan jawab satu-persatu, saya itu masih--










___

Makasih udah mau baca.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Hayo ada yang penasaran sama Pak El gak?
Tunggu part selanjut nya ya :)

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang