Selamat membaca
Pemakaman sudah selesai, Melisya duduk di sofa memandang tv dengan pandangan kosong, dia tidak tau mau melakukan apa lagi. Dia takut salah ambil jalan dan membuat hidup mereka hancur.
Seluruh keluarga papa dan mama Melisya datang, tidak terkecuali paman yang dulu celaka karena petir.
Paman nya menghampiri Melisya dan Melisya tidak histeris seperti dulu. Paman Dion mengusap dan memberi semangat.
Dia ingin menyampaikan sesuatu tetapi dia rasa sekarang bukan waktu yang tepat.
"Udah makan?" tanya Vian.
"Makan dulu yuk, Alkan usaha nunggu loh" ucap Embun.
Vian dan Embun datang setelah mendapatkan berita itu. Mereka sedang berada di kamar Melisya, mereka membujuk Melisya untuk makan.
Alkan masuk ke kamar kakak nya, menghampiri Melisya lalu memeluk nya. Melisya tersadar dari lamunan nya, menengok ke kaki nya ternyata Alkan.
Mengendong nya lalu memeluk nya.
"Kakak makan yuk, Alkan udah laper" ucap Alkan.
Menghela nafas lalu mengangguk
Mereka pergi ke bawah dan makan bersama. Alkan di di api oleh Melisya karena sudah biasa.
"Kak mama sama papa tadi kok di kasih tanah?" tanya Alkan.
Melisya berhenti menyendokan makanan. Embun, Vian, Dion, dan Tara saling pandang, bingung bagaimana menjelaskan nya.
"Disana tempat istirahat nya mama dan papa sekarang, doain ya Al biar tenang" ucap Melisya.
Menahan tangis nya agar Alkan tidak menangis. Dia tersenyum saat Alkan tidak sedih. Setelah semua nya Melisya mencuci piring dan gelas.
Mengajak Alkan untuk menonton tv dan menghibur diri nya dan mengalihkan pikiran Alkan dari kejadian tadi.
"Melisya om mau ngomong" ucap Dion.
"Iya om ada apa?" tanya Melisya.
"Kamu mau gak tinggal sama paman sama Alkan juga?" tanya Dion.
Melisya berpikir, dia tidak ingin menyusahkan paman nya ini.
"Gak usah paman, Melisya di sini sama Alkan aja" ucap Melisya.
"Ikut sama paman aja, kamu sama Alkan gak ngerepotin paman kok" ucap Dion.
"Alkan mau tinggal sama om gak?" tanya Dion ke Alkan.
Alkan memandang wajah Dion lalu memandang wajah Kakak nya.
"Alkan mau tapi kalo kakak gak mau Alkan juga gak mau" ucap Alkan.
"Tuh lis Alkan aja mau" ucap Dion.
Melisya menghela nafas, memikirkan ucapan Dion tadi dan melihat ke arah Alkan. Apa kah jika mereka ikut Alkan akan bahagia?
"Kamu pikir in dulu aja, besok baru ngomong" ucap Dion.
Mereka menonton tv, tawa Alkan terdengar di saat Dion menceritakan cerita lucu, Melisya hanya tersenyum kecil melihat Alkan tertawa. Memikirkan kembali ucapan Dion tadi, apakah tepat?
🎸
Hari ini Melisya bersiap-siap untuk pindah. Dia kemarin memutus kan untuk tinggal bersama Dion karena dia melihat Alkan senang akan hal itu.
"Sini lis" ucap Dion membantu mengangkat koper Melisya.
Melisya akan pindah di rumah Dion yang berada di kota ini, semenjak mengetahui kakak dan kakak iparnya meninggal Dion memutuskan untuk tinggal di kota sana.
"Makasih om" ucap Melisya.
Melisya naik ke mobil Dion dengan memangku Alkan. Sebelum ke rumah Dion tadi Alkan meminta untuk jalan-jalan terlebih dahulu.
"Alkan mau pergi ke mana?" tanya Dion.
"Alkan mau ke pantai om" ucap Alkan antusias.
"Berangkat" ucap Dion.
Mereka tertawa bersama, tidak lama mereka sampai di pantai. Pantai tampak ramai sekali.
"Yuk turun" ucap Dion.
Mereka memegang tangan kanan Alkan dan Dion tangan kiri Alkan. Jika mereka tidak tau mereka akan mengira bahwa mereka keluarga yang bahagia.
Dion dan Alkan pergi bermain air sedangkan Melisya duduk di tempat duduk dan meminum air kelapa.
Terlihat Dion dan Alkan berjalan kearah mereka.
"Udah main nya om?" tanya Melisya.
"Udah lis" ucap nya.
"Om bawa ganti gak?" tanya Melisya.
"Enggak, nanti beli aja" ucap nya.
"Melisya beliin baju ya, takut om kedinginin, sama ambil baju Alkan" ucap Melisya.
Dion hanya mengangguk, Melisya berjalan kearah toko yang menjual baju. Pertama Melisya pergi ke mobil, tadi dia sudah meminta kunci mobil nya untuk membuka mobil nya.
"Ini om" ucap Melisya.
Memberikan baju yang telah dia beli dan memberikan kunci mobil.
"Om sama Alkan mau mandi dulu, mana baju Alkan?" tanya Dion.
"Ini om" ucap Melisya menyerahkan baju Alkan.
Melisya menunggu mereka dan memesan makanan.
"Om tadi Melisya pesen makan, tunggu dulu ya" ucap Melisya.
Tidak lama ada yang mengantar makanan mereka, mereka makan dengan tenang. Alkan di suapi oleh Dion dan sekali-kali di di api Melisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astraphobia [Tamat]
Teen Fiction"Aku takut sendiri disini," gumam Melisya. duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badan nya, di luar sedang hujan. Kehidupan seorang Melisya tidak semulus yang di bayangkan. Banyak rintangan dan masalah yang di hadapi. "Gue mau pa...