part 20

196 13 0
                                    

Happy reading

Melisya, Embun, Vian, Ken, Davian dan teman lain nya sedang bermain di wahana bermain, mereka sedang bermain roller coaster. Posisi nya Davian bersama Melisya, Ken bersama Embun, Vian bersama Arik dan Putra bersama penumpang lain.

"Lo takut gak?" tanya Melisya.

"Enggak" ucap Davian.

Melisya takut tapi gak terlalu takut, mungkin dia akan ketagian naik lagi kalo nanti dia gak pusing.

"Eh Vian lo takut gak?" tanya Melisya.

"Hmmmm" jawab Vian.

Tidak lama roller coaster berjalan, awal nya pelan tapi semakin lama semakin cepat.

Belokan demi belokan berlalu, Vian, Melisya, Embun berteriak. Bukan hanya mereka saja tetapi penumpang lain juga, Arik dan Putra tampak berteriak, ken dan Davian pun sama tetapi lebih sedikit berteriak di banding yang lain.

Permainan pun selesai, Embun  memegangi dada nya, rasa nya dia terbang tadi.

Mereka berhenti di tempat makan disana, memesan makan dan minum untuk meredakan kaget nya.

"Gue gak mau naik lagi" ucap Putra.

"Cemen lo, gitu aja udah nyerah" ucap Vian.

"Halah lo juga, tadi teriak-teriak takut" ucap Putra.

"Udah gak usah dibahas" ucap Davian.

Setelah itu mereka memesan makanan, mengobrol apa saja.

"Kapan-kapan puncak bareng yuk" ucap Ken.

"Gue gak boleh muncak sama ortu gue" ucap Melisya.

"Lo tunggu di vila aja" ucap Embun.

"Boleh deh" ucap Melisya.

"Tanggal berapa?" tanya Arik.

"Kalo kita lulusan aja gimana?, kan tahun ini kita lulus" ucap Putra.

"Boleh" ucap mereka serempak.

Mereka memutuskan untuk muncak setelah lulus sekolah, karena mereka satu angkatan meskipun tidak satu sekolah.

"Permisi," ucap pelayan.

Menaruh pesanan mereka dan setelah itu pergi, setelah pergi mereka, mereka menikmati pesanan nya.

"Disini mahal ya" ucap Vian.

"Bener" timpal Ken.

"Coba dulu, siapa tau harga nya mahal tapi rasa nya juga enak" ucap Melisya.

"Enak sih, tapi enak di cafe yum aja. Udah murah enak lagi" ujar Arik.

"Bener, gue setuju sama lo" ucap Melisya.

Karena mereka pernah berkumpul disana dan harga nya yang terjangkau dan rasa nya enak.

"Ini kan di dalem arena bermain, kita juga waktu masuk gak boleh bawa jajan atau minum kan? Itu suruh kita untuk beli makan di sini, biar mereka untung" jelas Melisya.

"Iya juga sih" ucap Embun.

"Eh masa tadi gue kan duduk sama penumpang lain, dia itu cewek. Nah waktu dia takut tau gak? Dia pegang tangan gue kenceng banget, sampe merah nih" ucap Putra.

Putra menunjukan tangan nya yang tampak merah karena cewek tadi.

"Kasihan amat sih lo, udah jomblo di gituin lagi" ucap Arik.

"Eh lo juga jomblo ya, ngaca dong" ucap Putra.

"Makan aja makan" ucap Melisya

Setelah makan selesai mereka langsung pulang karena tadi Melisya sudah di telfon orang tua nya di suruh pulang karena akan di ajak pergi.

Mereka pulang dengan pasangan masing-masing.

Davian dan Melisya sedang berada di motor, menuju rumah Melisya. Meskipun mereka tidak pasangan, dari kemarin Melisya dan Davian merasakan sesuatu yang berbeda.

Rasa yang belum pernah ada dan sekarang muncul entah kenapa, benih-benih cinta pun ada, tanpa mereka sadari. Mereka hanya sadar jika mereka nyaman bersama tanpa memikirkan apa itu arti nyaman.










______
Apakah Davian akan menyadari nya dengan cepat? Atau sebaliknya Melisya yang terlebih dahulu mengetahui nya.

Jangan lupa baca part selanjut nya untuk mengetahui cerita ini, cerita Melisya.


Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang