part 45

209 12 0
                                    

Selamat membaca


"Udah lama om?" tanya Melisya.

"Enggak kok" ucap Dion tersenyum.

"Om nanti mampir ke mall dulu ya, gak papa kan?" tanya Melisya.

"Iya gak papa kok, emang mau beli apa?" tanya Dion.

Dion menyalakan mobil nya dan berjalan menuju mall.

"Mau beli mainan buat Alkan" ucap Melisya.

🎺
🎺

Mereka sudah sampai Alkan di gendong oleh om Dion dan Melisya berjalan di samping mereka.

"Alkan mau beli apa?" tanya Melisya setelah memasuki toko mainan.

Alkan menunjuk robot, mereka berjalan ke sana dan memasukan nya ke keranjang. Alkan juga mengambil mobil remot dan yang lain.

Setelah Alkan puas belanja mereka pergi makan. Tadi nya Melisya yang akan membayar mainan Alkan tetapi om nya mencegah nya dan mengambil kartu nya untuk membayar.

"Eh pak Dion" ucap seseorang.

Melisya menengok begitu pun dengan Dion. Mereka tampak ber salaman dan membicarakan bisnis.

Melisya melanjutkan makan nya tanpa menganggu mereka berbicara.

"Lis kenalin ini Dean, rekan bisnis aku" ucap Dion.

Melisya mendongak, ber diri dan menyalami tangan nya.

"Deandta aksa satria, panggil Dean aja" ucap Dean.

"Melisya aurela alison, panggil Melisya" ucap Melisya tersenyum.

"Pak kalau begitu saya permisi ya" ucap Dean.

"Iya pak," jawab Dion.

Dean pergi, Melisya dan Dion kembali duduk dan makan. Sesekali ketawa karena Alkan.

🎺

"Kamu mandi sana lis, nanti sakit kalo kemaleman lagi" ucap Dion.

"Iya om, Makasih ya" ucap Melisya.

Melisya berjalan ke kamar nya dan mandi, sedangkan Alkan sudah main bersama baby sitter yang waktu itu Melisya pekerjaan.

"Capek nya" ucap Melisya.

Dia berendam di bak air panas, rasa nya segar setelah berendam. Saat dia rasa cukup Melisya keluar dari sana dan pergi berpakaian. Dia pergi ke bawah menemui Dion dan Alkan.

"Om udah mandi belum?" tanya Melisya.

"Belum tadi habis angkat telfon.
" ucap Dion.

"Melisya siapin air hangat ya, biar om langsung mandi" ucap Melisya.

"Boleh, Makasih ya" ucap Dion.

"Iya om sama-sama" ucap Melisya.

Melisya berjalan ke atas lagi lalu pergi ke kamar Dion, tadi dia sudah izin kepada pemilik kamar. Kamar Dion luas. Memiliki jendela besar yang memperlihatkan pemandangan yang indah. Dan disini warna nya kebanyakan berwarna putih.

Memasuki kamar mandi nya lalu menyalakan shower dan mengaturnya agar hangat, setelah memastikan air nya tidak terlalu panas dan bak nya sudah terisi penuh dia keluar dan memanggil Dion untuk mandi.

Alkan sudah mandi di kantor tadi, karena Melisya sudah menyiapkan barang-barang disana. Dia takut jika Alkan mandi malam nanti akan terkena penyakit.

Melisya duduk di kursi pijat yang ada di rumah ini, dia boleh memakainya, dan sekarang dia sedang pegal-pegal jadi dia memakai nya untuk meredakan nya.

"Melisya besok kamu bisa ikut om ke luar kota gak?" tanya Dion.

"Kemana om?" tanya Melisya.

"Ke Palembang, disana ada cabang perusahaan" ucap Dion.

"Giaman mau gak?" tanya Dion sekali lagi.

"Boleh deh om, besok kalo gak salah gak ada rapat yang penting jadi gak papa kalo gak masuk" ucap Melisya.

"Oke, nanti mau siap-siap ya, kita disana cuman 2 hari" ucap Dion.

"Iya om" ucap Melisya.

Dion memeluk Melisya dengan senang karena besok dia tidak akan berangkat sendiri seperi seorang jomblo meskipun memang jomblo.

Melisya membalas pelukan nya karena itu hanya sekedar pelukan bukan yang lain.

Melisya membawa koper kecil, setelah membereskan semua nya, dia membantu Dion untuk memindahkan baju-baju nya ke koper.

"Om besok Alkan gimana?" tanya Melisya.

"Kamu mau ajak Alkan apa di tinggal?" tanya Dion.

"Mau ajak sih om, tapi takut Alkan sakit. Terus kalo di tinggal nanti dia sama siapa?" tanya Melisya.

"Kan bisa di titip ke Tara" ucap Dion.

"Aku coba telfon Tara dulu deh om, kalo dia mau ya di tunggal kalo dia gak mau ya di ajak" ucap Melisya.

"Assalamualaikum Tar" ucap Melisya.

"Ooo jadi lo pelakor nya!!" bentak seorang dari sambungan telfon.

Melisya kaget, memeriksa kembali nomer nya, dia memancar nomer yang benar kok tapi gak Tara ya yang angkat?.

"Kenapa lis?" tanya Dion.

"Gak tau om, ini aku baru telfon eh udah di tuduh pelakor" ucap Melisya.

Melisya memutuskan sambungan  telfon nya tanpa menjelaskan atau mendengarkan seseorang berbicara.






Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang