part 24

133 13 0
                                    

Happy reading






Hari ini hari sabtu, mereka libur karena memang libur dari sekolah.

Melisya sedang di rumah membantu mama nya untuk memasak. Sedangkan sahabat yang lain sedang menghias taman dengan teliti.

"Kok gue gugup ya?, gue takut kalo Melisya nolak gue" ucap Davian.

"Santai Dav, dia cinta sama lo kok" ucap Vian.

"Iya tenang aja"

Persiapkan dari kemarin kamis, mereka mulai menghias hari sabtu, barang-barang sudah lengkap dan hiasan sudah di buat kemarin jumat, jadi mereka tinggal memasang-masangkan nya.

Ini taman, taman pertama kali Davian bertemu dengan pacar nya dahulu dan sekarang yang sudah menjadi mantan. Kenangan yang tersimpan rapih di memori otak nya. Masih jelas kisah-kisah nya.

Davian memilih tempat ini karena taman ini bisa di sewa satu hari tanpa ganguan dari orang luar karena itu mereka leluasa untuk mendekor nya tanpa takut dekorasi akan rusak karena tangan-tangan jahil.

"Istirahat dulu yok cape nih gue" ucap Arik.

"Yuk"

Mereka memutuskan untuk istirahat sebentar, meneduh di tenda yang sudah di siapkan, disana sudah ada jajan dan minuman nya. Disana juga ada roti untuk mereka makan.

"Dav kok lo gak suruh suruhan bokap lo buat yang ngerjain?" tanya Ken karena tau jika Davian tidak ingin ribet.

"Gue mau yang spesial buat dia, mau ngerasain berjuang buat nembak dia" ucap Davian.

"Cakep lo" ucap Putra sambil memberikan jempol untuk Davian.

___

"Ma, nanti malem Melisya izin pergi sama Davian ya" ucap Melisya.

"Iya, jangan pulang malem-malem ya" ucap Zahra.

Zahra dan Tion sudah mengetahui rencana Davian, karena Davian kemarin datang kesini untuk meminta izin untuk berpacaran dengan Melisya. Tion dan Zahra tidak masalah selama Melisya bahagia.

Jadi jika tadi Melisya izin untuk pergi ya dia iya iya aja karena sudah tau maksud pergi tersebut. Memang Davian tidak mengundang orang tua Melisya, tetapi soal rincian acara dan alamat sudah meraka ketahui.

Mereka sedang berada di halaman belakang, dengan minum es sirup yang dingin di temani oleh cokis yang nikmat.

Mereka melihat Alkan yang sedang bermain dengan peliharaan Tion, papa Melisya. Tion memelihara ikan atau bisa dibilang budidaya ikan.

Keluarga Melisya senang jika ada sesuatu yang baru mereka ketahui, seperti Zahra mama nya kemarin membeli media tanam untuk tanam selada di media online. Sangat antusias untuk mengetahui hasil nya, begitu pun Tion dia juga suka sesuatu yang baru, dia mencoba memdududayak ikan dengan ilmu yang dia ingat waktu sekolah dulu. Meskipun jurusan nya perkantoran tetapi dulu dia berkah belajar soal budidaya ikan meskipun tidak terlalu mempelajari nya lebih dalam.

Melisya juga begitu, terkadang dia mencoba membuat sesuatu yang belum pernah dia buat, seperti pie susu, dalgona, kue dan yang lain, dia juga suka membuat sesuatu dari barang entah untuk apa.


"Melisya kamu masih jika takut gak kalo ada petir?" tanya Tion tiba-tiba.

"Kayaknya Melisya tergantung situasi deh pa, waktu itu Melisya bisa lawan rasa takut Melisya tetapi beberapa hari kemudian Melisya takut" jelas Melisya.

"Jangan terlalu di tekan kan nya sayang, takutnya kamu drop lagi" ucap Zahra.

Zahra mengelus rambut Melisya yang panjang dan halus.

"Iya, kamu harus bisa melawan rasa takut kamu, tetapi jangan terlalu" ucap Tion.

"Mama kok kakak aja sih yang elus" ucap Alkan dengan kesal.

Terlihat mengenaskan sekali.

"Sini sayang, sini" ucap Zahra sambil merentangkan tangan nya.

Alkan langsung berlari kearah mama nya dan meninggalkan ikan yabg tadi dia mainkan.

"Melisya kamu sana siap-siap" ucap Tion.

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, Melisya belum mandi dan dia pergi jam 8, masih mempunyai banyak waktu tetapi karena dia belum mandi jadi nya dia sekalian aja.

"Iya pa" ucap Melisya.

Melisya berjalan masuk ke rumah dan menaiki tangga menuju kamar nya, mengambil handuk nya yang tergantung di pojok kamar lalu masuk kamar mandi untuk mandi.

20 menit berlalu, Melisya sudah siap dengan baju tidur nya, buka Melisya tidak akan pergi mengenakan baju ini karena dia masih mempunyai malu.

Dia mengeringkan rambutnya dan duduk di meja rias, dan mengolesi semua kerim.

___

Melisya sudah siap dengan baju pergi nya bersama Davian, dan tidak lama Davian datang. Langsung saja mereka pergi ke taman.

Jari-jari besar Davian mengambil tangan kecil Melisya dan menaruh nya di paha nya, Melisya tampak kaget. Saat melihat kearah Davian dia hanya tersenyum manis, hari ini Davian mengunakan mobil nya.

"Mau kemana Dav"

"Kita ke taman" ucap Davian.

Tidak lama mereka sampai, disana terlihat sepi tetapi ramai untuk cahaya nya.

Membukakan pintu mobil untuk Melisya dan menggandeng untuk menuju suatu tempat.

Satu kata yang Melisya ucapkan untuk taman ini yaitu waw karena begitu cantik dan rapih. Melisya masih belum menyadari jika dia dan Davian lah satu-satunya yang berada di taman ini.

Melisya sibuk melihat ke kanan dan kiri nya.

"Duduk lis" ucap Davian.

Mereka memakan makanan dengan santai mengobrol pun dengan santai, Melisya masih belum menemukan kejanggalan.

"Hmmm Melisya" ucap Davian.

Davian tampak gugup, dia mengatur nafas nya lalu memandang Melisya. Mengambil tangan Melisya lalu ia genggam.

"Sebenar nya gue---












_______

Hayo apa yang mau Davian ucapan? Penasaran gak nih?.

Penasaran lansung baca part selanjutnya ya terimakasih.

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang