part 9

333 24 0
                                    

Happy reading

Hari ini Melisya dan Vian mencoba rencana mereka yang dia rencanakan di cafe waktu itu.

"Melisya udah siap belum?" tanya Vian.

Mereka membagi tugas, Vian yang mengajak Embun dan Melisya yang mengajak Ken untuk masuk dalam perangkap mereka.

"Siap" ucap Melisya.

"Ken lo duduk disana dulu ya, gue mau ke toilet dulu, kebelet" ucap Melisya sambil membawa tasnya.

Melisya pergi dari sana, dan sekarang Vian masuk cafe dan menyuruh Embun untuk mengunggu nya karena ingin pergi ke toilet.

Melisya sebelum berangkat kesini, dia sudah memberi nasehat ke Ken untuk mengungkapkan perasaan nya karena Embun juga begitu.

"Vin sini" ucap Melisya.

"Tadi Gue udah kasih tau Ken buat nembak Embun tapi gak tau deh dia mau apa enggak" jelas Melisya.

"Semoga dia tembak ya" ucap Vian.

"Iya, amin" jawab Melisya.

Disana terdapat Ken yang sedang memikirkan sesuatu dan Embun yang sedang menunggu Vian.

Embun menatap seluruh cafe, tatapan nya terlalih kearah seorang pemuda yang duduk sendiri, sepertinya Embun mengenal nya.

Jalan kesana dan benar tebakan nya ternyata itu Ken sahabat nya, dia memutuskan untuk menghampiri Ken.

"Loh Ken lo kesini sama siapa?" tanya Embun.

"Gue sendiri" jawab Ken sambil tersenyum.

"Gue boleh duduk disini gak?, tadi gue sama Vian tapi dia ke kamar mandi" jelas Embun.

"Dua orang itu ya," ucap Ken dalam hati.

"Ooooo" jawab Ken.

Ken bingung, mau menembak atau enggak, sedangkan dia sudah diberi tau bahwa Embun

"Tembak, enggak, tembak, enggak" ucap Ken dalam hati.

"Tembak aja lah, bismillah" ucap Ken.

"Em gue mau ngomong" ucap Ken.

"Ngomong aja ken" jawab Embun.

"Hmmm, gini...gue..." ucap Ken dengan jujur.

"Biasa aja kali Ken, kita dah sama juga kenal nya"  ucap Embun.

"Hehehe, tapi lo nanti jangan ngejauh ya dari gue setelah gue ngomong" ucap Ken.

"Iya" jawab Embun.

"Mungkin gue cowo baik buat lo, kita ketemu udah dari lama udah dari kecil, dulu gue gak percaya kalo persahabatan antara cewe dan cowo itu mesti salah satu di antara nya mempunyai perasaan" ucap Ken terjeda.

Menarik nafas, dan melanjutkan perkataan nya.

"Sekarang gue paham, gue tau, dan gue percaya. Karena apa? Karena gue ngalami itu" ucap Ken.

Jantung Embun terpacu dengan cepat, apa Ken menyukai orang lain? Dan cinta nya bertepuk sebelah tangan?.

"Hmm lo suka sama sahabat lo gitu?" tanya Embun memastikan.

"Iya" jawab nya.

Embun menguatkan hati nya, dan mencoba mengiklaskan Ken untuk orang yang dia cintai.

"Lo suka sama siapa?" tanya Embun sambil tersenyum.

"Sama seseorang yang aku gak tau dia punya perasaan yang sama kaya aku" jawab Ken.

"Embun, gue tau kita udah sahabatan lama, tapi disaat persahabatan kita terdapat sesuatu yang susah aku jelaskan" ucap Ken sambil memegang tangan Embun.

"Mungkin ini enggak sesuai sama espetasi lo, tapi cuman gue mau ngungkapin aja, kalo gue sayang sama lo dan gue cinta sama lo" ujar Ken.

"Gue mau setelah ini lo gak ngejauh dari gue, kalo boleh gue mau mengubah status kita yang awalnya sahabat menjadi pacar, lo mau gak?" tanya Ken.

Sedangkan Embun dia tidak menyangka bahwa Ken mempunyai perasaan yang sama, dia pun juga terlanjur mencintai sahabat nya itu dan mungkin akan sulit di hilangkan, mungkin ini takdir mempersatukan mereka.

"Gue kau kok jadi pacar lo, gue juga sayang, cinta sama lo" ucap Embun.

Ken tidak percaya dengan ini, dia kira dia akan ditolak oleh Embun dan akhirnya persahabatan mereka rusak, tapi ternyata itu tidak, Embun mempunyai perasaan yang sama terhadap nya.

"Bener?" tanya Ken memastikan.

"Iya" jawab Embun.

Ken berdiri lalu berjalan kearah Embun lalu memeluk nya, bahkan Ken lupa jika disana ada Vian dan Melisya yang menunggu momen ini, dia berjanji akan mentraktir sesuatu untuk Vian dan Melisya karena meraka dia bisa mengungkapkan sesuatu yabg telaah dia pendam sejak lama.

"Cie-cie yang udah jadian mah beda ya" ledek Vian.

Vian dan Melisya keluar dari persembunyian nya lalu meledek ke Ken dan Embun.

**

Setelah kejadian itu, Melisya san Vian pulang, karena hari sudah sore dan mereka harus pulang takut di cari oleh keluarga mereka dan besok mereka sekolah.

"Assalamualaikum" ucap Melisya.

Saat memasuki rumah, ternyata disana terdapat kakek dan nenek nya, tumben sekali mereka berkunjung kerumah Melisya, biasa nya Melisya dan keluarga yang akan kerumah nenek dan kakek nya itu.

"Waalaikumsalam" jawab mereka semua.

"Maen aja kamu" sindir nenek nya.

Entah mengapa nenek nya tidak menyukai Melisya atau mungkin hanya perasaan Melisya saja, tapi setiap mereka bertemu, nenek nya akan selalu menyindir nya, entah itu kesalahan di masalalu atau pun di saat mereka bertemu.

"Tadi ada urusan nek" jawab Melisya.

Melisya berpamitan untuk mandi karena dia belum mandi.

"Kok kamu nyindir Melisya sih sayang?" tanya kakek Melisya.

Kakek Melisya bernama Jinmin   ananda misoon bisa dipanggil kakek Anan, dan nenek Melisya bernama Aracha bitna park bisa dipanggil nenek Ara.

"Kamu lupa, gara gara dia--








__

Makasih udah baca.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Kalo ada kesalahan aku minta maaf, kalo salah komen aja ya. Terimakasih

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang