Happy reading
Sekarang Melisya sedang pergi bersama Davian, kemarin Davian mengajak Melisya pergi di hari sabtu malam, atau malam minggu.
"Habis ini mau kemana lagi Lis?" tanya Davian.
"Gue juga bingung Dav"
"Gimana kalo ke taman aja" ucap Davian.
"Boleh-boleh" jawab Melisya.
Mereka langung meninggalkan cafe dan pergi ke taman, setelah sampai mereka langsung pergi ke bangku taman, disini ramai. Ada yang bersama keluarga ada yang bersama pacar nya.
"Lo pernah pacaran gak?" tanya Davian.
"Enggak"
"Kalo lo?"
"Gue pernah tapi dah putus" ucap Davian.
"Oooo"
"Tau gak sih, gue pernah di masa-masa lelah" ucap Davian.
Melisya lansung menatap Davian, sedangkan Davian menatap lurus, menerawang diri nya dahulu.
"Gue pernah berada di posisi terendah gue, dulu gue pernah mikir. Kayak nya gue gak pernah berguna buat seseorang" ucap Davian.
"Lo tau apa yang buat gue bangkit dari itu?" tanya Davian.
Melisya menggelengkan kepala nya bertanda tidak tau.
"Gue inget sama pesan seseorang, kalo gue merasa lelah, gue harus istirahat. Tapi bukan menyerah melainkan istirahat, istirahat dahulu lalu lanjut lagi," ucap Davian.
"Sekarang gue berusaha untuk berjuang, sukses untuk masa depan gue."
"Dulu gue gak sahabatan sama Arik, Putra, sama Ken. Kita sahabatan karena kita satu sekolah dan satu kelas, sahabat sejak kecil gue pada menjauh" ucap Davian.
"Mungkin sahabat dulu lo sibuk sama dunia nya mereka sendiri, kan mereka semakin dewasa kaya lo, lo semakin dewasa" ucap Melisya.
Melisya tersenyum, sambil mengusap tangan Davian. Davian menoleh, mata nya nampak berkaca-kaca.
Melisya mencairkan suasana nya biar gak melow lagi.
"Eh mau jangung serut gak lo?" tanya Melisya.
"Boleh" ucap Davian.
Melisya pergi membeli jantung tadi sedangkan Davin menunggu di bangku, membuka handphone nya dan membaca artikel berita.
Tidak lama Melisya datang dengan jantung di plastik kanan nya dan minuman di tangan kiri nya.
"Nih makan" ucap Melisya.
Mereka menikmati jagung serut nya, terkadang mereka menyuapi satu sama lain untuk merasakan milik masing-masing. Karena Melisya membeli berbeda rasa.
"Hahaha lo lucu juga ya Dav" ucap Melisya tertawa.
"Pulang yuk, dah malem nih" ucap Davian sambil melihat jam.
"Yuk"
Mereka langsung berjalan kearah parkiran, Davian mengantarkan Melisya terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah nya.
Hari ini mereka sama-sama senang karena bisa pergi bersama-sama.
"Makasih ya Dav, bahagia deh hari ini" ucap Melisya sambil senyum.
"Sama-sama, kapan-kapan lagi ya" ucap Davian.
"Gue pulang dulu ya dah malem" ucap Davian.
Davian langsung pergi begitupun dengan Melisya. Melisya pergi masuk rumah.
"Cie yang habis pergi sama pacar" ledek Tion.
"Apa sih pa itu cuman temen" ujar Melisya.
"Temen tapi demen ya" ucap Zahra.
Tion dan Zahra kompak tertawa, menjahili anak nya memang menyenangkan.
"Gak asik ah" ucap Melisya.
Melisya langsung pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri nya, lalu menyiapkan pelajaran untuk sekolah.
Setelah siap Melisya turun untuk berkumpul dengan semua saudara nya.
"Gak nangis nih?" tanya Tion.
"Enggak lah, Melisya kan udah gede" ucap Melisya.
"Ooo, anak papa udah besar ya" ucap Tion sambil memeluk Melisya.
"Tadi gimana, seru gak?" tanya Zahra.
"Seru ma, tadi ke cafe terus ke taman habis itu pulang" ucap Melisya.
Mereka bercerita tentang hari-hari mereka, Alkan tidak absen. Dia yang banyak cerita dan membuat gemas.
Jam 10 malam mereka baru memasuki kamar masing-masing untuk tidur.
______
Makasih ya udah mau baca.Jangan lupa kepoin cerita aku yang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Astraphobia [Tamat]
Teen Fiction"Aku takut sendiri disini," gumam Melisya. duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badan nya, di luar sedang hujan. Kehidupan seorang Melisya tidak semulus yang di bayangkan. Banyak rintangan dan masalah yang di hadapi. "Gue mau pa...