part 44

198 13 0
                                    

Selamat membaca






Hari ini Melisya berangkat ke kantor papa nya dengan Alkan ikut seperti dulu, tapi mereka di antar oleh Dion.

"Makasih om, Om mau ikut masuk apa langsung om?" tanya Melisya.

"Langsung aja lis, nanti telat. Nanti aku jemput ya, tunggu aja" ucap Dion.

Sebelum turun Melisya dan Alkan mencium tangan Dion.

"Dada om" ucap Alkan.

Melisya dan Alkan masuk tersenyum ke karyawan nya. Mereka masuk ke lift dan menekan angka 20. Setelah sampai mereka langsung memasuki ruang nya.
Alkan berlari ke arah mainan. Dan Melisya berjalan menuju meja nya dan duduk di kursi. Memeriksa berkas yang di kirim Daka lewat gmail.

Tok tok

"Masuk"

"Pagi bu, ibu mau di buatkan apa?" tanya karyawan itu.

Dia biasa di panggil Sarah, dan dia bertugas untuk membuat minuman.

"Air putih saja kalo saya, kalo Alkan buat air panas. Nanti saya bikin susu" ucap Melisya.

"Baik bu, terimakasih" ucap Sarah

Sarah keluar untuk membuatkan minuman tadi, meskipun simpel dan tidak aneh-aneh. 

"Kakak-kakak, nanti beli mainan lagi ya" ucap Alkan.

Alkan memeluk Melisya lebih tepatnya memeluk kaki Melisya.

"Iya, nanti kakak bakal minta sama om buat mampir ke mall" ucap Melisya.

"Yey makasih kakak" ucap Alkan bahagia.

"Iya sama-sama sayang" ucap Melisya.

Melisya memangku Alkan, Melisya menaruh kan Alkan di meja nya. Tangan Alkan menaikan mainan yang dia pegang tadi.

Melisya melanjutkan pekerjaan nya setelah memastikan bawa Alkan tidak akan jatuh.

Tok tok

Sarah masuk setelah di persilakan masuk, Melisya menyuruh meletakan di meja. Setelah merekatkan Sarah keluar.

Melisya menurunkan Alkan dan dia berjalan ke meja tadi, membawa nya ke meja seperti dapur kecil yang ada di sana.

"Alkan mau susu gak?" tanya Melisya.

"Nanti aja kak, Alkan masih kenyang" ucap Alkan.

Alkan menyimpan air nya di termos supaya hangat terus. Membawa gelas nya dan membaca berkas lagi.

Bunyi telfon mengalihkan pandangan Melisya. Melihat ke handphone nya, ternyata grup kuliah nya. Dia bingung dia belum keluar tapi tidak pernah masuk semenjak orang tua nya meninggal.

Besok Melisya berencana untuk datang ke kuliah nya dan bertanya langsung ke dosen.

Tidak lama ada yang mengetuk pintu nya. Menyuruh nya masuk, Daka membahas tentang rencana pembangunan hotel di kota lain dan ada yang mengajak kerjasama untuk membangun nya.

"Pak Daka udah melihat nya? Menurut bapak perusahaan nya bagaimana?" tanya Melisya.

"Saya lihat perusahan nya tidak pernah mendapatkan masalah, dan disini ada data lengkap nya bu. Dan ini ada beberapa foto hasil kinerja nya" ucap Daka.

Melisya menerima map itu dan membaca nya, dia pikir ini akan menguntungkan dan menyetujui nya.

"Buat jadwal pertemuan nya pak" ucap Melisya.

"Baik non" ucap Daka.

Melisya tersenyum, Daka kembali ke ruang kerja nya. Melisya menyenderkan punggung nya, merasa lelah.

Dia melihat ke sekitar. Dia tidak menemukan Alkan, menoleh ke belakang, ternyata Alkan tertidur di tempat bermain. Menghampiri nya dan memindahkan nya di sofa setelah dia buat seperi kasur mini.

👀

Dion menjemput Melisya dan Alkan, tidak lama dia sampai. Langsung menelfon Melisya dan ternyata Melisya sedang berada di lift.

Astraphobia [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang