Happy reading
Hari ini Dion masih di kota yang sama dengan Melisya karena Dion mempunyai pekerjaan disini.
Tok tok tok
"Masuk" ucap Dion dari dalam.
Tidak lama seseorang masuk, ternyata itu sekretarisnya membawa dokumen dan memberikan kepada Dion, meminta tanda tangan.
"Pak ini ada dokumen dari perusahaan Gina's crom, mereka meminta kerjasama dengan bapak" ucap sekertaris.
"Taro di meja, nanti akan saya baca" ucap Dion.
"Baik pak, kalo begitu saya permisi" ucap Sekertaris itu.
Sekertaris yang bernama Nino seorang laki-laki yang sudah lama menjadi sekertaris nya Dion, dan dia tidak akan kaget jika Dion begitu.
Sedangkan Melisya sedang bersekolah dan sekarang sedang pelajaran matematika.
"Melisya, lo kaga bosen?" bisik Ervi.
"Bosen sih iya, tapi kalo gak gue perhatiin tuh cara nya gue yang pusing sendiri" jawab Melsiya pelan takut jika guru mendengarkan nya.
"Yaelah, kalo ada pr kan bisa contek" jawab Ervi.
"Nah kalo ujian, mau contek siapa lo?" tanya Melisya.
"Ya... kan bisa belajar" jawab Ervi.
Melisya tidak menanggapi ucapan Ervi lagi, menurutnya tidak penting untuk di jawab dan lebih baik dia mendengarkan pak Herman menjelaskan.
"Apa ada yang mau ditanyakan?" tanya pak Herman.
"Pak bisa jelaskan lagi gak, saya masih belum paham" ucap seorang siswa.
"Kamu dari tadi emang gak mendengarkan saya apa, sampai-sampai tidak paham" ucap pak Herman dengan nada yabg tidak suka.
"Mendengarkan kom saya, begini pak, setiap siswa kan kalo memahami berbeda-beda, ada yang sekali menjelaskan langsung paham, ada juga yang belum paham" jawab siswa itu yang bernama Dimas.
"Yaudah bapak jelasin satu kali lagi, setelah itu tidak ada pengulangan" jelas pak Herman.
Sebenarnya sih dia paham, tetapi dia ingin mengulur waktu agar pak Herman tidak memberi soal latihan.
Tidak lama bel istirahat terdengar, semua orang yang berada di kelas mengela nafas dan bersyukur akhirnya bel berbunyi dan penderitaan mereka sudah keluar.
"Bapak akhiri kelas ini, bapak kasih kalian pr untuk mengulang pembahasan tadi" ucap pak Herman.
Pak Herman menulis sesuatu di papan tulis dan terbayar itu pr untuk mereka.
Setelah itu pak Herman keluar dan semua siswa dan siswi langsung saja pergi dari kelas dan menuju kantin.
Urusan mencatat pr nanti saja, yang penting perut terisi dengan kenyang.
"Lis mau makan apa?" tanya Embun.
"Somay aja" jawab Melisya.
Setelah itu Melisya pergi mencari duduk, sedangkan Vian dan Embun membeli makan dan minum.
Setelah sampai mereka makan dengan lahap karena lapar, sambil makan mereka berbicara sesuatu yang menurut orang tidak berfaedah.
Kenapa begitu, karena mereka membicarakan kenapa baju upin dan ipin selalu setiap hari nya, dan yang lain sama, meskipun begitu mereka tetap menyukai acara Upin dan ipin itu.
"Eh 5 menit lagi mau masuk, cepet habis in" ucap Vian.
Vian tadi mengecek hp nya, dan melihat jam ternyata tinggal 5 menit lagi masuk, padahal itu mereka beri sampai.
__
DAVIAN POV"Dav lo mau makan apa?" tanya Putra.
"Nasi goreng aja" jawab Davian.
Setelah itu Davian mengambil dompetnya dan mengambil uang memberikan nya ke putra karena dia titip makan.
Setelah putra berlalu, Ken ingin menanyakan sesuatu.
"Eh Dav, besok minggu lo mau jalan-jalan gak?" tanya Ken.
"Besok minggu?" tanya Davian memastikan.
"Iya, bareng sama Embun sama temen-temen nya" jawab Ken.
"Hilih lo pingin pacaran ya, terus gara-gara Embun gak berani sendiri jadi lo juga ajak temen biar temen nya si Embun gak ganggu lo pacaran?" Tebak Davian.
Yang jawab nya benar sekali, (peka juga ya si Davian, enak lah kalp pacaran sama dia 😂😂, hak kaya dia yang gak peka walaupun udah di kodein)
"Tau aja lo" jawab Ken.
"Yuhu gue dateng, pada kangen gak?" Tanya seseorang.
____
Makasih udah baca.Jangan lupa vote dan komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astraphobia [Tamat]
Teen Fiction"Aku takut sendiri disini," gumam Melisya. duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badan nya, di luar sedang hujan. Kehidupan seorang Melisya tidak semulus yang di bayangkan. Banyak rintangan dan masalah yang di hadapi. "Gue mau pa...