"aduh mbak sadar dong.."
eunha terbangun karena merasa sedari tadi ada orang yang terus mengguncang tubuhnya, ia menyesuaikan sebentar cahaya yang masuk kedalam indra pengelihatannya.
"lo?" eunha berusaha mengingat siapa orang yang ada didepannya ini, "jungkook kan? polisi yang kemarin nilang gue?"
jungkook tampak mengangguk, "saya nemuin mbak eunbi pingsan kemarin malam,"ah, eunha sudah ingat. ia diculik lalu dibawa entah kemana. astaga, bagaimana dengan sowon? pasti kakaknya itu sudah panik karena ia menghilang.
"ah sorry, lo punya hp? gue harus telpon kakak gue, pasti dia khawatir," eunha menatap jungkook, "btw jangan panggil gue mbak ya? awkard banget,"
jungkook mengangguk, ia pun mengambil handphone nya dan menyerahkannya pada eunha. "maaf tapi gue boleh tau lo kenapa?"
"kemarin gue diculik, terus dibawa kegudang yang gak jauh dari tempat tadi malam. gue gak tau dimana itu, gue cuman nemuin kertas ini waktu sadar," eunha menyerahkan kertas yang ia simpan didalam kantong rok nya, jungkook pun membacanya. "btw ini didaerah mana ya?"
"yang pasti tadi malam bukan didaerah kota,"
"jadi? maksud lo gue dibawa sampai keluar kota?"
jungkook mengangguk, "tadi malam itu kita ketemu diperbatasan 7, jalan terakhir menuju kota. dan kemungkinan tempat lo diculik itu sudah masuk kedaerah desa,"
"tapi kok lo bisa disana?"
"gue patroli rutin diperbatasan 7, jadi mungkin lo beruntung udah ketemu gue," jungkook terkekeh kecil
"jadi sekarang? kita masih disana?"
jungkook menggeleng, "lo ada diapartemen gue, gue gak tau harus bawa lo kemana,"eunha pun memilih mengabaikannya, ia segera menelpon sowon dan memberi tau lokasinya sekarang. sowon pun berjanji akan segera datang.
"thanks.." eunha menyerahkan kembali handphone jungkook
jungkook mengangguk,lalu berdiri. ia mengambil beberapa obat dari kotak obat yang terletak dikamarnya. lalu menyerahkannya pada eunha. "minum dulu, gue masakin sarapan.."...
"sore gue jemput, gue masih harus ngurusin kantor""sesibuk itu kakak lo?"
eunha mendengus kesal membaca pesan yang dikirimkan sowon. ini bukan pertama kalinya sowon lebih mementingkan pekerjaannya daripada eunha, tetapi tak bisakah saat ini ia memilih eunha dulu?
"dia ceo disana, dituntut harus profesional. apalagi gue sekretarisnya kemarin seharian gak ada, pasti jadwal kacau banget," eunha kembali menyuapkan makanan yang dimasak jungkook tadi
"oh jadi lo sekretarisnya dan kakak lo ceo nya?" jungkook mengangguk paham, "orangtua lo dimana?"
eunha terdiam cukup lama, sampai akhirnya ia terkekeh miris. "udah disurga.."
"eh sorry gue gak tau.." jungkook dengan cepat meminta maaf karena merasa tak enak
"slow aja kali.. btw gue juga mau minta maaf kalau sikap gue kemarin kasar banget, gue punya fisik yang lemah. gak bisa terlalu lama kena terik matahari gitu,"
jungkook tersenyum kecil, "gue juga minta maaf kalau udah buat pertemuan pertama kita buruk banget, sorry udah nilang lo sembarangan dan malah buat lo sakit,"
"btw lo gak kerja?"
"tadi malam kan gue habis patroli, jadi hari ini pasti libur,"eunha mengangguk, kemudian mereka berdua kembali hening. eunha memakan makanannya dengan sangat lahap karena ia tak ada makan sama sekali dari kemarin. dan jungkook yang melihat hal tersebut pun menyungginggkan senyumannya.
"udah,"
eunha ingin berdiri karena mau meletakan piring kotornya ditempat pencucian piring. namun sayangnya kondisinya yang belum benar-benar pulih malah membuatnya kembali terjatuh keatas kasur.
jungkook yang melihat itu pun refleks berdiri dari kursi samping kasur tadi, namun karena tak fokus ia malah tersandung kakinya sendiri dan berujung jatuh menindih eunha.
prangg!
piring yang eunha bawa terbanting dan langsung pecah, sementara ia dan jungkook kini berada dikasur sambil saling tatap.
entah apa yang mereka rasakan, mereka bahkan sama sekali tak beranjak. hanya diam sambil saling menatap. baru menyadari ketampanan dan kecantikan keduanya, mungkin?
"JUNGKOOK APA YANG KAMU LAKUKAN?!"
jungkook dan eunha pun refleks menoleh, wajah keduanya pucat pasi.
...
"tapi saya beneran gak ngapa-ngapain pak.."
jungkook menghela nafasnya berat. saat ini dirinya dan eunha sedang diintrogasi oleh ketua tim kepolisiannya, kim seokjin beserta salah satu sahabat karibnya juga, park jimin.
"terus yang saya dan jimin liat tadi apa? kalian ini belum sah, ngapain harus tidur satu ranjang?" seokjin semakin meninggikan nada bicaranya
jimin berdehem, ia tak tega juga melihat wajah frustasi sahabatnya itu. "mungkin kita harus mendengarkan penjelasan keduanya dulu pak.."
seokjin mengangguk setuju, ia menatap eunha. "apa yang kamu lakukan disini?"
"saya tadi malam gak sengaja hampir ketabrak sama jungkook pak, terus saya shock dan pingsan. karena jungkook gatau alamat rumah saya, makanya dia bawa saya kesini," eunha menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal, "untuk kejadian tadi juga sebenarnya tidak seperti yang bapak liat kok.. kami berdua tidak sengaja jatuh seperti itu, dan bapak tiba-tiba saja masuk mengagetkan kami.."
"jadi kalau saya tidak masuk kalian akan melanjutkan kegiatan tersebut?!"
"e-eh..?" eunha semakin bingung
"semua yang dikatakan mbak eunha ini benar pak, saya tidak sengaja.." jungkook menunduk lemas
"beruntung jimin tau kata sandi apartemen kamu jungkook, saya tidak membayangkan kalau kami berdua tidak datang kemari,"
"tapi sebelumnya ada apa ya bapak menghampiri saya?"
"saya ingin memberi tugas yang tidak bisa saya bicarakan lewat ponsel, dan kamu juga hari ini tidak datang kekantor,"
"tugas apa ya?"
"tidak jadi, saya akan memberikannya ke yang lain saja," seokjin tampak menghela nafasnya, "kalian akan saya nikahkan,""APA?!"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
about we
De Todo{TAMAT} hanya cerita-cerita pendek yang terlintas diotak. jika ada kesamaan dalam cerita, bahasa yang menyinggung, mohon dimaafkan karena ini hanyalah cerita khayalan biasa💖