Tiga tahun sudah berlalu sejak kejadian itu. Keduanya menjalani kehidupan masing-masing dengan cara yang berbeda.
Tentu saja.
Keduanya memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda. Namun, yang jelas keduanya menikmati kehidupannya.
"Mean, kau terlambat!" ujar Perth. Ia bergeser dan membiarkan Mean duduk di sampingnya. Mark dan Tle duduk di depan mereka.
"Ada apa? Tiba-tiba kalian mengajakku berkumpul seperti ini?" Mean bertanya seraya melihat buku menu.
Mereka berkumpul di sebuah restoran mewah di pusat kota Bangkok.
"Meung, kau lupa perjanjian kita?" Nada Mark kesal.
Mereka teman satu SMA dan Universitas dengan jurusan yang berbeda-beda. Mean jurusan kedokteran, Mark jurusan ekonomi, Perth, jurusan musik, dan Tle jurusan hukum.
Semuanya sudah punya kekasih.
Mean dengan Kew, Perth dengan Por, Mark dengan Gun dan Tle dengan Earth.Namun, setiap dua bulan sekali mereka sepakat untuk meluangkan waktu bersama tanpa kehadiran masing-masing kekasih. Dan malam ini adalah salah satunya.
"Kita punya banyak janji. Yang mana?" tanya Mean sambil berpikir.
"Astaga! Sang dokter kenamaan ini sudah menua rupanya," ujar Tle. Nadanya mengejek.
"Oi, aku hanya sibuk," bantah Mean.
Semuanya tertawa.
"Ini tentang liburan akhir tahun. Mean, kau yang paling sibuk di antara kami. Kau sudah ajukan cuti jauh-jauh hari, bukan? Juga kau sudan beritahu ini ke pacarmu, bukan? Dia akan ikut atau bagaimana?" Perth memberondong Mean dengan pertanyaan dan jelas mereka bisa membaca jawabannya yang intinya berujung pada kekecewaan.
Mau bagaimana lagi, saking sibuknya Mean lupa tentang rencana mereka berlibur bersama ke Vila Perth dengan pacar mereka.
"Baiklah! Aku minta maaf. Aku akan ajukan dengan cepat, tapi aku nggak jamin Kew bisa ikut denganku. Jadwalnya agak beda denganku," ujar Mean lagi.
"Itu salahmu, Meung! Kami nggak mau tahu. Pokoknya urus dan kita pergi sesuai dengan rencana," sahut Mark menegaskan.
Mereka berhasil mewujudkan rencananya, tapi Kew tak bisa ikut dengan mereka, jika beruntung, Kew akan menyusul Mean seminggu kemudian.
Tidak apa-apa. Mereka merencanakan liburan selama tiga minggu. Masih ada waktu dua minggu bagi Mean untuk bersenang-senang dengan Kew tanpa gangguan pasien.
Mereka berangkat ke Vila Tanappon. Sesampainya di bandara, mereka disambut sopir keluarga yang bernama Gem dan mereka langsung dibawa ke Vila. Di sana, Gong dan New sebagai penanggung jawab Vila langsung menyambut dan membawa ke kamar mereka untuk beristirahat.
Vila ini lebih mirip dengan istana. Kamarnya saja ada belasan pelayannya secara total mungkin ada lima puluh tersebar di berbagai bagian. Sebagian bertugas di dalam rumah dan sebagian lagi di luar rumah.
Kamar Mean dan yang lainnya berada di lantai dua. Mean sengaja memilih kamar yang paling ujung sebab untuk sementara ia tinggal sendirian. Ia malas mendengar teman-temannya melenguh indah, menikmati percintaan dengan masing-masing kekasihnya.
Mean merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap langit-langit kamar. Ia kemudian memejamkan matanya untuk beristirahat. Ia bangun dari tidurnya dua jam kemudian dan memilih untuk mandi, menyegarkan dirinya.
Ia menatap ke arah luar lewat jendelanya dan menatap langit. Mendung, jadi bisa dipastikan akan hujan sebentar lagi. Tapi, ia tak mau mati kebosanan di dalam ruangan, jadi, ia memutuskan berjalan-jalan dengan cepat di sekitar taman.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE COLLECTION
RomanceTrack 1 This is a collection of romance short stories. Story cover by peakachupeem