Plan tengah duduk di kursi menikmati sarapan paginya di restoran hotel bersama dengan Sammy dan Yacht. Yang lainnya ada yang belum bangun dan sebagian lagi masih malas-malasan.
Hari itu, terakhir mereka berlibur di pantai. Selanjutnya, karena mereka masih punya jatah dua minggu libur, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Tak berapa lama, Mean dan Perth turun bersamaan. Mereka satu kamar. Mean langsung duduk di sebelah Plan dan mengambil satu makanan dari piring Plan layaknya seperti biasa teman.
"O, Mean! Ambil sendiri," gerutu Plan. Mereka juga sudah saling tahu akan bersikap wajar dan normal di depan teman-teman mereka.
"Uhm," gumam Mean. Ia berdiri dan berjalan ke meja bufe dan kemudian mengambil makanan untuk sarapan paginya. Ia kembali duduk di kursi dan menggeser kursi lebih dekat dengan Plan sebab Tle dan Gun datang dan bergabung dengab mereka.
Mean begitu asyik menikmati makanan di depannya, sama halnya dengan tangan di bawah mejanya yang menautkannya pada tangan Plan, memegangnya erat.
Plan kaget tapi ia berusaha tak menunjukkannya. Ia hanya melirik ke arah Mean sebentar dan Mean yang jelas tahu itu masih asyik mengobrol dengan Yacht seolah ia tak melakukan apa-apa.
Mereka memasuki lift. Mean berdiri di sebelah Plan paling belakang. Tangan Mean sekali lagi meraih tangan Plan dan memegangnya erat. Yang ini Mean melirik sejenak ke arah Plan dan tanpa bersuara ia berkata 'rak' dari mulutnya.
Plan memalingkan wajahnya dan kemudian menunduk karena malu. Mean tersenyum. Ia masih memegang tangan Plan sampai akhirnya lift membuka dan Mean melepaskan pegangannya karena khawatir teman-temannya mengetahuinya.
Semua sudah siap pulang dan menunggu beberapa orang masih di lobi mengangkut barang dan berfoto. Plan masuk mendahului mobil yang berupa minibus dan ia duduk di jok kedua dari belakang. Ia duduk merebah di kursi dan memakai kacamata hitam karena panas.
Ia tak menyangka Mean mengikutinya memasuki minibus lalu duduk di sebelahnya dan mencium bahunya yang terbuka sebab model bajunya yang Plan pakai memang mempertontonkan bahunya.
"Astagaa!" Plan kaget dan ia tak sempat bicara lagi sebab Mean sudah menggamit bibir Plan pelan dan menyedotnya kencang. Ia melepaskannya saat mendengar suara teman-temannya dan kemudian mengecup pipi Plan cepat lalu duduk di jok di seberangnya dan pura-pura tidur.
Plan menganga dan menatapnya sambil menggelengkan kepalanya. Sammy datang dan duduk di sebelahnya. Perth duduk di sebelah Mean.
Mean hanya senyum sambil mengeluarkan HPnya dan ia mulai membuka-buka IG nya melihat-lihat foto kebersamaan mereka termasuk bersama dengan Plan.
"Kau pulang sendiri?" Mean mengirim line kepada Plan.
Plan membukanya dan agak terhenyak saat membaca pesan dari Mean.
"Mae dan Pho jemput!" jawabnya lewat line juga.
"Dua minggu nggak bakalan ketemu, ya! Kangen dong!" line Mean lagi.
"Kan bisa Vcall," jawab line Plan.
"Nggak sama kalau ketemu langsung. Kalau Vcall nggak bisa cium dan peluk dong. Kan nggak enak cium dan peluk online," jawab Mean lagi.
"Gombal," jawab Plan sambil memberikan emoticon muntah.
Mean memberi emoticon kiss kiss sebagai jawabannya.
Keduanya asyik berkomunikasi di Hp mereka dan tak sadar Perth tengah mengamati keduanya.
***
"Mmmmmph, mmmmph, Meaaan udaaah," bisik Plan sambil melepaskan ciumannya. Itu hari pertama masuk kuliah dan keduanya datang paling pertama di kelas dan juga terlalu pagi untuk adu bibir, meski rindu mereka sama-sama memuncak sampai ubun-ubun."Kangen," bisik Mean sambil mengusak rambut Plan dan mencium pipi Plan cepat sebab ia dengar suara berisik di luar.
Perth dan yang lainnya datang dan tak lama kemudian mereka mulai kuliah. Selama kuliah Mean terlalu sering melirik ke arah Plan sampai-sampai Perth bilang yang membuat wajah Mean tegang.
"Aku tahu yang kalian lakukan!" Perth nyengir.
"Rahasia kalian aman padaku. Tapi bagaimana Neena?" tanya Perth lagi berbisik.
"Neena dan aku udah bye bye," bisik Mean lagi.
"O, karena Plan?" tanya Perth lagi.
"Iya dan bukan," jawab Mean.
"Bingung," jawab Perth.
"Kalau bingung acungkan tangan!" sahut dosen dengan suara keras dan yang lainnya tertawa. Rupanya mereka berbicara dengan suara yang lebih keras dan sekarang semua tahu bahwa Mean dan Plan pacaran.
Teman kelas bertepuk tangan tapi saat Neen mendengar hal ini, ia langsung melabrak Plan dan memarahinya. Mean membelanya. Dan Neena kesal dan tak puas karenanya. Diam-diam ia merencanakan sesuatu yang jahat untuk menyakiti Plan.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/238969079-288-k654472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE COLLECTION
RomanceTrack 1 This is a collection of romance short stories. Story cover by peakachupeem