2. GO ON

603 49 5
                                        

Bunyi kecipak ciuman terdengar dari balik salah satu lorong buku di perpustakaan sekolah. Mean dan Plan tengah asyik bercumbu di sana. Plan bersandar pada sebuah dinding rak buku yang kokoh memanjang dan Mean memeluk pinggang Plan dengan eratnya. Kedua tangan Plan pada pinggang Mean, memegang erat bajunya dan sementara bibir mereka bertautan lama dan hangat.

Tidak ada yang akan mengingatkan mereka. Pertama sudah sore, semua siswa sudah pulang. Kedua, penjaga perpustakaannya adalah Mean dan otomatis ia yang memegang kuncinya.

"Ciumannmu semakin baik,"  lirih Mean sambil mengusap bibir Plan lembut.

"Terima kasih," sahut Plan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih," sahut Plan. Ia tersenyum bangga. Mean mengajarinya banyak hal yang tak mungkin ia ungkapkan kepada siapapun.

Plan tak pernah sadar bahwa Mean tengah memanipulasi dirinya, perlahan menjadikan dirinya tunduk kepadanya, berfokus dan hanya melihatnya dan pada akhirnya adalah semuanya tentang dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plan tak pernah sadar bahwa Mean tengah memanipulasi dirinya, perlahan menjadikan dirinya tunduk kepadanya, berfokus dan hanya melihatnya dan pada akhirnya adalah semuanya tentang dirinya.

Usaha Mean tak sia-sia sebenarnya. Seiring waktu dan kebersamaan mereka, Plan memang menikmati semuanya yang berkaitan dengan Mean. Ia tak pernah keberatan Mean meminta apapun dirinya bahkan tubuhnya. Ia hanya merasa Mean selalu membuatnya nyaman dan perlahan sosok Blue di dalam pikiran dan perasaannya tergantikan oleh Mean.

Artinya kedua perasaan bersambut dan mereka belum menyadari masing-masing apa makna di balik itu semua. Mereka hanya membiarkan semua prosesnya seperti air yang mengalir dan sepertinya, mereka menyerahkan semuanya pada waktu dan takdir yang akan membawa mereka.

Mean membawa Plan ke sebuah meja di sebuah pojok yang cukup tersembunyi dan jauh dari CCTV. Ia menaikkan Plan ke atas meja dan mereka berciuman lagi dengan penuh semangat. Perlahan-lahan Mean mulai menurunkan celana dalam Plan dan membiarkannya menggantung di lutut. Lalu dengan tenangnya ia melucuti ikat pinggang dan menurunkan restleting celana panjang seragamnya.

Naganya langsung mencuat keluar menghirup udara segar sesaat,menyapa dunia sebab sebentar lagi, ia akan berpetualang di gua kesayangannya. Satu-satunya gua yang menjadi tempat peristirahatannya setelah ia mengenal sang gadis imut itu.

Benar. Mean Phiravich menghentikan kebiasaan gilanya, meniduri berbagai macam gadis untuk memenuhi halaman pengalaman seksnya pada sebuah buku untuk pembuktian pada Neena sebelum ia mengejar Neena kembali.

Sekarang, Mean berubah pikiran. Ia tak ingin melanjutkan misinya membuat Neena kembali saat ia tahu seseorang yang lebih memukau dan berharga datang kepadanya dengan semua kualitas yang melebihi kata sempurna.

Mean membuka kancing seragam sekolah Plan, satu per satu ia menikmati sensasi tubuhnya yang ia telanjangi secara perlahan. Yang tersisa hanyalah roknya dan Mean membiarkannya tetap seperti itu. Menurutnya Plan lebih sensual dan menggemaskan ketika dalam posisi itu.

Mean menyentuh buah dada Plan perlahan dan mengelusnya halus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mean menyentuh buah dada Plan perlahan dan mengelusnya halus. Ia tak bisa mengontrol lagi dirinya. Tak ada ketenangan di sana. Mean meremas buah dada Plan dengan berahi tinggi membuat Plan menggelinjang dan terengah.

"Ooo, Meaaaan, enaak sekalii!" desah Plan. Mean tak tahan lagi mendengar suaranya. Ia mencium bibir Plan brutal dan memperbaiki posisi Plan. Disingkapnya rok Plan dan dilahapnya bagian tengah selangkangan itu. Ia mencium, menjilat dan menyedit bagian luar si Nona, memberika sensasi yang tak bisa dibayangkan lagi oleh Plan.

"Meeaaaan, uuuungh," Plan menjerit keenakan. Ia meremas rambut Mean dan kedua pahanya menjadi tegang.

"Nooo, Meaaan aku keluar," desahnya panjang. Mean tersenyum.

Ia menghentikan kegiatannya dan kemudian berdiri dan menyesuaikan naganya dengan pintu yang mengarah pada si nona. Mean menggesek-gesekkannya sebentar di sana dan tak lama kemudian dengan leluasa sang naga menerobos masuk menyapa rumahnya.

"Uuuuungh, Mmmmph," desah keduanya keenakan dan permainan terus berlangsung seperti itu dan tak lama kemudian setelah mereka berpeluh cukup banyak akhirnya keduanya mencapai klimaksnya.

Keduanya masih tersengal, tapi saling melempar senyuman dan kemudian menutupnya dengan ciuman.

Tak pernah ada pembicaraan bahwa mereka menjalin hubungan, tapi keduanya berkomitmen tak akan pernah berpindah ke lain hati dan itu benar.

Bahkan ketika suatu hari Blue menyatakan perasaannya kepada Plan, Plan menolaknya. Saat ditanyai alasannya, ia hanya bilang belum siap menjalin hubungan.

Begitu pula Mean. Neena mengajaknya balikan dan Mean dengan sigap menjawab belum mau menerima siapapun dalam hatinya. Ruangannya sudah penuh dengan Plan. Hanya ada Plan dan sepertinya akan tetap begitu.

Setidaknya setelah sepuluh tahun mereka bersama dan memutuskan untuk tinggal satu atap, itu membuktikan bahwa cinta mereka kuat. Sekali lagi tak pernah ada pembicaraan bahwa mereka berpacaran atau jadian. Tidak ada. Mereka hanya berbicara dan diskusi dan saling menyetujui dan melakukannya.

Bahkan ketika Mean melamar Plan untuk menikah dengannya, Plan hanya menganggukkan kepalanya dan alasannya satu, yaitu bahwa Mean selalu membuatnya nyaman dan bahagia.

Lalu apa alasan Mean melamar Plan dan menikahinya? Ya, sama, karena kenyamanan dan kebahagiaan. Gadis ini sumber senyumnya, seseorang yang membuat menjadi dirinya sendiri.

Tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamat

ROMANCE COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang