6. CHARM

378 45 12
                                        

"Di mana anak-anak?" Mean menghampiri kursi Plan dengan makanan kesukaan Perth dan Mark. Plan tengah berkonsentrasi pada naskah dramanya.

"Mereka tak datang hari ini. Temanku mengajak mereka jalan-jalan," ujar Plan santai. Ia kembali pada naskah dramanya dan menghitung sesuatu lalu menuliskan di buku kerjanya.

"Kau sedang apa?" tanya Mean mengepalkan alisnya. Ia duduk di sebelah Plan.

Plan agak bergeser dan kemudian melanjutkan kegiatannya. Sebenarnya, Mean mengganggu privasi dirinya, tapi ia sangat tahu karakter Mean jika ia sudah mau di situ, ia tak akan berpindah.

"Plan, aku tanya kau sedang apa?" tanya Mean sekali lagi.

"Sedang konsentrasi, jadi hus... hus... jauh-jauh sana, jangan ganggu!" ujar Plan melirik ke arah Mean dengan wajah kesal. Tangannya mengibas-ibas meminta Mean menjauh.

"Tsk! Aku mau bicara soal adegan bercinta kita kali ini," sahut Mean.

"Apa? Kau tak siap? Di film porno kau bagus. Atau perempuannya harus Kew?" Plan asal bicara. Ia masih pada pekerjaannya sama sekali tak repot untuk melirik ke arah Mean.

"Wow! Itu sangat kasar!" Mean memasang wajah tersinggung.

"Menyatakan tidak lagi mencintaiku di depan semua orang seolah kau ingin bilang pada seluruh dunia bahwa aku tak punya lagi harga di matamu, itu lebih kasar dan menghina, Mean! Jadi, jangan bicara lagi! Sebelum mengeluarkan sesuatu dari mulutmu itu pakai dulu otakmu. Jangan simpan di dengkul!" Nada Plan sama sekali tak enak didengar.

Mean diam tak menjawab. Itu karena ia merasa bersalah. Saat itu, ia hanya ingin menunjukkan kepada Kew tentang keseriusannya.

"Ada apa dengan adegannya?" Plan melirik ke arah Mean sekarang dan menatapnya serius.

"Kau bisa melakukannya sekali take?" Nada Mean agak merendahkan.

"O, Moon, Baby, itu tergantung pada kemampuanmu. Nong Star selalu siap untukmu," nada Plan mengejek.

Ia kemudian berdiri dan berjalan menjauh sambil menelepon seseorang. Dan tak lama kemudian kembali siap untuk didandani akting.

Adegan dimulai dengan mereka berjalan bergandengan tangan menuju apartemen Mean. Dan saat tiba di dalam apartemen, mereka berciuman di balik pintu dengan intens dan dalam dan mereka mulai melucuti pakaian masing-masing dan kemudian sekarang sudah saling menindih dan saling menatap.

Plan menyunggingkan sebuah senyuman. Tangannya menjulur mengelus pipi Mean lembut.

"Rak, Khun Moon," lirih Plan lembut. Mean terhenyak. Jantungnya berdebar cepat. Cara ia bicara sama dengan saat mereka bercumbu dulu.

"Star, berjanjilah kau tak akan pernah meninggalkanku," sahut Mean.

"Tidak akan pernah. Aku meninggalkan semuanya untukmu. Kau tahu itu," bisik Plan.

Ia tersenyum lagi dan mereka berciuman kemudian berakting seolah mereka bercumbu dan keduanya sama-sama melenguh pada waktu tertentu sesuai tuntutan skenario.

Mereka mulai bercinta. Tentu saja hanya akting. Lenguhan dan desahan itu semuanya tertulis dalam skenario dan jelas dipetakan kapan keduanya harus mendesah dan melenguh. Dan akhirnya selesai saat New bilang cut.

Lagi-lagi Mean merasakan sesuatu yang aneh saat mereka melakukan adegan itu. Aneh bukan tak suka, melainkan seolah sesuatu yang lama hilang kembali pada dirinya dan menghangatkan hatinya.

Plan dengan santai melihat adegan mereka di belakang layar dengan New dan beberapa staf lainnya. Mean juga ada di sana. Semuanya sempurna dalam satu kali take dan New lagi-lagi puas dengan hasilnya.

ROMANCE COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang