1. FALLING IN LOVE

494 44 0
                                    

"Ngghh, aaaah, Meaaaan, nnngh!" Plan mendesah panjang seraya menggelinjang hebat.

Mean terus menyodokkan naganya ke dalam lubang Plan dan ia mendesah panjang sambil meringis dan sesekali diselingi dengan rintihan yang dengan jelas menyuarakan kenikmatan.

Mereka berciuman mengakhiri percintaan lalu memejamkan mata dalam balutan selimut dan pelukan yang hangat.

***
Perjalanan mereka cukup panjang untuk bisa sampai ke ranjang meski mereka adalah teman kelas dan teman nongkrong juga. Mereka itu bukan hanya Mean dan Plan, melainkan beberapa orang lainnya, termasuk Perth, Sammy, Yacht, Gun, dan Tle.

Mereka anak Jurusan Teknik dari sebuah universitas negeri yang memiliki reputasi yang baik. Hanya orang-orang pintar yang bisa memasuki universitas ini dan ini artinya, kelompok itu juga orang-orang yang mengandalkan otak dan prestasi mereka supaya mereka bisa menjejakkan kakinya di kampus itu.

Sejak awal melihat Plan, Mean merasakan ada sesuatu yang berbeda di hatinya. Dari semua gejalanya, perasaan berbeda itu dimaknai dengan satu label, yaitu jatuh cinta.

Di mata Mean, Plan adalah orang yang memiliki kepribadian yang menarik dan baik. Ia cerdas dan menyenangkan. Meski ia agak tomboi, kecantikannya tak segan memancar dari wajahnya, senyumnya memberikan kehangatan dan cara bicaranya memberikan ketenangan.
Tak heran, Mean tergila-gila kepadanya.

Tak heran, Mean tergila-gila kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mean sendiri bukan orang sembarangan. Ia masuk ke dalam mahasiswa top di kampusnya karena kecerdasan, ketampanan dan kepribadiannya. Banyak mahasiswi yang mengaguminya dan mereka membuat fans club saking sukanya.

Di mata Plan, Mean orang yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di mata Plan, Mean orang yang menyenangkan. Ia sangat baik dan lembut khususnya ketika memperlakukan wanita. Siapa yang tak tertawan dengan pesona Mean Phiravich dan terlebih mereka dekat sebagai teman. Plan tentu saja merasa sangat beruntung. Ia menyukai Mean juga diam-diam tanpa mengetahui bahwa Mean juga memiliki perasaan yang sama kepadanya.

Sejalan dengan waktu, keduanya lebih menunjukkan rasa ketertarikan mereka. Sayangnya, keduanya tidak bisa sampai diujarkan sebab keduanya sudah sama-sama dimiliki.

Plan berpacaran dengan Blue Pongtiwat, anak kedokteran yang jadian sejak mereka di SMA, sementara, Mean sudah jadian dengan Neena, adik kelasnya di kampus tapi beda jurusan. Neena memgambil jurusan ankuntansi dan mereka bertemu karena mereka adalah Moon dan Star kampus.

Perasaan semakin lama ditekan bukannya semakin hilang, melainkan semakin menyiksa khususnya ketika mereka bersama baik itu karena mereka belajar kelompok atau karena nongkrong belaka.

Tubuh mereka lebih jujur. Toh ketika mereka bersentuhan secara tak sengaja, mereka sama-sama merasakan ada sesuatu yang mengalir hangat ke dalam tubuh mereka, yang langsung menyambung dengan hati.

Meskipun demikian, mereka sama-sama keras kepala. Keduanya bersikukuh menahan perasaan dan seolah bertanding siapa yang akan luluh duluan dan kemudian menyatakan perasaan.

Tampaknya pertandingan itu dimenangkan oleh Plan Rathavit saat suatu hari gang ini pergi liburan ke pantai pada akhir semester. Malam itu semua berkumpul di pinggir pantai, bernyanyi, bercanda, memainkan permainan, minum dan masih banyak lagi kegiatan yang semuanya mendefinisikan bersenang-senang.

Plan beranjak dari duduknya sebab Blue meneleponnya dan ia pergi menjauh dari keramaian supaya mereka bisa berbicara dengan jelas. Mean melihatnya sekilas, tapi, ia tak beranjak dari sana sebab ia tahu siapa yang memberinya panggilan  lewat telepon itu.

Sudah satu jam Plan belum kembali juga. Mean penasaran. Ia menyusul ke arah Plan berjalan dan dari kejauhan ia bisa melihat Blue menyusul Plan ke pantai dan tampaknya mereka terlibat pertengkaran yang hebat.

Plan menangis. Ia melempar kalung pasangan kepada Blue dan kemudian berlari meninggalkan Blue yang wajahnya terlihat tak kalah kesalnya.

Blue berjalan menjauh menuju parkiran dan Mean bisa melihat dengan jelas, ia membawa mobilnya keluar dari area pantai.

Mean diam sejenak. Ia berjalan menyusuri pantai menyusul Plan. Tapi ia tak menemukannya dan akhirnya ia memutuskan kembali setelah setengah jam mencari.

Tengah malam, Mean duduk di depan lobi hotel dan ia melihat Plan berjalan menuju ke arahnya. Wajahnya terlihat agak sedih sebab sorot matanya begitu layu.

"Kau tak apa-apa?" Mean menghampiri Plan dam itu membuatnya kaget.

"Ayo bicara," ujar Mean. Ia menarik lengan Plan dan berjalan menuju kolam renang di dalam hotel.

Mereka duduk bersebalahan di pinggir kolam renang. Kaki mereka sebagian masuk ke dalam kolam dan iseng mempermainkan air di dalamnya.

"Aku putus dengan Blue," sahut Plan setelah mereka lumayan lama diam.

"Alasannya?" tanya Mean sambil melirik ke arah Plan.

"Ia akan ke Amerika melanjutkan studinya dan tak mau LDR," sahut Plan.

"Kau oke?" tanya Mean.

"Aku tak punya pilihan," sahut Plan dengan nada yang sedih.

"Tenanglah! Kau masih punya aku," sahut Mean lagi.

Plan tersentak kaget dan ia melirik ke arah Mean.

"Maksudku dengan teman lainnya juga. Kami pasti akan menghiburmu," ujar Mean dengan nada canggung.

"Baaa!" teriak Plan dan memukul punggung Mean keras dan Mean jatuh ke dalam kolam karena ia tak mempunyai persiapan untuk bertahan.

"Astagaa!" Plan kaget.

Mean mengambang seolah ia mati. Plan tentu saja kaget. Ia dengan cepat berenang berusaha menyelamatkan Mean, tapi ternyata Mean mengisengi dirinya. Ia menarik Plan saat Plan memegang tangan Mean membuatnya sekali lagi kaget. Dan ia menarik leher Mean dan mereka berpelukan di dalam air.
Mereka sama-sama kaget dan malu.

"Kau iseng!" Plan mengerling kesal. Ia berbalik hendak berenang ke tepi, tapi Mean menariknya dan mencium Plan di bibirnya.

Plan melotot. Ia kaget, tapi tak lama kemudian, ia membalas ciuman Mean dan mereka berciuman lama di dalam kolam renang.

Keduanya membuka mata dan saling menatap dalam waktu yang lama.

"You're a good kisser," sahut Mean.

"Kau juga," sahut Plan.

Ia berbalik dan hampir akan berjalan menuju tepi kolam, tapi Mean memeluknya dari belakang.

"Aku menyukaimu, Plan," bisiknya.

Plan diam. Ia mencoba menahan perasaannya dan jelas tak bisa sebab tubuhnya tiba-tiba berputar menghadap Mean dan ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Mean dan menciumnya. Mereka berciuman lagi dan kemudian tertawa.

Mereka saling mengecup sebelum berenang ke tepi kolam dan setelah malam itu, ada banyak hal diam-diam menyenangkan yang mereka lakukan.

Bersambung

ROMANCE COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang