"Di mana dia?" tanya Plan sambil berlari menuju Sammy terengah-engah. Sammy menunjuk seorang perempuan yang tengah membenamkan wajahnya ke bantal sambil menangis tersedu-sedu di ranjangnya yang megah.
Plan berlari mendekatinya dan Sammy mengikutinya dari belakang. Ia duduk di tepi ranjang dan mengelus punggung Love dengan lembut.
"Love, kau kenapa?" tanya Plan dengan lembut.
Plan, Love, dan Sammy bersahabat sejak kecil. Mereka selalu bersama di manapun dan ke manapun mereka pergi sampai SMA akhirnya memisahkan mereka.
Alasannya, Plan memilih untuk homeschool sebab orang tuanya akan segera pindah ke Amerika untuk bekerja dan ia memilih untuk mempersiapkan dirinya daripada memasuki sekolah reguler.
Sammy dan Love masuk ke sekolah yang terkenal paling elit di Bangkok dan sekolah ini khusus bagi mereka orang-orang yang lahir dari keluarga kaya. Artinya Sammy, Plan, dan Love juga berasal dari lingkaran yang sama.
Namun, persaingan dan perundungan selalu mewarnai kisah sekolah, di manapun berada. Hal ini tak terlepas dari sekolah Sammy dan Love. Love dirundung habis-habisan oleh geng Neena dan kawan-kawan sebab mereka merasa bahwa Love sudah berani mendekati lelaki pujaan sekolah sekaligus pacar Neena yang bernama Mean.
"Kau menyukai lelaki yang bernama Mean ini, Love?" Plan menegaskan. Love dan Sammy bisa bercerita tentang hal yang terjadi setelah Love reda dari isak tangisnya.
"Tidak. Kami hanya teman satu kelompok di kelas Kimia. Mean orang yang sangat ramah dan baik. Ia selalu menolong banyak orang. Tapi, siapapun yang ditolong olehnya, pasti akan diancam Neena dan gangnya agar menjauh dari Mean," jelas Love.
"Dia sangat posesif, Plan. Dia tak hanya merundung semua gadis karena Mean, tapi juga kepada semua perempuan yang ia anggap lebih darinya. Dia orang yang iri hati dan tak boleh ada yang menyamainya," sahut Sammy.
"Wah, sangat menakutkan!" sahut Plan lagi.
"Kenapa kalian tak pindah sekolah saja, na! Seperti aku saja, homeschooling, bagaimana?" Plan mencoba memberikan solusi.
"Aku sudah bilang kepada ibu dan mereka tak menyetujuinya. Kau tahu homeschooling bukan hal yang biasa di Thailand, salah-salah kami tak bisa punya masa depan yang bagus dan orang tuaku sangat khawatir tentang itu," sahut Love lagi.
"Iya, Plan, Love benar. Orang tua kami tidak seperti orang tuamu yang berpikiran terbuka. Makanya kami senang kalau berbicara dengan mereka karena pandangan mereka sangat luas. Kami tak seberuntung dirimu," sahut Sammy dengan nada menyesal.
"Plan, kau tahu gara-gara Neena, ada banyak perempuan yang bunuh diri dan sekolah menutupi hal ini karena orang tuanya, selain orang tua Mean, adalah donatur terbesar sekolah. Orang tuanya juga ketua PTA makanya orang tua kami sangat takut," sahut Love lagi.
"Eh, itu kejahatan!" Plan membelalakkan matanya.
"Lantas apa yang ingin kalian lakukan?" tanya Plan lagi.
"Aku tak tahu. Yang jelas sekarang aku menjadi target mereka. Hidupku sudah dibuat tak tenang karena mereka pasti akan mengusikku terus," sahut Love lagi. Dan matanya yang indah itu mulai berkaca-kaca lagi.
"O, Love! Ayolah! Kau harus kuat!" sahut Plan.
"Aku tak sepertimu Plan! Kau jago membela diri. Semua klun kau ikuti dengan baik. Kau sempurna. Otakmu di atas rata-rata. Kau bisa menghadapi dia dengan semua yang kau punya, aku hanya punya air mata," sahut Love di sela isak tangisnya.
Di antara mereka bertiga, Plan memang paling kuat. Dia paling mandiri dan pemikirannya tidak mirip seperti orang Thailand yang sangatlah komunal. Sangat tipikal orang Asia!
Plan orang yang bebas. Orang tuanya mendidiknya menjadi orang yang kritis dan berkemauan serta punya pandangan sendiri sehingga kadang-kadang temannya tidak menyukai dirinya karena ia dianggap terlalu langsung dan mengungkapkan pikirannya.
Love, seperti putri yang harus selalu dilindungi. Ia sangat anggun dan baik hati. Ia juga sangat feminin tetapi mudah menangis baik karena terharu atau terenyuh akan sesuatu atau karena ia menerima perlakuan yang kasar.
Sammy, orang yang sangat lucu dan humoris. Ia selalu membuat keduanya tertawa dan ia sejak kecil meski badannya gembil, ia adalah orang yang paling setia dan tulus.
Persahabatan mereka sangat solid dan karena hal ini Plan sangat ingin melindungi temannya. Masih ada waktu satu tahun sebenarnya sampai ia pergi ke Amerika.
"Kalau begitu, aku akan bantu kalian. Kira-kira apa yang harus kita lakukan supaya Neena tak berbuat seperti itu lagi?" Plan menatap mereka berdua.
"Seseorang harus mengalahkannya dalam banyak hal. Kau bisa membuat Mean jatuh cinta kepadamu, kau harus merebut kedudukannya sebagai Miss popular dan kau harus bisa mengumpulkan bukti-bukti tentang kejahatannya," ujar Sammy.
"Itu tampak seperti misi yang mustahil. Kita bukan detektif. Dan perasaan tak bisa dipaksakan. Aku tak tertarik dengan dunia percintaan. Hidupku lebih bebas tanpa mereka," sahut Plan lagi.
"O, ayolah Plan! Bagaimana kalau kita kumpulkan orang-orang yang pernah mereka sakiti dan sesudah itu kita bisa membuat mereka membantu rencana kita," ujar Sammy lagi.
"Oke, baiklah. Berikan aku waktu untuk masuk ke sekolahmu, na!" ujar Plan lagi.
"Yeay!" Sammy dan Love bersorak bahagia.
Malamnya, Plan mempelajari siapa orang-orang yang kedua sahabatnua ceritakan tadi siang melalui internet. Tak sulit menemukan mereka sebab mereka memang terkenal seperti selebritis.
"Jadi, ini yang namanya Neena," ujar Plan sambil menatap foto perempuan seksi yang tengah berpose sensual.
Setelah itu, ia mengetik sebuah nama, Mean Phiravich lalu membaca profil dirinya.
"Dia suka bermain tenis rupanya," ujar Plan lagi.
"Baiklah, kurasa bisa mulai dari sana," sambungnya. Ia berbicara kepada dirinya sendiri.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE COLLECTION
RomanceTrack 1 This is a collection of romance short stories. Story cover by peakachupeem