"Kau dengan Plan awet juga,ya? Berapa tahun? Belasan ya!" Joss mengawali perbincangan.
Mereka bertemu di sebuah klub malam dan Plan pamit pulang duluan sebab ia masih ada urusan menangani beberapa dokumen kantor. Mereka sudah makan malam dan Plan tak bisa menemani mereka minum seperti biasanya.
"Uhm, hampir 17 tahun," sahut Mean memastikan. Ia meminum martininya.
"Wah, kenapa kalian tidak menikah saja?" canda Joss sambil menuangkan minumannya ke gelas.
Uhuk! Uhuk!
Respons dari Mean yang menunjukkan kekagetan dan hal di luar dugaan. Ia mengelus dadanya pelan untuk memulihkan keadaannya.
"Kami sahabat, Joss!" jawab Mean setelah ia lebih tenang.
"Sahabat tapi bercinta?" Joss lagi-lagi bercanda.
"Joss, jangan memancingku," sahut Mean.
"Aku tak pernah percaya ada persahabatan antara lelaki dan perempuan, pada akhirnya kalian akan berakhir di ranjang."
Joss tersenyum."Apa itu sebuah keharusan?" Mean bertanya dengan nada yang sinis.
"Hanya kepercayaanku. Tapi, baguslah! Kau benar-benar tak ada hubungan dengan dia kecuali teman, bukan?" tanya Joss dengan nada seolah ingin memastikan.
"Iya," jawab Mean mantap. Ia kemudian medekatkan lagi gelas ke mulutnya dan minum.
"Boleh aku mendekatinya?" tanya Joss.
Sekali lagi Joss mendapat jawaban batuk dari Mean dan Mean langsung mengelus lagi dadanya.
"Sudah kubilang jangan memancingku," nada Mean lebih tegas.
"Siapa yang mancing? Aku serius. Aku menyukai dia lumayan lama. Bagiku, dia perempuan cantik yang misterius dan tatapan matanya terkadang binal dan alami. Aku suka perempuan seperti itu," terang Joss berbicara dengan nada serius.
"Taik kucing! Paling kamu hanya ingin mencicipi dia. Cassanova macam kau!" Mean mendelik.
Joss tertawa.
"Dia belum punya pacar, bukan?" Joss memastikan.
"Aku nggak tahu," jawab Mean.
"Olahraga kesukaannya apa?" tanya Joss lagi.
Mean menggelengkan kepalanya.
"Minuman favoritnya?" tanya Joss lagi.
Mean mengeleng lagi.
"Dia masih perawan?" Joss nyengir.
Mean membelalakkan matanya. Ia hampir melempar gelas kepada Joss jika Joss tak segera bilang bahwa ia tengah bercanda.
"Mean, gimana sih? Katanya sahabat, kenapa seolah kau tak kenal dia," nada Joss agak kesal.
Deg. Mean tersentak kaget. Kata-kata dari Joss yang ini sangat mengena di hati Mean. Benar. Ia tak pernah tahu pasti siapa orang istimewa Plan dan apa yang bia sukai.
Saking penasarannya, ketika pulang, ia mulai membuka-buka media sosial yang dipunyai Plan dan IG pun hanya menunjukkan bahwa Plan berteman dengan sangat sedikit orang, dan terdaftar dalam keanggotaan yang hanya berhubungan dengan karir dan hobinya saja.
Ia terus mencari sampai ia menemukan bahwa satu-satunya orang yang selalu aktif ia lihat dan berikan tanda suka selain dirinya adalah Perth Tanappon. Tidak pernah berkomentar memang, hanya meng-klik tanda suka.
Mean merebah di kursi kerjanya. Ia sengaja mulai menggali memori yang ia bagi dengan Perth dan Plan dan hei hasilnya ternyata sangat menakjubkan.
Kilasan memori dalam pikiran Mean menunjukkan dengan jelas bagaiamana mata Plan berbinar saat ia pertama kali bertemu Perth dan kemudian berubah sendu saat ia tahu bahwa Perth sudah punya pacar.
![](https://img.wattpad.com/cover/238969079-288-k654472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE COLLECTION
RomanceTrack 1 This is a collection of romance short stories. Story cover by peakachupeem