"Meaan!" suara Plan agak keras. Dia berdiri di ambang pintu kelas Mean dengan secarik kertas di tangannya. Mean yang tengah asyik mengobrol dengan beberapa teman kelas lainnya menoleh dan ia membelalakkan matanya, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Plan bahkan melambaikan tangannya sambil tersenyum.
Dengan cepat ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah Plan. Selama berjalan, ia tahu semua temannya memperhatikan dirinya, sama herannnya mengapa Plan tiba-tiba muncul di hadapan Mean dan memanggil nama Mean seolah mereka sudah dekat.
"Ada apa?" tanya Mean dengan nada heran.
"Ini," ujar Plan sambil memebrikan secarik kertas.
"Apa ini?" Mean menerima kertas dan membukanya.
"Itu nomor HP Perth. Aku tak punya nomormu. Kalau aku punya, aku tak akan repot datang ke sini. Dia akan bertemu denganku akhir Minggu ini. Jika kau ada waktu, kau bisa bertemu dengannya akhir minggu ini. Dia sangat ingin bertemu denganmu. Aku bercerita kepadanya tentangmu," sahut Plan menjelaskan panjang lebar.
"O, begitu?" Mean menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, itu saja, bye," sahut Plan cepat dan ia kemudian berlalu dari Mean yang masih terkesima. Tak lama kemudian, ia baru tersadar dan ia kemudian berlari mengejar Plan.
"Plaaaan!" teriak Mean sambil menuruni tangga. Plan yang masih berjalan di lorong menoleh dan menatap Mean heran.
"Ada apa?" giliran Plan yang bertanya.
"Kau perlu nomor Hpku?" tanya Mean tersengal. Plan menatap Mean sejenak dan diam seolah berpikir.
"Kurasa Perth memerlukannya, bukan aku," sahut Plan sambil tersenyum.
"O, begitu." Nada Mean lemas. Plan tersenyum.
"Tapi, kalau kau mau memberikannya kepadaku, aku tak keberatan," sahut Plan sambil menyodorkan HPnya.
Mean mengangkat wajahnya sumringah dan mengambil Hp Plan dari tangannya. Dengan cepat, ia mengetik dan menyimpan nomornya di Hp Plan dan kemudian meneleponnya agar ia juga bisa mempunyai nomor Plan.
"Sudah," sahut Mean sambil memberikan kembali HP Plan.
"Okay," sahut Plan dan mereka berpisah di sana.
***
Pagi sekitar pukul sebelas di sebuah kafe, seorang anak muda memarkir motornya di samping kafe. Ia membuka helmnya setelah mematikan mesinnya dan mengambil kuncinya lalu memasukannya ke saku.
Ia berjalan menuju pintu kafe sambil mengedarkan matanya ke sekelilingnya dan brug! Ia bertabrakan dengan seorang perempuan saat ia memasuki kafe dan bajunya kena tumpahan kopi yang dibawa sang perempuan."Astagaa!" ujar sang perempuan dengan kaget. Ia menutup mulutnya dan dengan cepat mengambil tisu dari tas kecilnya dan mengelap bagian baju yang kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE COLLECTION
RomantizmTrack 1 This is a collection of romance short stories. Story cover by peakachupeem