07. Botol Kesayangan (2)

7.4K 1K 10
                                    

07. Botol Kesayangan (2)

Berjalan dengan kaki yang di hentak-hentakan, kesal benar-benar kesal, sedari tadi mulut Lisa tak bisa diam, mengapsen berbagai hewan haram dari mulutnya itu.

Berbagai umpatan serta kutukan ia timpakan pada saudari tirinya, Nana. Bagaimana tidak? Pasalnya pagi tadi Nana mencari masalah lagi dengannya.

Masih ingatkah kalian tentang botol yang pernah menjadi saksi bisu antara ciumannya dengan Jungkook yang secara tidak langsung, di lapangan waktu itu?

Ya, botol itu sudah musnah, Nana tau kalau botol itu sangat berharga bagi Lisa, ia sengaja menggunting-gunting botol tersebut hingga terbentuk beda dan di jadikan salah satu kelopak bunga untuk mahakarya nya.

Alasannya? Nana teman Bona, urusan Bona juga urusan Nana, itu sih katanya.

Dan sialnya lagi, Lisa telah melampiaskan kekesalannya itu pada Jungkook.

BRRUUGGHH!!

"Bangsat!"

Reflek, mulut Lisa mengumpat begitu saja kala tak sengaja menubruk benda keras di hadapannya, hingga mau tak mau bokongnya lah yang harus mencium kerasnya lantai koridor.

Lisa mendongak, menatap seorang cowok yang tengah mengulurkan tangan padanya. Bukannya menyambut uluran tangan tersebut, Lisa justru menepis kasar tangan cowok itu, kemudian bangkit sendiri tanpa bantuan.

"Kalau jalan tuh pake mata!" sentak Lisa.

"Di mana-mana juga orang kalau jalan pake kaki, bukan pake mata," jawab cowok itu begitu enteng, alis tebalnya terangkat sebelah hingga menunjukan ekspresi tengil yang membuat Lisa semakin kesal.

"Kaki juga punya mata kali!" sungut Lisa, menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

"Lah? Emang ada?" tanya cowok itu dengan wajah polos nan tampannya.

Lisa memutar bola matanya malas, ia sedikit membungkukan tubuhnya dengan tangan yang terulur ke bawah,

cewek itu mengetuk-ngetuk benjolan di kakinya. "Ini apa?"

"Mata kaki?"

"Nah, itu tau!" Lisa kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi, berjalan melewati cowok tampan itu begitu saja.

Mendengus kesal, cowok itu terlihat mengatur nafasnya sebisa mungkin. "Mata kaki gak bisa lihat, bego!"

Lisa menghentikan pergerakannya, perlahan ia kembali membalikan tubuh dan menatap cowok itu dengan tatapan remeh.

"Makanya, kalau punya mata kaki tuh jangan tunanetra!" cetusnya, kemudian melenggang pergi meninggalkan cowok itu yang masih menganga di buatnya.

"Taehyung?"

Yup, dia Taehyung, cowok yang baru saja menjadi korban kekesalan Lisa.

Cowok itu masih setia menatap punggung Lisa, ia sedikit berdehem ketika mendengar suara seorang cewek yang memanggil namanya.

"Tae, lagi liatin apa sih?"

Taehyung tersadar, menoleh ke arah Nana dengan senyuman kikuk.

"Hm? Kenapa?"

Nana membalas senyum, tangannya bergerak dan menggelayut ke lengan kekar Taehyung. "Ke kantin yuk,"

"Aduh, Na. Harus sama gue ya?"

"Iya, emang kenapa? Gak bisa?"

"Bukannya gak bisa, lain kali aja gimana? Gue buru-buru nih." meski sedikit kesusahan, Taehyung akhirnya bisa melepas lengan Nana dari pergelangannya.

"Eh? Tae! Jangan pergi dong!" teriak Nana, berlari sedikit tergopoh-gopoh untuk mengejar Taehyung yang meninggalkannya.

***

"Lah? Nih anak kenapa? Runyem banget mukanya." kekeh Jennie yang sedang sibuk mengobrak-abrik isi lokernya, sedikit melirik Lisa melalui ekor matanya.

"Jenn, gimana dong?" tanya Lisa terkesan seperti ingin menangis sekarang juga.

"Gimana apanya? Kagak jelas banget!" cetus Jennie membuat Lisa mendengus kesal.

Lisa menghentak-hentakan kakinya, kemudian mengubah posisi, menghadap ke arah Jennie.

"Botol air minum gue!! Udah di ancurin sama Nana!!"

"Botol air minum? Yang sering lo bawa-bawa itu? Botol bekas yang sering di isi ulang?"

Bukannya melebih-lebihkan, hanya saja memang begitu kenyataanya, Lisa terlalu menyayangi botol itu, entah ada apa di balik botol tersebut, padahal itu tidak lebih dari sebuah botol bekas yang seharusnya di buang ke tempat sampah. entah mengapa begitu berharga di mata Lisa.

"Iya Jenn! Padahal gue pengen simpan buat beberapa tahun lagi." ungkap Lisa dengan bibir yang mengerucut sempurna.

"Segitu berharganya buat lo ya?"

"Banget," jawab Lisa, dengan wajah lesuhnya.

"Ya udah sih Ya, kalau menurut gue sih gak penting-penting amat, beli yang baru juga bisa kok."

"Gak bisa di beli!! Kecuali kalau Jungkook mau ciuman lagi,"

"Hah? Apa?"

Lisa tersentak kaget saat menyadari keceplosannya di hadapan Jennie, namun di saat itu pula terlintas ide yang menurutnya cukup bagus untuk mengobati kekesalannya ini.

"Eh? Apa? Gue ngomong apa barusan?" baiklah, Lisa merasa sedikit ambigu sekarang.

Jennie memutar bola matanya malas, "elo tadi ngomong soal ciuman, nyebut nama Jungkook juga."

"Hah? Emang iya?"

"Iya, Bego!"

"Ah, elo kali yang salah denger." Lisa tertawa hambar sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sikapnya itu justru membuat Jennie semakin curiga.

"Gue gak salah deng–"

"Maaf Jenn! Gue buru-buru! Gue tinggal duluan ya, BYE!!"

Jennie mendengus kesal kala sahabatnya itu berlari pergi meninggalkannya, terdapat sedikit pertanyaan juga yang bersarang di fikirannya.

Ciuman? Jungkook?

Masa iya dia salah dengar?

Kan gak mungkin.

Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang