09. Sayang Juga?
Berjalan dengan kepala yang tertunduk, memandangi kedua kakinya yang bergantian melangkah maju ke depan.
Punggungnya masih terasa merinding karena perkataan Jungkook yang cukup menyelekit tajam di pendengarannya.
Lisa menghela nafas cukup panjang, ia mendongak, menatap langit-langit koridor dengan pandangan menerawang.
Cewek itu berjalan ke samping koridor, mengambil duduk di kursi taman dengan langkah gontay, mengingat-ingat kembali bagaimana Jungkook berhasil menumbuk perasaannya.
Lisa sadar kok, cowok berhati batu seperti Jungkook pastinya sangat sulit untuk di taklukan, apa kalian fikir Lisa tidak lelah? Tentu lelah! Terkadang rasa ingin menyerah terbesit di fikirannya, namun tak pernah berhasil ketika kembali bertemu dengan Jungkook.
"Gue juga capek ngejar lo. pengen berhenti, tapi rasanya susah banget,"
"kalau lo mah enak, tinggal ngomong gak suka sama gue, tapi gue? Gue udah terlanjur terjebak sama perasaan gue sendiri, susah banget buat sekedar ngejauhin lo, ngerti maksud gue gak sih?"
"Eh iya, mana mungkin lo ngertiin gue, lo kan gak pernah suka sama gue,"
Lisa menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, memandang lurus ke arah depan, tepat di hadapannya saat ini terdapat lapangan upacara yang begitu luas dengan tiang bendera merah putih di pojok kanannya.
Pandangannya teralihkan pada pohon pelindung di sebrang lapangan, di mana di sana terdapat memory beberapa jam yang lalu, tentang ia dan Jungkook yang berbincang hanya untuk beberapa saat.
Saat Jungkook di hukum berjemur di tengah lapangan oleh Bu Puspa, dan Lisa yang datang membawakannya sebungkus roti dan air mineral.
Wait! Air mineral?
Apa Jungkook sempat meminum air mineral pemberian Lisa tadi pagi?
Lisa menegakan punggungnya.
Cewek itu beringsut, berlari sekencang mungkin, melewati luasnya lapangan sekolah bahkan menerobos ke tengah-tengah kerumunan anggota cheerleaders yang sedang berlatih.
Tak perduli dengan tatapan-tatapan aneh dari siswa lain yang kebingungan akan tingkahnya. sungguh, ia benar-benar tak perduli, yang ia pedulikan adalah botol air mineral yang sempat ia berikan pada Jungkook pagi tadi.
Tak cukup waktu lama, Lisa sudah berdiri di bawah pohon rindang tersebut.
Kepalanya mulai menoleh kesana kemari, mencari dengan teliti di mana letak botol tersebut berada. jika ia berhasil menemukan botol tersebut, maka akan di simpannya sebaik mungkin sebelum akhirnya ia menjauh dari Jungkook.
Ya, Lisa memang berencana untuk menjauh dari Jungkook, secara perlahan-lahan. Doakan saja usahanya itu berhasil, pasalnya Lisa bukanlah tipe cewek yang gampang 'Move On'
Cewek itu mulai berjongkok, meraba-raba rerumputan halaman, dengan mata yang bergerak ke segala arah agar tidak luput dari pandangannya.
"Kok gak ada ya?" gumam Lisa yang mulai merasa usahanya ini akan berakhir sia-sia.
Apa Jungkook sudah membuang botol itu?
"Kayaknya udah di buang deh." ia menegakkan punggungnya, bangkit kemudian mulai berjalan menghampiri tong sampah yang tak jauh dari sana, mungkin saja botol itu sudah di buang ke tempat sampah.
"Eww, kotor." Lisa menggeliat jijik kala penutup tong sampah terbuka hingga menampakan berbagai kotoran di dalam sana.
Ia menghela nafas cukup panjang, berusaha menahan rasa jijik dengan menahan pernafasan di hidung, cewek itu merentangkan otot-otot tangannya sebelum akhirnya mulai mengotak-atik isi tong sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...