42. Kembalinya Jungkook.
Berulang kali Lisa mengusap pipinya kasar. Ia mempererat pegangan dikopernya sembari berjalan ditepi trotoar dengan tatapan kosong, hari ini benar-benar melelahkan, Lisa capek, ingin pergi saja dari dunia ini, tapi Lisa takut mati, takut jika nantinya ia masuk neraka, bukan surga.
Ia berhenti dihalte buss, mendudukan tubuhnya disana sembari memeriksa saku seragamnya, ia menghela nafas saat mengetahui tidak ada selembar uang pun disana, pikirannya kembali melayang, mengingat raut kekesalan milik Heesun yang seakan-akan berkata benar-benar membencinya.
Lisa menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, menahan bulir-bulir air mata yang siap kembali keluar kapan saja dari pelupuk matanya, dibalik jemari lentik yang tengah menutup wajahnya, terdapat senyuman getir, tersenyum saat mendapat kenyataan bahwa Mamanya sendiri memang membencinya.
Tanpa disadari, seseorang sudah mengambil posisi duduk disampingnya.
"Sa ...." ujar Yerin begitu lembut, tatapannya lurus kedepan tanpa menengok ke arah lawan bicaranya. "Syukur deh, akhirnya lo dibebasin juga dari rumah itu." lanjutnya lagi, membuat Lisa menoleh ke arahnya sembari menghapus air mata di pipinya dengan wajah bingung, tidak mengerti akan maksud ucapan cewek disampingnya ini.
"Lo seneng gue di usir?"
"Anggep aja gitu." jawab Yerin begitu enteng.
"Kenapa? Bukannya itu masalah karna gue gak punya tempat tinggal lagi?"
"Lo punya banyak tempat tinggal, Lisa. Lo terlalu sibuk sama Mama lo itu, sampe lo gak nyadar, masih banyak orang disekitar lo yang sayang sama lo, lo bisa tinggal dirumah gue, dirumah Yuqi, dirumah Dahyun, atau dirumah ...," Yerin tak melanjutkan ucapannya lagi, ia tak mau menyindir nama Jennie didepan Lisa, ia tau betul masalah yang di alami kedua sahabat itu.
Lisa menundukan kepalanya, terdapat satu nama yang terbesit dibenaknya. ‘Jennie.’
"Segitu sayangnya ya lo sama Mama lo itu?"
Lisa tersenyum kecut, tanpa menoleh ke arah Yerin, "Siapa sih yang gak sayang sama Mamanya sendiri?"
Yerin menghela nafas sejenak. "Lo boleh sayang sama dia, tapi, lo juga harus mikir, cukup maafin dia aja udah cukup buat nunjukin rasa sayang lo ke Mama lo itu, jangan hanya karna karna kata sayang, lo rela diperlakuin kayak gitu, sekarang apa? lo sendiri kan yang capek ngadapin sikap Mama lo, dan tanpa sadar, lo ngelampiasin rasa capek lo itu ke orang-orang disekitar lo."
Lisa termengu mendengar ucapan Yerin, membenarkan ucapan Yerin, terlebih saat mengingat dirinya beberapa waktu yang lalu membentak Taehyung, ia tak bermaksud berucap kasar pada Taehyung, ia hanya lelah, ia butuh pelampiasan saat itu, benar kata Yerin, tanpa sadar, ia telah menjadikan orang-orang disekitarnya sebagai bahan pelampiasan kesal, seperti Taehyung dan Jennie.
Lisa menyesal.
"Lo sayang 'kan sama Mama lo?" tanya Yerin lagi.
Lisa mengangguk sebagai jawaban.
"Cukup maafin perbuatan dia ke elo selama ini, setelah itu, lo gak perlu mikirin dia lagi, dia benci sama lo? Lo cukup menjauh aja, hidup itu gak boleh dibawa pusing, semakin lo mikirin masalah lo, semakin besar pula masalah itu."
Lisa menolehkan kepalanya ke arah Yerin dengan tatapan tak percaya, begitupun Yerin yang juga sama terkejutnya dengan ucapannya barusan, kata-kata yang begitu bijak, jarang sekali seorang Yerin berkata bijak seperti tadi.
"Anjay, ngomong apa gue barusan?" tanya Yerin yang sepertinya kesurupan beberapa saat.
Lisa tertawa melihat tingkah konyol Yerin, ia tertawa puas sembari mengusap air matanya, Yerin yang melihatnya pun ikut merasa senang, senang akhirnya Lisa merasa tak terbebani lagi dan senang karena dirinya lah yang membuat Lisa tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...